Konflik Rusia Vs Ukraina
Panglima Tentara Inggris Sebut Mustahil Rusia Bisa Kuasai Seluruh Ukraina: Kehabisan Orang
Panglima tentara Inggris menjelaskan mengapa Rusia saat ini secara strategis sebenarnya sudah kalah dari Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
"Mengokupasi warga yang tidak mau diokupasi bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan," kata Wallace.
Wallace mengatakan hal tersebut pernah dialami Nazi dan saat ini dialami oleh Rusia.
Sindiran menyebut Putin menyerupai Hitler bukan kali pertama terjadi.
Sebelumnya, sindiran disampaikan oleh Wali Kota Mariupol Vadym Boychenko.
Vadym menyebut, Putin jauh lebih sadis ketimbang Adolf Hitler gara-gara banyaknya jumlah korban tewas di Mariupol.
Selain lebih sadis, Vadym juga menyebut Putin lebih jahat dibanding Hitler.
Baca juga: Saat Wawancara Eksklusif, Menlu Rusia Tuduh BBC Tidak Beritakan soal Pasukan Ukraina Bom Warga Sipil
Baca juga: Menlu Rusia Tanggapi Aksi Pasukan Putin Sekap Ratusan Warga Sipil di Basemen: Sangat Disayangkan
Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, Vadym membandingkan jumlah korban jiwa pada era perang dunia kedua dan era konflik antara Rusia dan Ukraina di tahun 2022 ini.
Diketahui pada era perang dunia dua total ada 10 ribu orang di Mariupol dibunuh dalam waktu dua tahun okupasi.
Sedangkan dalam waktu dua bulan invasi, menurut klaim Vadym tentara Rusia telah membunuh lebih dari 20 ribu orang.
"Putin adalah kejahatan yang lebih besar dan kita harus menghentikannya," kata Vadym.
Vadym menyampaikan, ribuan warga sipil lainnya kini terancam tewas seiring berjalannya waktu karena pembusukkan jasad korban perang akan meracuni suplai air bersih.
"Orang-orang ketakutan. Tidak ada listrik atau bensin, tidak ada makanan, tetapi masalah paling mendesak saat ini adalah air minum," kata Vadym.
"Suhu semakin hangat dan menurut estimasi dokter, kita dapat menduga datangnya penyakit menular yang akan mengancam ribuan nyawa warga sipil."
"Jasad dikubur di seluruh penjuru kota," kata Vadym.
Sebelumnya, pemerintah Ukrania pernah mengunggah kecaman atas serangan Rusia ke wilayahnya di media sosial.