Konflik Rusia Vs Ukraina
Sebut Ukraina Munafik seperti di Mariupol, Rusia Bantah Larang Warga Sipil Keluar dari Pabrik Azot
Pejabat Rusia menyebut pemerintah Ukraina bersikap munafik terkait nasib warga sipil yang terjebak di pabrik kimia Azot, Severodonetsk.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Pejabat Rusia menyebut pemerintah Ukraina bersikap munafik terkait nasib warga sipil yang terjebak di pabrik kimia Azot, Severodonetsk.
Sikap yang sama diklaim pernah ditunjukkan saat insiden pengepungan di pabrik Azovtal, Mariupol.
Sama seperti di Mariupol, Rusia menekankan pasukannya tak pernah menahan warga sipil untuk menyelamatkan diri.

Baca juga: Diculik Tentara Rusia, Ibu di Ukraina dan Bayinya Dikurung di Basemen Bersama 300 Warga Sipil
Baca juga: 200 Mayat Ditemukan di Bunker Gedung di Mariupol, Berikut Kondisi Terkini Perang Rusia dan Ukraina
Dilansir TASS, Rabu (15/6/2022), Mikhail Mizintsev, kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia,mengatakan tidak ada hambatan lain bagi warga sipil untuk meninggalkan pabrik Azot di Severodonetsk.
Ia menilai justru keputusan Kiev dan pihak nasionalislah yang melarang orang-orang tersebut untuk keluar.
Hal ini diklaim sebagai strategi untuk menjadikan para tentara dan tentara yang terjebak sebagai tameng manusia.
"Federasi Rusia secara terbuka dan resmi menyatakan bahwa tidak ada hambatan untuk keluarnya warga sipil dari wilayah pabrik Azot, dengan pengecualian keputusan prinsip dari otoritas Kiev dan komandan unit nasionalis untuk terus menjaga warga sipil sebagai perisai manusia,” tegas Mizintsev dikutip TribunWow.com.
Ia mengklaim Kiev dengan munafik tidak memberikan perintah kepada tentaranya untuk menghentikan serangan.
Seperti yang terjadi di pabrik Azovstal di Mariupol, Mizintsev menyebut mereka yang bertahan di pabrik Azot hanya dijadikan martir.
Jenderal tersebut mengatakan warga sipil disandera di pabrik dan diabaikan.
"Rezim Kiev sekali lagi menunjukkan wajah aslinya dan ketidakpedulian total terhadap kehidupan wanita tak berdosa, anak-anak dan orang tua, yang ditawan oleh teroris gila di pabrik Azot," tuding Mizintsev.
Sementara itu, dilaporkan sekira 12 ribu warga Kota Severodonetsk kini tengah terjebak di dalam kota tak bisa keluar.
Mayoritas dari mereka berlindung di bunker di bawah pabrik kimia Azot.
Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, selama beberapa minggu ini, Severodonetsk telah menjadi tujuan utama pasukan militer Rusia.
Warga Severodonetsk yang terjebak di dalam kota tengah hidup dalam kondisi yang mengkhawatirkan karena minimnya persediaan air dan buruknya sanitasi.