Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Klaim Putin Didukung Xi Jinping untuk Perangi Ukraina, China Keluarkan Pernyataan Berbeda
Rusia mengklaim Presiden China Xi Jinping telah mendukung legalitas perang yang sedang berlangsung di Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Rusia mengklaim Presiden China Xi Jinping telah mendukung legalitas perang yang sedang berlangsung di Ukraina.
Pernyataan itu diberikan Xi Jinping setelah berbincang dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Xi Jinping dikatakan menyadari alasan invasi Rusia ke Ukraina setelah mendapatkan penjelasan dari rekannya tersebut.

Baca juga: Puji Kesetiaan China, Rusia Ungkap Masa Depan Hubungan dengan Negara-negara Barat
Baca juga: Merasa Dikhianati Barat, Pejabat Rusia Isyaratkan akan Dekati Negara Lain yang Berpotensi
Dilansir TribunWow.com dari Newsweek, Kamis (16/6/2022), pembicaraan antara dua kepala negara itu berlangsung pada Rabu kemarin.
Pernyataan China ini diklaim merupakan salah satu perubahan paling signifikan sejak konflik dimulai lebih dari 100 hari yang lalu.
"Vladimir Putin memaparkan penilaian prinsipnya tentang situasi di Ukraina dan tugas-tugas yang ditangani selama operasi militer khusus," kata Moskow dalam pembacaan panggilan telepon 15 Juni, yang berlangsung pada kesempatan ulang tahun ke-69 Xi Jinping.
"Presiden China mencatat legitimasi tindakan Rusia untuk melindungi kepentingan nasional fundamental dalam menghadapi tantangan keamanannya yang diciptakan oleh kekuatan eksternal."
Namun, versi Rusia mengenai percakapan kedua Putin dan Xi Jinping sejak invasi ke Ukraina itu berbeda dengan kutipan yang dirilis oleh Beijing.
Dikatakan bahwa sang pemimpin China menyampaikan negaranya telah membuat penilaian independen tentang penyebab konflik tersebut.
"Semua pihak harus mencari resolusi yang tepat untuk krisis Ukraina dengan cara yang bertanggung jawab. China akan terus memainkan peran konstruktif dalam hal ini," kata Xi Jinping kepada Putin yang dikutip Kementerian Luar Negeri China mengenai Ukraina.
Pernyataan Rusia dan Cina yang berbeda dinilai tidak terlalu mengejutkan.
Pasalnya, kedua negara tersebut ingin menonjolkan posisi yang paling selaras dengan kepentingan nasional mereka.
Tetapi pilihan kata Kremlin, khususnya penggunaan ungkapan 'legitimasi', secara tidak langsung menyatakan pengaruh politik Beijing untuk menantang pandangan Barat tentang perang Ukraina yang disebut tidak sah.
Namun, pada saat yang sama, langkah itu berisiko akan semakin merusak citra China di antara mitra dagang utama di Eropa dan Amerika Utara.
Sejauh ini, China tidak secara terbuka mengutuk perang Rusia, tetapi juga tidak secara terbuka mendukung tindakannya di Ukraina.
Baca juga: Kenal Dekat Putin, Sutradara Asal AS Buka-bukaan soal Rekam Jejak Kesehatan sang Presiden Rusia
Baca juga: Viral Para Wanita Protes ke Putin, Suami Tak Pulang sejak Dikirim ke Ukraina: Kami Semua Tertipu