Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Mulai Bagikan Paspor untuk Warga Ukraina, Putin Diduga Sengaja Percepat Strategi Penjajahan
Otoritas Rusia yang menduduki Ukraina selatan dikabarkan telah mulai membagikan paspor Rusia kepada penduduk Kherson dan Melitopol.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Otoritas Rusia yang menduduki Ukraina selatan dikabarkan telah mulai membagikan paspor Rusia kepada penduduk Kherson dan Melitopol.
Ukraina mengutuk penciptaan kewarganergaraan Rusia di wilayahnya dengan istilah Rusifikasi.
Dengan strategi ini, Presiden Rusia Vladimir Putin diduga telah mempercepat prosedurnya untuk mencaplok wilayah Ukraina.
Baca juga: Ulangi Insiden Mariupol, Rusia Serang Warga yang Berlindung di Pabrik Kimia Azot Ukraina Timur
Baca juga: Rusia Paksa Penduduk Kherson Gunakan Uang Rubel, Ini yang Dilakukan Warga untuk Melawan
Dilansir TribunWow.com, kantor berita Rusia Tass yang dikutip BBC,mengatakan 23 warga Kherson pertama mendapatkan paspor Rusia pada sebuah upacara pada hari Sabtu (11/6/2022).
Tass mengatakan ribuan telah melamar mereka, tetapi klaimnya tidak dapat diverifikasi.
"Semua rekan Khersonite kami ingin menerima paspor dan kewarganegaraan (Rusia) sesegera mungkin," kata Gubernur militer yang ditunjuk Rusia di Kherson, Volodymyr Saldo.
Ukraina mengecam langkah itu sebagai pelanggaran mencolok terhadap integritas teritorialnya.
Pemerintah Kiev mengatakan bahwa keputusan Presiden Putin itu secara hukum tidak berlaku.
Kebijakan tersebut mengikuti distribusi paspor Rusia kepada penduduk wilayah Ukraina yang telah diduduki pasukannya sejak 2014, Krimea dan sebagian besar Donbas.
Diketahui,Rusia mencaplok Krimea dan menciptakan republik rakyat gadungan di Donetsk dan Luhansk, dan menjadi tindakan yang dikutuk secara internasional.
Ukraina sekarang khawatir proses yang sama sedang berlangsung di daerah-daerah yang direbut oleh pasukan Rusia dalam invasi saat ini.
Begitu penduduk setempat menjadi orang Rusia, Kremlin dapat mengklaim bahwa mereka harus 'melindungi' warganya.
Ada pula laporan bahwa pemerintah Rusia memerintahkan penduduk menggunakan rubel, bukan hryvnia mata uang Ukraina, di Kherson.
Adapun Melitopol yang berada di wilayah tenggara Zaporizhzhia, sebagian besar sekarang dipegang oleh pasukan Rusia, termasuk pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa.
Sementara, di Krimea dan Donbas yang dikuasai Rusia, Rusia telah memperkenalkan rubel dan memaksa sekolah untuk mengadopsi kurikulum Rusia.