Konflik Rusia Vs Ukraina
Biden Ngaku Sudah Peringatkan Ukraina soal Invasi Rusia: Zelensky Tidak Mau Mendengar
Presiden Amerika Serikat (AS) menyatakan telah memperingatkan Ukraina soal invasi pasukan militer Rusia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Aslin bercerita, dirinya berharap dulu bekerja sebagai warga sipil biasa, tidak membantu pasukan militer Ukraina dalam konflik melawan Rusia.
"Mereka (pemerintah Ukraina) dapat dengan mudah mengakhiri perang. Mereka memiliki kesempatan tetapi mereka memilih untuk tidak (mengakhiri)," kata Aslin.
"Karena saya pikir uang turut terlibat," ujarnya.
Saat ini Aslin mengaku merasa ditelantarkan oleh pemerintah Inggris dan Ukraina.
Menurut Aslin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tidak pernah mengungkit nasib para warga Inggris yang tertangkap.
"Saya harus bertanya kepada pemerintah Ukraina, jika Anda menganggap kami sebagai pahlawan, mengapa Anda bertingkah seakan-akan kita tidak ada," kata Aslin.
Perhatian dunia internasional saat ini tengah tertuju kepada dua warga negara Inggris yang dijatuhi vonis hukuman mati dalam pengadilan di Donetsk.
Kedua warga Inggris tersebut adalah Aiden Aslin dan Shaun Pinner yang menyerah kepada pasukan militer Rusia saat membantu tentara Ukraina.
Kabar vonis hukuman mati terhadap Aslin dan Pinner ramai diberitakan oleh media-media barat terutama media asal Inggris.
Mayoritas media Inggris fokus terhadap status Aslin dan Pinner yang seharusnya tak bisa diberikan vonis hukuman mati.
Dikutip TribunWow.com, sementara itu media Rusia menyoroti bagaimana minimnya pertolongan pemerintah Inggris terhadap warganya.
Channel One, kanal televisi milik pemerintah Rusia menyoroti permohonan ampun yang disampaikan oleh Aslin.
Channel One meliput bagaimana Aslin meminta maaf kepada para penduduk Donetsk, dan meminta agar hukumannya diringankan.
"Saya berharap untuk diberikan hukuman lain," kata Aslin disiarkan dalam kanal televisi Channel One.
Sementara itu kanal televisi milik pemerintah Rusia lainnya yakni Rossiya 1 memberitakan bagaimana otoritas Inggris tidak melakukan upaya untuk berkomunikasi dengan pimpinan Republik Rakyat Donetsk demi keselamatan Aslin dan Pinner.
Tabloid Komsomolskaya Pravda menyampaikan terdapat masalah besar di mana pemerintah Inggris berniat mengajukan banding namun di sisi lain pemerintah Inggris tidak mengakui Republik Rakyat Donbas sebagai negara independen. (TribunWow.com/Anung/Via)