Konflik Rusia Vs Ukraina
Kadyrov Bocorkan Rencana Putin, Sebut Rusia akan Ubah Taktik untuk Mempercepat Kuasai Ukraina
Setelah hampir menguasai wilayah timur Ukraina, Rusia dikabarkan hendak mengubah strategi.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Setelah hampir menguasai wilayah timur Ukraina, Rusia dikabarkan hendak mengubah strategi.
Secara drastis, pasukan Rusia akan mempercepat serangan mereka di Ukraina.
Hal ini dibocorkan oleh pimpinan Chechnya Ramzan Kadyrov yang mendukung Presiden Rusia Vladimir Putin.
Baca juga: Putin Bentuk Pasukan Khusus Bersenjata Nuklir, Klaim demi Cegah Agresi Barat ke Rusia
Baca juga: Setelah 100 Hari Invasi, Zelensky Ungkap Rusia Kini telah Kuasai 20 Persen Wilayah Ukraina
Menyusul perubahan taktik yang tidak ditentukan, Kadyrov mengatakan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu telah menguraikan tugas baru.
Selama pertemuan mereka di Moskow pada hari Kamis (2/6/2022), Shoigu menginstruksikan untuk meningkatkan taktik lebih lanjut di medan perang.
"Langkah-langkah tersebut akan secara signifikan meningkatkan efisiensi manuver ofensif, yang akan berkontribusi pada pelaksanaan operasi khusus yang lebih cepat," tulis Kadyrov dilansir TribunWow.com dari The Moscow Times, Jumat (3/6/2022).
Namun, Kadyrov tidak merinci perubahan yang hendak dilakukan tersebut.
Sementara, Kementerian Pertahanan tidak bersedia mengkonfirmasi klaim itu dalam pengarahan hariannya.
Sebagai informasi, Kadyrov adalah sekutu setia Kremlin yang secara teratur menyuarakan dukungan kuat untuk invasi Putin ke Ukraina.
Kadyrov memposisikan dirinya sebagai komandan langsung paramiliter Chechnya yang dikerahkan ke medan perang Ukraina.
Ia dan pasukannya dituding oleh LSM internasional telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang serius di wilayahnya yang dikontrol ketat.
Kini, Rusia mengalihkan fokusnya ke Ukraina timur setelah diusir dari ibu kota Ukraina, Kyiv, pada bulan pertama invasi.
Pertempuran paling sengit sekarang berpusat di sekitar Severodonetsk, salah satu kota terakhir di wilayah Lugansk yang tidak berada di bawah kendali Rusia.
Baca juga: Tak akan Berhenti di Donbas, Keberhasilan Rusia Kuasai Ukraina Bangkitkan Semangat Pendukung
Baca juga: 100 Hari Invasi Rusia ke Ukraina, Berikut Rangkuman Harian Konflik Antara Putin dan Zelensky
Sesumbar Kuasai Polandia 6 Detik
Pemimpin Republik Chechnya Ramzan Kadyrov, telah mengancam akan melancarkan serangan militer ke Polandia.
Hal ini dilakukan sebagai pembalasan atas dukungan negara tetangga Rusia itu untuk Ukraina.
Kadyrov menyombongkan diri bahwa pasukannya bisa menaklukkan negara tersebut hanya dalam waktu 6 detik.
Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail, Jumat (27/5/2022), Warsawa telah menjadi salah satu sekutu terkuat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky selama invasi tiga bulan oleh pasukan Rusia.
Negara yang berbatasan langsung dengan Rusia dan Ukraina ini telah bertindak sebagai pintu gerbang bagi ribuan pengungsi yang melarikan diri ke barat.
Polandia juga menentang Rusia di Parlemen Eropa dengan mendesak larangan impor gas dan minyak dari negara tersebut.
Namun Polandia sekarang telah terperangkap dalam kampanye propaganda Rusia yang berusaha membenarkan serangan gencarnya terhadap Ukraina.
Kadyrov sebagai kolega dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, menyatakan ancaman terang-terangan ke negara tersebut.
Dengan pasukan Chechnya yang dipimpinnya, Kadyrov sesumbar bisa menguasai Polandia dalam waktu 6 detik.
"Ukraina adalah kesepakatan yang sudah selesai. Yang saya minati adalah Polandia," ujar Kadyrov.
"Apa yang ingin dicapai Polandia? Setelah Ukraina selesai, kami dapat menunjukkan kepada anda kemampuan kami dalam enam detik jika ada perintah."
Sebagai pengikut Putin yang paling setia, Kadyrov sering melontarkan kritiknya terhadap Barat dalam pernyataan berani di media sosial.
Dalam pernyataan terbarunya, dia menuntut permintaan maaf atas tindakan vandalisme di Warsawa awal bulan ini.
Sebagaimana diketahui, pada peringatan kemenangan Sekutu tahun 1945, seorang aktivis Ukraina melemparkan cat merah ke duta besar Rusia Sergey Andreev di Polandia.
"Sebaiknya anda mengambil senjata dan tentara bayaran anda dan secara resmi meminta maaf kepada duta besar kami," ujar Kadyrov memperingatkan.
Selain itu, sebelumnya ia juga pernah menyebut konflik di Ukraina sejatinya adalah perang antara Rusia dengan aliansi NATO.
"Hari ini kami tidak berperang melawan Ukraina, Bandera, kami berperang melawan NATO," kata Kadyrov dilansir TribunWow.com dari media Rusia RIA Novosti, Rabu (18/5/2022).
"NATO mempersenjatai mereka, Barat mempersenjatai mereka, tentara bayaran mereka ada di sana."
"Itulah mengapa tidak mudah bagi negara kita, tetapi ini adalah pengalaman yang sangat bagus. Kami akan membuktikan sekali lagi bahwa Rusia tidak dapat dikalahkan."(TribunWow.com)