Konflik Rusia Vs Ukraina
Kadyrov Bocorkan Rencana Putin, Sebut Rusia akan Ubah Taktik untuk Mempercepat Kuasai Ukraina
Setelah hampir menguasai wilayah timur Ukraina, Rusia dikabarkan hendak mengubah strategi.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
Hal ini dilakukan sebagai pembalasan atas dukungan negara tetangga Rusia itu untuk Ukraina.
Kadyrov menyombongkan diri bahwa pasukannya bisa menaklukkan negara tersebut hanya dalam waktu 6 detik.
Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail, Jumat (27/5/2022), Warsawa telah menjadi salah satu sekutu terkuat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky selama invasi tiga bulan oleh pasukan Rusia.
Negara yang berbatasan langsung dengan Rusia dan Ukraina ini telah bertindak sebagai pintu gerbang bagi ribuan pengungsi yang melarikan diri ke barat.
Polandia juga menentang Rusia di Parlemen Eropa dengan mendesak larangan impor gas dan minyak dari negara tersebut.
Namun Polandia sekarang telah terperangkap dalam kampanye propaganda Rusia yang berusaha membenarkan serangan gencarnya terhadap Ukraina.
Kadyrov sebagai kolega dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, menyatakan ancaman terang-terangan ke negara tersebut.
Dengan pasukan Chechnya yang dipimpinnya, Kadyrov sesumbar bisa menguasai Polandia dalam waktu 6 detik.
"Ukraina adalah kesepakatan yang sudah selesai. Yang saya minati adalah Polandia," ujar Kadyrov.
"Apa yang ingin dicapai Polandia? Setelah Ukraina selesai, kami dapat menunjukkan kepada anda kemampuan kami dalam enam detik jika ada perintah."
Sebagai pengikut Putin yang paling setia, Kadyrov sering melontarkan kritiknya terhadap Barat dalam pernyataan berani di media sosial.
Dalam pernyataan terbarunya, dia menuntut permintaan maaf atas tindakan vandalisme di Warsawa awal bulan ini.
Sebagaimana diketahui, pada peringatan kemenangan Sekutu tahun 1945, seorang aktivis Ukraina melemparkan cat merah ke duta besar Rusia Sergey Andreev di Polandia.
"Sebaiknya anda mengambil senjata dan tentara bayaran anda dan secara resmi meminta maaf kepada duta besar kami," ujar Kadyrov memperingatkan.
Selain itu, sebelumnya ia juga pernah menyebut konflik di Ukraina sejatinya adalah perang antara Rusia dengan aliansi NATO.