Konflik Rusia Vs Ukraina
Curhat 2 Tentara Rusia di Pengadilan Ukraina, Salahkan Vladimir Putin hingga Merasa Menyesal
Dua tentara Rusia berusia 20an tahun ditetapkan sebagai kejahatan perang atas konflik di Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Dua tentara Rusia ditetapkan sebagai pelaku kejahatan perang seusai ditangkap oleh pasukan militer Ukraina.
Alexander Ivanov (21) dan Alexander Bobykin (26) ditempatkan dalam sebuah ruangan kaca saat dihadirkan dalam pengadilan di Ukraina.
Saat dipertontonkan ke publik, kedua tentara Rusia itu mengatakan di depan media bahwa mereka menyalahkan Presiden Rusia Vladimir Putin atas konflik yang terjadi di Ukraina.
Baca juga: VIDEO Presiden AS Joe Biden Kirim Sistem Roket Canggih ke Ukraina, Ingin Ukraina Unggul dari Rusia
Baca juga: Potensi Rusia Perangi AS Semakin Tinggi, Wamen Putin Ungkit Bantuan Senjata Berat di Ukraina
Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, keduanya juga menyebut perang di Ukraina adalah sebuah kegagalan.
Ivanov dan Bobykin ditetapkan sebagai pelaku kejahatan perang karena menembak 38 misil ke pemukiman warga sipil dan sekolah di awal-awal konflik terjadi.
Keduanya menerima vonis hukuman penjara 12 tahun.
Saat diwawancarai oleh media asal Inggris The Sun, Bobykin berharap konflik di Ukraina segera berakhir.
Bobykin bahkan mengaku sempat berniat untuk membelot ke pasukan militer Ukraina.
"Putin sebaiknya menghentikan perang sekarang. Ini adalah sebuah kesalahan. Perang ini adalah sebuah kegagalan," kata Bobykin.
Bobykin turut menyesali telah terlibat dalam konflik di Ukraina.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin dituding telah merekayasa momen kunjungan ke sebuah rumah sakit.
Diketahui pada Rabu (25/5/2022) Putin menjenguk tentara Rusia yang terluka akibat konflik di Ukraina, di sebuah rumah sakit di Moskow.
Media asal Inggris The Sun, memberitakan tentara Rusia yang menjadi pasien di RS tersebut hanyalah aktor.
Dikutip TribunWow.com, aktor ini diduga kuat sempat tampil bertemu Putin di acara lain.
Analisis ini disampaikan oleh seorang Pakar Penanggulangan Propaganda asal Estonia bernama Adam Rang.