Konflik Rusia Vs Ukraina
Keluar Uang Puluhan Juta Manjakan Pengungsi Ukraina, Warga Inggris Kecewa Dituduh Memeras
Keluarkan uang senilai puluhan juta rupiah untuk kebutuhan pengungsi Ukraina, sebuah keluarga di Inggris berakhir kecewa kebaikannya dibalas buruk.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
"Dan meminta teman-teman saya dan keluarga untuk mengirimi kartu."
Di sisi lain, pengungsi Ukraina itu tetap berpegang teguh terhadap pengakuannya bahwa ia diperlakukan buruk oleh tuan rumah.
Sang tuan rumah di sisi lain telah kecewa berat dituduh berperilaku buruk padahal telah berusaha maksimal memanjakan pengungsi yang ia tampung.
Saking kecewanya, wanita yang menjadi tuan rumah tersebut tidak akan mau lagi menampung pengungsi.
Terkait peristiwa ini, polisi lokal dan dewan terkait mengonfirmasi bahwa keluarga tuan rumah tidak melakukan hal yang melanggar hukum.
Baca juga: Diserang Granat, Terekam Tentara Rusia Sempat Acungkan Jari Tengah ke Drone Ukraina
Baca juga: Kisah Ibu di Rusia Selamatkan 2 Putranya dari Pertempuran di Ukraina: Waktu Seakan Berhenti
Pria Lajang Inggris Diduga Lecehkan Pengungsi
Sebelumnya, para pengungsi wanita dari Ukraina terancam mendapat pelecehan seksual oleh warga Inggris.
Terutama dari sejumlah pria lajang yang menawarkan diri untuk menampung mereka.
Hal ini mendorong komisioner tinggi PBB (UNHCR) untuk meminta Inggris agar meninjau kembali skema penampungan sementara untuk pengungsi itu.
Dilansir TribunWow.com dari Aljazeera, Jumat (14/3/2022), tak hanya menjadi korban perang, pengungsi Ukraina juga terancam menjadi korban pelecehan.
Diketahui, Inggris mengadakan program 'Rumah untuk Ukraina', warga yang memiliki kamar cadangan diizinkan membuka rumah mereka bagi warga Ukraina selama mereka dapat menawarkan akomodasi setidaknya selama enam bulan.
Tetapi ada kekhawatiran yang berkembang bahwa perempuan berada dalam risiko akibat program tersebut.
Adapun lebih dari 150.000 orang telah mendaftar sebagai tuan rumah pada hari-hari menjelang peluncuran skema itu pada 18 Maret.
Pekan lalu, penyelidikan rahasia oleh surat kabar The Times mengungkapkan bagaimana beberapa pria lajang Inggris mengusulkan berbagi tempat tidur dan mengirim pesan yang tidak pantas dan bernada seksual kepada wanita yang melarikan diri dari perang.
Kabar ini didukung pernyataan James Jamieson, ketua Asosiasi Pemerintah Lokal (LGA), yang memperingatkan kemungkinan pengungsi Ukraina bisa menjadi tunawisma.