Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Perang Ukraina dari Sudut Pandang Tentara Rusia, Bekas Tawanan Perang Ungkap Fakta-Fakta Berikut

Seorang tentara Rusia memberikan pengakuan yang jarang dipublikasikan oleh pemerintah Moskow maupun Ukraina.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
Capture YouTube news.com.au
Ilustrasi tentara Rusia. Terbaru, seorang tentara Rusia menuturkan pengalamannya terlibat dalam perang Ukraina, Kamis (26/5/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Seorang tentara Rusia memberikan pengakuan yang jarang dipublikasikan oleh pemerintah Moskow maupun Ukraina.

Bekas tawanan perang yang dibebaskan setelah adanya pertukaran tahanan itu membeberkan konflik Rusia dan Ukraina dari sisinya.

Ia menuturkan keluhan para rekan dan sejumlah fakta yang jarang diketahui oleh publik.

Tank Rusia T-72 terlihat di daerah yang dikuasai pemberontak di dekat bandara Donetsk, Ukraina.
Tank Rusia T-72 terlihat di daerah yang dikuasai pemberontak di dekat bandara Donetsk, Ukraina. (AFP via BBC.com)

Baca juga: Daftar Tentara Rusia Tersangka Kejahatan Perang di Ukraina, Termasuk 2 Anggota Grup Rahasia Wagner

Baca juga: Nasib Komandan Azov yang Ditangkap Rusia di Mariupol, Sempat Hubungi Istri Kabarkan Hal Ini

Dilansir TribunWow.com dari The Guardian, Kamis (26/5/2022), Anton (bukan nama sebenarnya) ditawan oleh pasukan Ukraina di dekat Mykolaiv pada 2 Maret bersama lima tentara lain dari unitnya.

Ia menjadi bagian dari pasukan Rusia yang melancarkan serangan ke kota pembuatan kapal strategis di dekat Laut Hitam itu.

Anton, yang meminta untuk tidak disebutkan nama aslinya, menghabiskan 45 hari ke depan di tahanan Ukraina.

Dia akhirnya dibebaskan pada pertengahan April setelah Moskow mengatur pertukaran tahanan dengan Ukraina.

Setelah bebas, Anton berbicara dengan The Guardian dari wilayah Rusia.

Ia menceritakan kisah yang langka dari sudut pandang tentara Moskow, karena baik Rusia dan Ukraina hanya merilis sangat sedikit informasi tentang nasib ratusan tawanan Rusia.

Moskow tidak mempublikasikan nama-nama tentaranya yang ditangkap di Ukraina.

Namun, selama penahanannya, Anton diwawancarai sebagai tahanan Rusia oleh seorang vlogger Ukraina terkemuka.

Dia juga disebut sebagai tentara Rusia yang ditangkap di situs web yang dekat dengan pihak berwenang Ukraina.

Anggota keluarga Anton lebih lanjut juga mengkonfirmasi bahwa kerabatnya itu ditangkap di Ukraina dan kemudian ditukar.

Anton, yang berasal dari kota kecil terpencil di Siberia, mengatakan dia menandatangani kontrak untuk bergabung dengan militer Desember lalu, tak lama setelah lulus dari sekolah kejuruan.

"Kalau dipikir-pikir, saya seharusnya melakukan segalanya untuk menghindari (menjadi-red) tentara," kata Anton.

Unit Anton pertama kali dipindahkan pada hari-hari terakhir bulan Desember ke semenanjung Krimea yang dicaplok Rusia.

Ia kemudian diberitahu bahwa dirinya menjadi bagian dalam kursus pelatihan satu minggu.

Pada saat itu, Anton mengklaim bahwa dia praktis tidak menerima pelatihan militer yang cukup untuk perang skala penuh.

Selama berminggu-minggu di Krimea, Anton mengatakan beberapa anggota unitnya mulai khawatir mereka akan dikirim ke medan perang.

"Banyak anak muda bahkan tidak bisa membayangkan bahwa kita akan berperang. Mereka memberi tahu kami pada saat-saat terakhir tentang ini, malam sebelum invasi," kata Anton.

"Pada akhirnya, sungguh tidak adil bagaimana pihak berwenang Rusia memperlakukan saya. Saya dikirim ke Ukraina (dalam kondisi-red) sama sekali tidak siap."

Kisah Anton menggemakan pengakuan sejumlah tentara Rusia lainnya yang juga mengatakan bahwa mereka tidak tahu bahwa mereka akan berperang sampai mereka menyeberang ke Ukraina.

Pakar militer berpendapat bahwa keputusan untuk tidak memberi tahu sejumlah besar pasukannya tentang invasi adalah salah satu alasan untuk menghentikan agresi militer Moskow.

Pada 25 Februari, sehari setelah pasukan Rusia memasuki Ukraina, unit Anton diperintahkan untuk menyeberang ke negara itu dari Krimea.

Dia mengatakan mereka dibawa dengan kendaraan lapis baja ke pinggiran Mykolaiv, yang berada di bawah serangan berat dari pasukan Rusia pada hari-hari awal perang.

Saat mereka melanjutkan dengan berjalan kaki, bagian unitnya berpisah dari kelompok utama dan disergap oleh pasukan Ukraina pada 2 Maret, kurang dari seminggu setelah memasuki negara itu.

Baca juga: Rusia Diduga Sengaja Tenggelamkan Awak Kapalnya, Ini Kisah Mengerikan di Balik Insiden Moskva

Baca juga: Ukraina Akui Tentara Rusia Pertama yang Diadili karena Kejahatan Perang Bisa Ditukar dengan Tawanan

Tentara Rusia Akui Ditipu Pemerintah

Prajurit Rusia membongkar propaganda yang diklaim dilakukan oleh negaranya sendiri.

Melemahnya daya juang pasukan Rusia juga dilaporkan terjadi di sejumlah wilayah di Ukraina.

Banyak beredar video tentara-tentara muda tersebut memilih menyerahkan diri kepada warga sipil.

Pasukan terjun payung Rusia menaiki pesawat kargo militer untuk berangkat ke Kazakhstan. Terbaru, Ukraina menawarkan pilihan damai agar tentara Rusia menyerah, Rabu (2/3/2022).
Pasukan terjun payung Rusia menaiki pesawat kargo militer untuk berangkat ke Kazakhstan. Terbaru, tentara Rusia banyak yang menyerah dan mengaku ditipu. (Kementerian Pertahanan Rusia via AFP)

Diketahui, sejumlah video amatir yang diambil penduduk Ukraina beredar di dunia maya.

Satu di antaranya adalah seorang prajurit Rusia yang menangis saat berbicara dengan ibunya lewat panggilan video.

Sementara warga sipil Ukraina menenangkan dan memberinya teh hangat dan roti.

Dilansir The Guardian, Jumat (4/3/2022), video lain memperlihatkan lima tentara Rusia duduk di sebuah bangunan bata.

Mata mereka ditutup saat tengah diinterogasi oleh warga Ukraina.

"Terus terang, mereka menipu kami," jawab perwira itu, merujuk pada atasan militernya yang duduk di Moskow.

"Semua yang diberitahukan kepada kami adalah palsu. Saya akan memberitahu orang-orang saya untuk meninggalkan wilayah Ukraina. Kami punya keluarga dan anak-anak. Saya pikir 90% dari kita akan setuju untuk pulang."

Memang, video berdurasi tiga menit itu difilmkan di bawah kondisi paksaan, di mana para prajurit jelas ketakutan.

Namun ada banyak wawancara serupa dengan tawanan Rusia yang telah beredar, mengungkapkan sentimen serupa.

Ungkapan lain yang sering digunakan adalah 'oni obmanuli nas', 'mereka menipu kita'.

Menurunnya daya juang pasukan ini, mungkin menjadi satu alasan mengapa rencana Putin menguasai Ukraina tampaknya tidak berkembang sesuai prediksi.

Moskow berasumsi bahwa operasi itu akan berlangsung cepat dan sukses, meski ternyata meleset.

Hal ini terbukti dari makanan dan persediaan bahan bakar yang diberikan untuk para tentara, hanya cukup untuk dua atau tiga hari.

Para tentara itu juga tampaknya disusupi gagasan yang benar-benar fantastis tentang perayaan yang akan mereka dapatkan.

Beberapa tawanan perang mengatakan mereka telah diyakinkan bahwa orang Ukraina akan menyambut mereka sebagai pembebas.

Pasukan Rusia datang dan mengharapkan bunga dan sorakan, bukan peluru dan bom, kata mereka.

"Beberapa dari mereka mengira mereka sedang latihan militer. Mereka tidak mengantisipasi perlawanan,” kata Artem Mazhulin, seorang guru bahasa Inggris berusia 31 tahun dari Kharkiv.

"Banyak prajurit (Rusia) yang wajib militer lahir pada tahun 2002 atau 2003. Kita berbicara tentang anak laki-laki berusia 19 tahun dan 20 tahun."

Ia menuturkan upaya Rusia untuk menyebarkan doktrin palsu untuk menutup fakta yang terjadi.

"Sejak 2014 pemerintah Rusia telah mencuci otak penduduknya dengan propaganda. Mereka mencoba dan membuat Rusia percaya bahwa Ukraina bukanlah negara nyata dan mengatakan bahwa monster fasis telah merebutnya," tambah Mazhulin.

Alex Kovzhun, seorang penasihat mantan perdana menteri Ukraina, Yulia Tymoshenko, mengatakan tentara Rusia dapat dibagi menjadi dua jenis.

Yakni wajib militer muda yang ketakutan setengah mati, dan tentara berpengalaman yang telah bertempur di Suriah dan Donbas.

Kovzhun mengatakan staf umum Rusia mengira invasi itu akan mudah seperti halnya operasi untuk merebut Krimea pada tahun 2014 yang tak mendapat perlawanan.

Sebaliknya, warga sipil Ukraina tak gentar berdiri di depan tank musuh, memblokir kendaraan lapis baja dengan tangan kosong dan menyanyikan lagu kebangsaan di depan penjaga Rusia.

"Mereka meneriakkan sumpah serapah di depan orang-orang bersenjata. Saya telah melihat wajah-wajah Rusia. Mereka sangat tidak nyaman karena tidak seperti yang mereka harapkan. Mereka diberi tahu bahwa orang-orang Ukraina dipenjarakan oleh Nazi,”ujar Kovzhun.(TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
UkrainaMoskowRusiaTentara
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved