Konflik Rusia Vs Ukraina
Nasib Komandan Azov yang Ditangkap Rusia di Mariupol, Sempat Hubungi Istri Kabarkan Hal Ini
Di tengah ketidakpastian nasib para tentara Ukraina yang ditahan Rusia, tersiar kabar mengenai nasib Komandan Resimen Azov Denys Prokopenko.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Di tengah ketidakpastian nasib para tentara Ukraina yang ditahan Rusia, tersiar kabar mengenai nasib Komandan Resimen Azov Denys Prokopenko.
Komandan unit yang memimpin pertahanan di pabrik baja Azovtal Mariupol itu dilaporkan sempat menghubungi keluarganya.
Menurut sang istri, Prokopenko ditahan dalam kondisi baik dan memuaskan.

Baca juga: Sempat Ngotot Bertahan, Komandan Azov Ukraina Perintahkan Pasukan di Mariupol Menyerah ke Rusia
Baca juga: Bagikan Foto Pentagram, Rusia Klaim Temukan Bekas Pemujaan Setan di Markas Tentara Azov Ukraina
Dilansir TribunWow.com dari The Guardian, Rabu (25/5/2022), Prokopenko dapat secara singkat menelepon istrinya, Kateryna, yang mengaku diberitahu bahwa para tahanan tidak menjadi sasaran kekerasan.
Tidak jelas apakah Prokopenko dapat berbicara dengan bebas selama percakapan.
"Dia bilang dia 'baik-baik saja' dan bertanya bagaimana kabar saya," ujar Kateryna, Selasa (24/5/2022).
"Saya telah mendengar dari sumber lain bahwa kondisinya kurang lebih memuaskan."
Sedikitnya 1.000 pejuang Ukraina, termasuk anggota batalyon Azov, dipindahkan ke wilayah yang dikuasai Rusia pekan lalu setelah pabrik baja Azovstal di Mariupol direbut oleh pasukan Rusia.
Batalyon Azov telah memainkan peran sentral dalam pembenaran Rusia atas invasinya, yang awalnya diluncurkan dengan tujuan denazifikasi.
Para pejabat di Kyiv telah menyarankan bahwa mereka dapat ditukar dalam pertukaran tahanan.
Tetapi beberapa pejabat Rusia telah meminta mereka untuk diadili atau bahkan dieksekusi atas tuduhan terorisme karena diduga menganut paham neo-nazi.
Sebelumnya, satu-satunya berita tentang kondisi para pejuang datang melalui saluran berita yang diberikan akses ke penjara oleh Kementerian Pertahanan Rusia.
Komite Palang Merah Internasional, yang terlibat dalam pemantauan kondisi tawanan perang dan memiliki kebijakan lama untuk tidak berkomentar secara terbuka, belum mengeluarkan pernyataan.
"Mereka diberi makan, diberi air. Kondisi memenuhi persyaratan dan mereka tidak mengalami kekerasan dalam waktu singkat ini," kata Kateryna.
"Apa yang akan terjadi selanjutnya, tentu saja, kami tidak tahu, tetapi saat ini ada pihak ketiga, PBB dan Palang Merah, yang mengendalikan situasi."