Konflik Rusia Vs Ukraina
Tuding Rusia dan China Berniat Ubah Tatanan Dunia, Pejabat AS Sebut Potensi Perang Internasional
Pejabat AS memprediksi konflik militer di Ukraina akan meningkat menjadi perang antara negara berkekuatan besar.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
Ini bukan pertama kalinya Milley membuat penilaian seperti itu.
Pada awal April, dia mengatakan kepada anggota parlemen AS bahwa potensi konflik internasional yang signifikan meningkat.
Dia juga menggambarkan serangan Rusia di Ukraina sebagai ancaman untuk merusak tidak hanya perdamaian dan stabilitas Eropa tetapi juga perdamaian dan stabilitas global.
Baca juga: Kenal Dekat Putin, Sutradara Asal AS Buka-bukaan soal Rekam Jejak Kesehatan sang Presiden Rusia
Baca juga: 25 Persen Populasi Manusia di Bumi Terancam Kelaparan akibat Konflik Rusia Vs Ukraina
China Tuding AS Ingin Perpanjang Konflik
Media China menggambarkan peran Amerika Serikat (AS) dalam konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
AS yang kerap memberikan bantuan militer pada Ukraina dikatakan memiliki niatan tersembunyi.
Alih-alih menyelesaikan perang, pemerintahan Joe Biden dituding justru sengaja memperpanjang konflik.
Dilansir TribunWow.com dari media Rusia RIA Novosti, Minggu (17/4/2022), Amerika Serikat dituding mengharapkan konflik berkepanjangan di Ukraina untuk keuntungannya sendiri.
Menurut editorial di surat kabar China Global Times, AS melakukan upaya tersebut sejak awal dimulainya invasi.
“Setelah dimulainya krisis Ukraina, hampir semua yang dilakukan Washington adalah untuk memperpanjang konflik, dan untuk ini, semua jenis mobilisasi dan upaya dilakukan,” bunyi tulisan tersebut.
Menurut surat kabar itu, Amerika Serikat memanfaatkan kekacauan yang ada untuk kepentingan produsen senjata AS.
Pasalnya, setelah konflik terjadi, dikabarkan saham produsen perusahaan terkait telah mengalami pertumbuhan signifikan.
Selain itu, AS juga mencari celah untuk menerima dividen geopolitik dari memanipulasi Eropa dan NATO dengan kedok ancaman Rusia.
"Kompleks industri militer AS adalah penerima manfaat langsung dan terbesar dari perpanjangan konflik," simpul tulisan tersebut.
Menurut ahli, Kyiv digunakan oleh Washington sebagai boneka.