Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Siap Pertemukan Putin dengan Zelensky, Ajak Adakan Kembali Pembicaraan Damai dengan Syarat Ini

Setelah invasi Rusia ke Ukraina berlangsung selama 3 bulan, pihak Moskow kembali mengajukan ajakan diplomasi damai.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AFP/Alexei Druzhinin/SPUTNIK
Kolase potret Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Minggu (27/2/2022). Terbaru, pihak Rusia dikabarkan siap mempertemukan Zelensky dan Putin, Minggu (23/5/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Setelah invasi Rusia ke Ukraina berlangsung selama 3 bulan, pihak Moskow kembali mengajukan ajakan diplomasi damai.

Bahkan kali ini, Rusia siap mempertemukan presiden mereka, Vladimir Putin, dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Namun, masih ada beberapa hal yang perlu disiapkan, termasuk perjanjian damai yang disepakati dua belah pihak.

Pada Kamis (10/3/2022), Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina Dmytryo Kuleba dan Menlu Rusia Sergei Lavrov mengadakan pertemuan di Turki.
Pada Kamis (10/3/2022), Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina Dmytryo Kuleba dan Menlu Rusia Sergei Lavrov mengadakan pertemuan di Turki. (RT/Kementerian Luar Negeri Turki)

Baca juga: Ditanya soal Kemungkinan Damai, Pejabat Ukraina Ucap Hanya Bersedia Tandatangani Kekalahan Rusia

Baca juga: Putin Disebut Tak Lagi Ingin Selesaikan Konflik Rusia-Ukraina secara Damai

Dilansir TribunWow.com dari TASS, Senin (23/5/2022), ajudan presiden Rusia, Vladimir Medinsky menyatakan pihaknya siap untuk melanjutkan pembicaraan damai.

Ia menuding bahwa Ukraina adalah pihak yang memberhentikan upaya damai tersebut.

"Kami, di pihak kami, siap untuk melanjutkan dialog. Tetapi saya ingin menekankan bahwa bola pembicaraan damai lebih lanjut ada di pengadilan Ukraina. Pembekuan pembicaraan adalah inisiatif sepenuhnya Ukraina," kata Medinsky dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi ONT, Belarus, Minggu (22/5/2022).

Menurutnya, Rusia sama sekali tak pernah menolak untuk mengadakan pertemuan.

Termasuk pertemuan tingkat atas yang dihadiri langsung oleh Putin dan Zelensky.

"Rusia tidak pernah menolak pembicaraan, termasuk di tingkat atas. Vladimir Putin telah berulang kali menegaskan hal itu. Masalahnya adalah persiapan serius diperlukan untuk pertemuan tingkat atas, pertemuan antara presiden," kata Medinsky.

Ia menambahkan bahwa dokumen perjanjian harus dirancang untuk pertemuan semacam itu.

Selain itu, pertemuan antara Zelensky dan Putin juga tak boleh didokumentasikan.

"Kepala negara harus bertemu untuk mencapai kesepakatan akhir dan menandatangani dokumen, tetapi tidak untuk mengambil foto," jelasnya.

Menurut Medinsky, sebulan yang lalu pihak Rusia telah memberikan kepada pihak Ukraina sebuah rancangan perjanjian yang sejumlah posisi utamanya telah disepakati.

Namun setelah itu, pihak Ukraina sama sekali tak menunjukkan lampu hijau untuk melanjutkan upaya damai.

"Kami ingin melanjutkan. Tapi sejak itu kami tidak melihat ada niat untuk melanjutkan dialog di pihak Ukraina. Jadi, negosiator kami mengambil jeda," ujar Medinsky.

"Sepertinya mereka (Ukraina-red) sedang terburu-buru. Bola ada di lapangan mereka.".

Baca juga: Ukraina Ancam Setop Negosiasi Damai dengan Rusia jika Hal Ini Terjadi

Baca juga: Kembali ke Kiev, Abramovich Disebut Upayakan Negosiasi Damai Antara Ukraina dan Rusia yang Terhenti

Syarat Ukraina untuk Berdamai

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meyakini masih ada peluang damai antara Ukraina dan Rusia.

Zelensky juga menyampaikan bahwa Ukraina bersedia melakukan perundingan damai dengan Rusia dengan syarat tertentu.

Namun Zelensky menegaskan bahwa negosiasi damai dengan Rusia baru bisa berjalan jika Presiden Rusia Vladimir Putin bersedia melakukan sejumlah hal.

Dikutip TribunWow.com dari Sky News, beberapa hal tersebut di antaranya adalah Moskow menarik pasukannya dari Ukraina.

Zelensky mengatakan penting dilakukan diskusi agar tidak jatuh lebih banyak korban.

Ia juga menekankan pentingnya jalur diplomasi untuk memulihkan kembali teritorial Ukraina.

Zelensky mengaku ingin mengembalikan situasi di Ukraina seperti sebelum perang atau invasi alias pada tanggal 23 Februari 2022.

"Mereka (pasukan militer Rusia) harus mundur," ujar Zelensky.

"Dalam situasi tersebut kita akan bisa memulai diskusi secara normal," sambungnya.

Di sisi lain, petinggi pejabat keamanan Ukraina menyatakan enggan menandatangani perjanjian damai dengan Rusia.

Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Alexey Danilov saat melakukan wawancara di sebuah stasiun TV, Senin (2/5/2022).

Danilov justru menyebut Ukraina hanya ingin menandatangani kekalahan Rusia.

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, Danilov menjawab hal tersebut ketika ditanyakan soal kemungkinan Ukraina berdamai dengan Rusia.

"Lebih cepat mereka melakukannya (menyerah), semakin baik untuk negara mereka," ujar Danilov.

Pernyataan Danilov ini turut dikutip oleh penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Alexey Arestovich.

"Statement yang sangat sederhana: tidak akan ada perjanjian damai dengan Rusia. Hanya ada kekalahan Rusia," ujar Alexey.(TribunWow.com/Via/Anung)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
RusiaUkrainaVolodymyr ZelenskyVladimir PutinMoskow
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved