Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Pemerintah Rusia Kembali Ingatkan Ancaman Putin untuk Mereka yang Berani Ikut Campur di Ukraina

Pemerintah Rusia menegaskan kembali ancaman Putin kepada pihak-pihak yang berani mengintervensi konflik di Ukraina.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
The Telegraph
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan invasi ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022). 

Ia juga membahas mengapa pembicaraan di Istanbul antara Rusia dan Ukraina dianggap gagal.

"Ada negara-negara di dalam NATO yang menginginkan perang Ukraina berlanjut. Mereka melihat kelanjutan perang sebagai pelemahan Rusia. Mereka tidak terlalu peduli dengan situasi di Ukraina,” kata Cavusoglu dilansir TribunWow.com dari media Rusia RT, Rabu (20/4/2022).

Dalam artikel tersebut dicantumkan juga kecurigaan mengenai pihak yang dimaksud Turki.

Antara lain yakni Amerika Serikat yang selama ini dianggap vokal menentang Rusia.

Dikutip pula perkataan Presiden AS Joe Biden pada awal bulan ini yang menyebut bahwa konflik di Ukraina bisa berlanjut untuk waktu yang lama.

Sementara itu, Kanselir Jerman Olaf Scholz juga mengatakan pada Selasa (19/4/2022), bahwa Barat bersatu untuk tidak membiarkan Rusia menang dan bertekad terus mempersenjatai militer Ukraina sehingga dapat terus mempertahankan diri terhadap serangan Rusia.

Di sisi lain, Turki telah memutuskan untuk tidak bergabung dengan sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia.

Pasalnnya, Cavusoglu menilai sanksi tersebut hanya bersifat sepihak, tidak seperti sanksi mengikat yang diputuskan di PBB.

Ankara mengartikulasikan posisinya pada hari pertama konflik Ukraina, yaitu melanjutkan kontak diplomatik dengan kedua belah pihak, sebagai negara yang dipercaya kedua belah pihak.

Turki tidak berharap banyak setelah pembicaraan pertama Rusia-Ukraina di Antalya.

Namun, Cavusoglu mengaku memiliki harapan yang tinggi setelah pembicaraan lanjutan di Istanbul, .

Namun, Ukraina mundur dari kesepakatan yang dicapai di sana setelah gambar dugaan pembantaian di Bucha, yang ditudingkan Kiev dilakukan oleh pasukan Rusia.

Cavusogly juga menjelaskan permintaan Zelensky untuk mendapat jaminan keamanan dari NATO.

"Tidak ada yang setuju dengan permintaan Zelensky untuk jaminan Pasal 5 NATO," kata menteri itu, merujuk pada klausul pertahanan bersama aliansi tersebut.

"Tidak ada negara yang menerima proposal ini. AS, Inggris, dan Kanada juga tidak menerima ini. Tentu saja, Turki tidak menerima ini. Pada prinsipnya, tidak ada yang menentang jaminan ini, tetapi ketentuannya tidak jelas."

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyNATO
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved