Konflik Rusia Vs Ukraina
PBB Bersiap Hadapi Potensi Bencana Kelaparan Global sebagai Dampak Perang Ukraina dan Rusia
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengaku sangat prihatin dengan kelaparan yang meluas.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
"Perang ini tidak akan berlangsung selamanya. Akan ada saatnya negosiasi damai akan dilakukan,” kata Guterres dalam konferensi pers dengan Presiden Austria Alexander Van der Bellen.
"Saya tidak melihat itu dalam waktu dekat. Tapi saya bisa mengatakan satu hal. Kami tidak akan pernah menyerah," tambahnya.
Baca juga: Perdebatan Sengit Sekjen PBB dan Menlu Putin, Rusia Tolak Mediasi hingga Kecam Etika Zelensky
Baca juga: Sekjen PBB Syok Alami Penyerangan Rusia saat Berada di Kiev, Zelensky: Ini Upaya untuk Mempermalukan
Dampak Perang Rusia-Ukraina pada Indonesia
Ketegangan yang terjadi antara Ukraina dan Rusia, turut menimbulkan dampak langsung pada Indonesia.
Terutama dari sisi ekonomi yang sangat dipengaruhi dari bidang ekspor-impor.
Meski begitu, sisi negatif timbul berdampingan dengan sisi positif sebagai efek samping konflik tersebut.
Dilansir Kompas.com, Jumat (25/2/2022), Ukraina rupanya memiliki hubungan dagang yang erat dengan Indonesia.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Ukraina menjadi pengimpor gandum utama ke Indonesia.
Pada tahun 2020 saja, impor gandum Ukraina ke Indonesia mencapai 2,96 juta ton.
Jumlah ini mengalahkan impor dari Argentina sebesar 2,63 juta ton dan Kanada 2,33 juta ton.
Secara keseluruhan, Ukraina memasok lebih darui 20 persen stok gandum ke Indonesia.
Selain gandum, Indonesia juga bergantung pada pasukan besi baja Ukraina.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, menyebutkan perang tersebut akan mempengaruhi stok di pasaran.
"Ini dikhawatirkan akan mempengaruhi stok gandum dan produsen makanan di dalam negeri,” kata Bhima.
Disinyalir, perang ini akan meningkatkan inflasi sehingga harga kebutuhan pokok meninggi.