Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Dituding Jadi Dalang Serangan Siber Besar-besaran di Ukraina yang Lumpuhkan Sistem Satelit

Pihak Barat menuding Rusia berada di balik serangan siber besar-besaran terhadap jaringan internet satelit Ukraina.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Youtube
Ilustrasi Hacker. Rusia dituding menjadi dalang di balik peretasan besar-besaran dalam sistem internet Ukraina pada awal invasi. 

TRIBUNWOW.COM - Pihak Barat menuding Rusia berada di balik serangan siber besar-besaran terhadap jaringan internet satelit Ukraina.

Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Uni Eropa percaya serangan itu berhasil membuat ribuan modem offline pada awal perang.

Diduga hal tersebut merupakan strategi untuk memutus sambungan komunikasi Ukraina.

Ilustrasi hacker
Ilustrasi hacker (Surya/pixabay)

Baca juga: Hacker Serang Perayaan Hari Kemenangan Rusia: Darah Warga Ukraina dan Anak Mereka Ada di Tanganmu

Baca juga: Putin Diserbu Hacker Anonymous, Incar Media Rusia hingga Kementerian Pertahanan

Dikutip TribunWow.com dari Aljazeera, Rabu (11/5/2022), Dewan Uni Eropa mengatakan serangan digital terhadap jaringan KA-SAT Viasat terjadi pada akhir Februari, ketika Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina.

"Serangan siber ini memiliki dampak signifikan yang menyebabkan pemutusan dan gangguan komunikasi tanpa pandang bulu di beberapa otoritas publik, bisnis dan pengguna di Ukraina, serta mempengaruhi beberapa Negara Anggota UE (Uni Eropa)," bunyi pernyataan itu.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan serangan siber itu dimaksudkan untuk mengganggu komando dan kontrol Ukraina selama invasi.

Namun, tindakan itu juga memiliki dampak limpahan ke negara-negara Eropa lainnya.

Sebuah pernyataan Kantor Luar Negeri Inggris mengutip Menteri Luar Negeri Liz Truss yang mengatakan serangan siber adalah serangan yang disengaja dan jahat oleh Rusia terhadap Ukraina.

Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris juga mengatakan bahwa target utama Rusia adalah militer Ukraina, tetapi juga mengganggu ladang angin dan pengguna internet di Eropa tengah.

Kantor Luar Negeri tersebut mengutip intelijen baru Inggris dan AS yang menunjukkan bahwa Rusia berada di balik serangan siber, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

"Sabotase jarak jauh ini menyebabkan kehilangan besar dalam komunikasi di awal perang," kata pejabat keamanan siber Ukraina Victor Zhora pada bulan Maret.

Namun, Rusia secara rutin membantah melakukan operasi siber ofensif tersebut.

Badan-badan intelijen Barat sebelumnya telah memperingatkan kemungkinan serangan siber yang berpotensi menyebar ke tempat lain dan menyebabkan kerusakan limpahan pada jaringan komputer global.

Minggu-minggu menjelang invasi Rusia melihat kesibukan operasi cyber terhadap sasaran Ukraina.

Pada bulan Januari, para peneliti menemukan malware destruktif yang disebut WhisperGate yang beredar di Ukraina.

WhisperGate sangat mirip dengan serangan siber Rusia 2017 terhadap Ukraina, yang dikenal sebagai NotPetya, yang juga menghancurkan data pada ribuan sistem komputer lokal.

Serangkaian serangan penolakan layanan terdistribusi (DDoS) yang kemudian dikaitkan dengan Rusia oleh Inggris dan Amerika Serikat juga secara singkat membuat situs perbankan dan pemerintah Ukraina offline.

Pada dini hari tanggal 24 Februari, ketika pasukan Rusia memasuki Ukraina timur, peretas melumpuhkan puluhan ribu modem internet satelit di Ukraina dan di seluruh Eropa.

Modem ini menyediakan internet untuk ribuan orang Ukraina.

Insiden ini tetap menjadi salah satu serangan siber terbesar yang diketahui publik telah terjadi dalam konflik tersebut.

Baca juga: Elon Musk Tantang Putin Duel Satu Lawan Satu, Jadikan Nasib Ukraina sebagai Taruhan

Baca juga: Sebut Ukraina Sudah Dibagi-bagi oleh Barat, Presiden Belarus Sebut Ancaman NATO dan Dukungan Rusia

Elon Musk Bantu Sediakan Akses Internet di Ukraina

Miliarder SpaceX Elon Musk ikut turun tangan membantu Ukraina yang tengah bertahan dari serangan Rusia.

Ia mengatakan layanan broadband perusahaan, satelit Starlink, kini tersedia di Ukraina.

Tak hanya itu, SpaceX mengirim lebih banyak terminal ke negara itu, yang internetnya telah terganggu karena invasi Rusia.

Bilioner Elon Musk membantu Ukraina dengan menyediakan kembali layanan internet yang terputus akibat invasi Rusia, Minggu (27/2/2022).
Bilioner Elon Musk membantu Ukraina dengan menyediakan kembali layanan internet yang terputus akibat invasi Rusia, Minggu (27/2/2022). (Twitter @elonmusk)

Dilansir akun Twitter @elonmusk, Minggu (27/2/2022), bilioner Amerika itu menulis utas di Twitter pribadinya.

Ia menyatakan bahwa layanan internet di Ukraina sudah bisa kembali diakses.

Tak hanya itu, Elon Musk bahkan telah mengirim sejumlah terminal yang akan melancarkan jaringan digital di negara tersebut.

“Layanan Starlink sekarang aktif di Ukraina. Lebih banyak terminal dalam perjalanan," tulis Elon Musk.

Pernyataan itu diberikan untuk menanggapi cuitan dari Menteri Transformasi Digital Ukraina, Mykhailo Fedorov.

Pada Sabtu (26/2/2022), Mykhailo Fedorov menulis utasan dari akun miliknya, @FedorovMykhailo.

"@elonmusk, saat anda mencoba menjajah Mars – Rusia mencoba menduduki Ukraina! Sementara roket anda berhasil mendarat dari luar angkasa – roket Rusia menyerang warga sipil Ukraina! Kami memohon padamu untuk menyediakan terminal Starlink,” tulis Mykhailo Fedorov yang juga merupakan wakil perdana menteri Ukraina.

Diketahui, konektivitas internet di Ukraina telah dipengaruhi oleh invasi Rusia, terutama di bagian selatan dan timur, di mana pertempuran paling sengit terjadi.

Meskipun sangat mahal untuk diterapkan, teknologi satelit dapat menyediakan internet bagi orang-orang yang tinggal di pedesaan atau tempat yang sulit dijangkau.

Teknologi juga dapat menjadi cadangan penting ketika badai atau bencana alam lainnya mengganggu komunikasi.

Adapun Musk mengatakan pada 15 Januari bahwa SpaceX memiliki 1.469 satelit Starlink aktif dan 272 segera bergerak ke orbit operasional.(TribunWow.com)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaVladimir PutinUkrainaVolodymyr ZelenskyKanada
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved