Konflik Rusia Vs Ukraina
Sebut Ukraina Sudah Dibagi-bagi oleh Barat, Presiden Belarus Sebut Ancaman NATO dan Dukungan Rusia
Presiden Belarus Alexander Lukashenko menyebut Barat telah memisahkan Ukraina menjadi beberapa bagian.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Presiden Belarus Alexander Lukashenko menyebut Barat telah memisahkan Ukraina menjadi beberapa bagian.
Karenanya, ia meminta Ukraina untuk berpikir ke mana harus berpaling.
Di sisi lain, Belarus mengungkapkan keberpihakannya pada Rusia dan menyatakan adanya perlindungan khusus dari Presiden Vladimir Putin.

Baca juga: Aliansi Anti Perang Rusia, Ukraina dan Belarus Desak Swiss Deportasi Kekasih dan Anak Putin
Baca juga: Pergerakan Besar NATO Terdeteksi di Perbatasan Rusia dan Belarus, Persiapan Perang Dunia III?
Dilansir TribunWow.com dari RIA Novosti, Senin (9/5/2022), Lukashenko mengungkapkan hal tersebut dalam prosesi peletakan karangan bunga di Monumen Kemenangan.
Pada perayaan 9 Mei di Minsk itu, ia menyinggung mengenai sikap Ukraina di tengah invasi Rusia.
"Ukraina perlu berpikir tentang tidak harus berpaling kepada kami untuk menyelamatkan integritas dan persatuan negara Ukraina," kata Lukashenka di Minsk.
Menurutnya, Barat telah memisahkan Ukraina menjadi beberapa bagian.
Di sisi lain, Lukashenko menyatakan Belarus akan mendukung Rusia dengan segala cara yang memungkinkan.
"Warga Belarusia tidak memiliki hak untuk tidak mendukung Rusia. Kami selalu bersama, kami selalu bersatu. Anda tidak akan bisa merobek kami berkeping-keping dan memisahkan kami," kata Lukashenko.
Lebih lanjut, ia mengomentari potensi ancaman serangan terhadap Belarus dari Polandia.
Ketika ditanya awak media mengenai kemungkinan konflik dengan tetangganya, Lukashenko justru memberi tantangan.
"Biarkan mereka mencoba, bukan seperti itu cara mematahkan tanduk kami di sini. Jika mereka ingin mencoba, silakan," tantang Lukashenko.
Dia mengatakan bahwa Minsk memantau dengan cermat situasi di dekat perbatasannya.
Termasuk aktivitas NATO di Barat dan pertumbuhan jumlah pasukan di wilayah perbatasan negara-negara tetangga.
Dalam hal ini, Lukashenko menilai bahwa dengan cara ini mereka ingin mengalihkan perhatian Minsk dan Moskow dari Ukraina.