Konflik Rusia Vs Ukraina
Joe Biden Kecewa Informasi Intelijen soal Terlibatnya AS di Konflik Rusia dan Ukraina Bocor ke Media
Presiden Amerika Serikat Joe Biden tidak senang dengan kebocoran di media tentang bantuan intelijen untuk Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Para ahli juga mengkritik pengungkapan tersebut dan mempertanyakan mengapa pejabat AS akan berbicara kepada media tentang peran yang dimainkan oleh intelijen AS dalam operasi Ukraina.
Richard Fontaine, CEO Center for a New American Security, mengatakan pekan lalu bahwa kebocoran tersebut membantu memicu narasi palsu Kremlin terkait perangnya di Ukraina tentang perluasan NATO dan provokasi Barat.
"Dengan mencoba mendapatkan kredit publik di media karena membantu membunuh jenderal Rusia dan menenggelamkan kapal Rusia, saya khawatir itu justru membantu narasi itu (Rusia-red) dengan cara yang tidak produktif," kata Fontaine.
Baca juga: Tudingan Rusia Terbukti, intelijen AS Akui Beri Arahan Ukraina hingga Tewaskan 8 Jenderal Rusia
Baca juga: Kepala intelijen Rusia Salahkan Pihak Barat atas Invasi ke Ukraina, Singgung Operasi Terselubung
Pengakuan Intelijen AS
Intelijen Amerika Serikat ternyata memainkan peran penting dalam konflik Ukraina dan Rusia.
Selama perang terjadi, mata-mata AS telah memberi informasi rahasia dan mengarahkan serangan Ukraina.
Aksi tersebut mendukung keberhasilan Ukraina yang telah memukul mundur Rusia dari Kiev dan menewaskan sedikitnya 8 jenderal perang Moskow.
Pengakuan AS tersebut membuktikan tudingan Rusia yang telah mengendus adanya kerjasama khusus tersebut.
Dilansir TribunWow.com dari The Daily Mail, Rabu (28/4/2022), Para pejabat mengungkapkan kepada NBC News pada hari Selasa bahwa intelijen Amerika banyak membantu Ukraina mengantisipasi serangan Rusia.
Sejauh ini, mata-mata AS telah membantu pemerintah Ukrania dengan berulang kali menandai waktu dan lokasi serangan yang direncanakan pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Sejak awal, kami sangat condong ke depan dalam berbagi strategi dan aksi intelijen dengan Ukraina," kata seorang pejabat AS yang enggan disebutkan namanya.
"Hal ini berdampak baik pada tingkat taktis dan strategis. Ada contoh di mana anda bisa menceritakan kisah yang cukup jelas bahwa ini membuat perbedaan besar."
Seorang mantan pejabat intelijen senior juga mengatakan kepada NBC News tentang aliansi de facto.
"Ada banyak informasi intelijen real-time yang dibagikan dalam hal hal-hal yang dapat digunakan untuk secara khusus menargetkan pasukan Rusia," terangnya.
Mantan pejabat itu mengungkapkan bahwa sebagian besar informasi yang disalurkan terdiri dari citra satelit komersial.