Konflik Rusia Vs Ukraina
Biden Sebut Putin Punya Keyakinan Konflik di Ukraina akan Memecah Uni Eropa dan NATO
Presiden AS Biden takut Putin tidak memiliki rencana untuk keluar dari konflik di Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Kekhawatiran disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden terhadap konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
Biden takut Presiden Rusia Vladimir Putin sama sekali tidak memiliki rencana untuk keluar dari konflik yang terjadi di Ukraina.
Pernyataan ini disampaikan oleh Biden saat berpidato di Washington, Senin (9/5/2022).

Baca juga: Pakar Sebut Putin Butuh Nuklir dan 800 Ribu Pasukan Tambahan agar Rusia Bisa Menang dari Ukraina
Baca juga: Sosmed Kemenhan Ukraina hingga Zelensky Sempat Unggah Foto Tentara Pakai Lambang Pasukan Elit Nazi
Dikutip TribunWow.com dari Sky News, Biden mendeskripsikan Putin sebagai sosok presiden yang penuh perhitungan.
Namun Biden menyebut Putin salah meyakini bahwa invasi di Ukraina akan memecah belah NATO dan Uni Eropa.
Alih-alih memecah belah, Biden menyebut NATO dan Uni Eropa kini justru semakin solid membantu Ukraina menghadapi Rusia.
Tetapi komentar Biden tentang solidnya NATO dan Uni Eropa justru terjadi seusai Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan Ukraina tentang harapannya ingin bergabung ke Uni Eropa.
Macron memperingatkan bahwa proses bergabungnya Ukraina ke Uni Eropa dapat memakan waktu hingga puluhan tahun.
Di sisi lain, Biden tidak senang dengan kebocoran di media tentang bantuan intelijen untuk Ukraina.
Pihak Gedung Putih menyinggung pernyataan tak akurat yang mengecilkan peran Ukraina serta membesarkan campur tangan AS.
Biden bahkan dikatakan telah menghubungi jajaran intelijennya terkait kebocoran informasi tersebut.
Dilansir TribunWow.com dari The Hill, Senin (9/10/2022), sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan berita tersebut pada wartawan saat briefing.
Ia mengatakan berita yang beredar tentang keterlibatan AS itu membuat Joe Biden kecewa.
"Presiden tidak senang dengan kebocoran itu," kata Psaki, Senin (9/5/2022)
"Pandangannya adalah bahwa itu adalah pernyataan yang berlebihan dari peran kami, pernyataan yang tidak akurat, dan juga pernyataan yang meremehkan peran Ukraina dan kepemimpinan mereka."