Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Update Mariupol, Warga Sipil Ukraina di Pabrik Baja Azovtal telah Dievakuasi Seluruhnya

Warga sipil terakhir Ukraina yang terperangkap di pabrik baja di kota pelabuhan Mariupol kini telah dievakuasi.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Elfan Fajar Nugroho
YouTube Al Jazeera English
PBB mengevakuasi 127 warga sipil dari Azovstal, Mariupol ke Zaporizhzhia pada Selasa (3/5/2022). Terbaru, seluruh warga sipil di pabrik baja Azovtal sudah dievakuasi, Minggu (8/5/2022). 

Ia memerintahkan pabrik itu dibokade, dan menyerukan pasukan Ukraina di dalam untuk melucuti senjatanya.

Mariupol terletak di antara Semenanjung Krimea yang direbut oleh Moskow pada tahun 2014 dan bagian timur Ukraina yang diambil oleh separatis yang didukung Rusia tahun itu.

Kota kecil ini adalah kunci untuk menghubungkan dua wilayah yang dikuasai Rusia dan memblokir ekspor Ukraina.

Di Washington, DC, Direktur Badan Intelijen Pusat AS William Burns mengatakan Putin yakin bahwa menggandakan konflik akan meningkatkan hasil bagi Rusia.

“Dia dalam kerangka berpikir di mana dia tidak percaya dia mampu untuk kalah,” kata Burns di acara Financial Times.

Namun, Moskow menyebut tindakannya sejak 24 Februari sebagai 'operasi militer khusus' untuk melucuti senjata Ukraina dan menyingkirkan nasionalisme anti-Rusia yang dikobarkan oleh Barat.

Ukraina dan Barat sepakat mengatakan Rusia melancarkan perang tanpa alasan.

Baca juga: Pesawat Rusia Bombardir Sekolah Ukraina, 60 Orang Diduga Tewas Tertimbun, Simak Videonya

Baca juga: Dibantu Drone AS, Ukraina Diduga Kembali Tenggelamkan Kapal Perang Rusia ke Dasar Laut Hitam

Perdebatan Sengit Menlu Putin dan Sekjen PBB

Sekretaris Jenderal Antonio Guterres melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov di Moskow, Selasa (26/4/2022).

Keduanya membahas mengenai kemungkinan perdamaian antara Rusia dan Ukraina yang berkonflik.

Juga mengenai negosiasi yang terhenti serta ketidakpuasan Rusia kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Adapun, pertemuan itu dilakukan sebelum Guterres nantinya berunding langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dilansir Sky News, Lavrov menyatakan invasi ke Ukraina adalah seruan peringatan yang berbahaya bagi PBB.

Ia juga menuduh PBB berusaha mencoret aturan dasar dari piagamnya sendiri.

"Organisasi ini dibuat atas dasar persamaan kedaulatan negara," tambah Lavrov dikutip TribunWow.com, Rabu (27/4/2022).

Halaman
1234
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaMariupolVladimir PutinVolodymyr Zelensky
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved