Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Habiskan Rp 13 Triliun per Hari untuk Invasi Ukraina, Ini Kebutuhan Rusia

Selama melakukan invasi ke Ukraina, Rusia menggelontorkan uang senilai Rp 13 triliun per hari untuk keperluan militer.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
YouTube Daily Mail
Presiden Rusia Vladimir Putin dalam acara hari kemenangan di Moskow, Rusia pada tahun 2020. 

TRIBUNWOW.COM - Terjadi sejak 24 Februari 2022, invasi Rusia ke Ukraina saat ini sudah mulai memasuki bulan ketiga.

Kedua belah pihak yakni Rusia dan Ukraina mengeluarkan biaya yang tak sedikit di dalam konflik ini.

Rusia diketahui mengeluarkan biaya sebesar 900 juta USD atau setara Rp 13 triliun untuk keperluan militer.

Baca juga: Di Depan Tentara Rusia, Ayah di Ukraina Tunjukkan Tangannya yang Berlumuran Darah sang Anak

Baca juga: Media Barat Hapus Video Warga Mariupol Mengeluh Disandera Pasukan Militer Ukraina

Dikutip TribunWow.com dari newsweek.com, laporan ini disampaikan oleh Sean Spoonts selaku kepala editor SOFREP, yakni sebuah media yang berfokus pada berita militer.

Uang sebesar Rp 13 triliun itu diketahui digunakan untuk menggaji para tentara Rusia yang berperang di Ukraina.

Uang senilai triliunan rupiah itu juga dipergunakan untuk menyediakan amunisi, misil hingga memperbaiki peralatan militer.

Rusia juga kehilangan uang yang tak sedikit setiap menembakkan misil yang mereka punya ke Ukraina.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menggelar Latihan Parade Kemenangan sebagai bagian perayaan Hari Kemenangan yang jatuh pada tanggal 9 Mei.

Acara ini berlangsung di pangkalan udara Khmeimim Rusia di Suriah.

Dilaporkan lebih dari 1,2 ribu personel militer Rusia dan Suriah ikut serta dalam pelatihan yang memamerkan peralatan dan kekuatan pertahanan negara tersebut.

Rekaman dari parade tersebut dibagikan melalui kanal berita pemerintah Rusia, RIA Novosti, Jumat (6/5/2022).

Pada awal gladi bersih, para awak seremonial yang berbaris di pangkalan udara itu diarahkan oleh Komandan Angkatan Bersenjata Rusia di Suriah, Letnan Jenderal Roman Berdnikov, dengan mobil Tiger convertible.

Kemudian kru parade Angkatan Bersenjata Federasi Rusia dan Republik Arab Suriah berbaris di sepanjang landasan pacu dengan suara iringan band militer.

Barisan itu terdiri dari grup spanduk dengan bendera negara Federasi Rusia dan salinan Bendera Kemenangan, kompi penjaga kehormatan dengan bendera pasukan darat, Pasukan Dirgantara dan Angkatan Laut, kru parade dari resimen udara pasukan khusus, marinir, pasukan udara, polisi militer, resimen rudal anti-pesawat, kru parade wanita dokter militer.

Setelah itu, barisan peralatan militer parade yang dimekanisasi melaju di sepanjang jalur tersebut.

Iring-iringan itu dibuka oleh tank T-34-85 dan truk Dodge dari Perang Patriotik Besar.

Dalam barisan itu juga termasuk kendaraan lapis baja Tigr dan Typhoon-K, pengangkut personel lapis baja BTR-82A, tank T-72B3 dan T-90A, sistem penyembur api berat TOS-1A, sistem rudal taktis operasional Iskander, rudal anti-pesawat dan kompleks senjata " Pantsir-S ", truk tentara mengangkut howitzer derek "Msta-B" dengan trailer.

Pelatihan diakhiri dengan overflight pasukan penerbangan Rusia.

Helikopter Mi-8, Ka-52 dan Mi-24, pesawat anti kapal selam Il-38 yang dikawal oleh pembom garis depan Su-34, radar terbang A-50 yang dikawal oleh pembom Su-24M, pesawat tempur Su-35 melintas di langit.

Juga, salah satu pilot pangkalan udara di Su-35 mendemonstrasikan aerobatik tunggal.

Terlihat satu ciri khas dari latihan ini yakni bahwa baik militer Rusia dan Suriah menyematkan pita St. George yang dilipat dalam bentuk huruf Z atau V pada seragam mereka.

Tanda-tanda taktis semacam itu diterapkan pada peralatan militer oleh unit-unit Angkatan Bersenjata Rusia sebagai bagian dari dukungan terhadap operasi militer khusus di Ukraina.

Baca juga: VIDEO Tentara Ukraina Gunakan Meriam Canggih dari AS, Sekali Tembakan Butuh Biaya Rp 1,4 Miliar

Baca juga: Zelensky Ngaku Ukraina Bersedia Negosiasi Damai jika Rusia Lakukan Ini

Ukraina Minta Dikirim Rp 72 Triliun Tiap Bulan

Dalam jangka panjang, pembangunan kembali dan restorasi Ukraina akan menelan biaya setidaknya $600 miliar (sekitar Rp 8,6 kuadriliun).

Jumlah ini dinilai masuk akal mengingat kehancuran besar yang diderita Ukraina akibat penyerangan Rusia.

Belum lagi buaya untuk pemulihan ekonomi negara yang rodanya terhenti selama perang.

Dilansir TribunWow.com dari Ukrinform, Jumat (22/4/2022), pernyataan ini dibuat oleh Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal di akun Facebook pribadinya.

Ia menerangkan bahwa kerugian yang diderita Ukraina telah disampaikan ke hadapan komite internasional.

"Bersama dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, saya telah bergabung dengan Pertemuan Musim Semi 2022 dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia," ujar Shmyhal.

"Kami telah memberi tahu mitra kami tentang rencana Rusia untuk menghancurkan Ukraina dan ekonomi Ukraina. Blokade pelabuhan, pemogokan pabrik, upaya untuk merusak upaya penaburan (pertanian-red), dan penghancuran kota."

"Semua ini adalah bagian dari rencana itu. Ekonomi Ukraina telah menderita kerugian lebih dari $500 miliar. Tingkat PDB mungkin turun dari 30% menjadi 50% tahun ini," tulisnya.

Dalam kata-katanya, Shmyhal menyebut Ukraina membutuhkan dukungan keuangan dari mitra untuk bertahan.

Dalam jangka pendek, Ukraina akan membutuhkan pendanaan sebesar $4 miliar hingga $5 miliar (Rp 57 triliun hingga Rp 72 triliun) per bulan dalam enam bulan ke depan.

"Salah satu mekanisme pemberian dukungan tersebut bisa berupa hak penarikan khusus (SDR) yang dialokasikan oleh IMF," tutur Shmyhal.

"Kami meminta mitra internasional kami untuk menyumbangkan 10% dari SDR mereka ke Ukraina, yang akan memungkinkan kami menerima miliaran dolar untuk menutup defisit anggaran."

"Dengan demikian, kami akan dapat terus memenuhi komitmen sosial kami, memberikan dukungan untuk bisnis dan memulihkan fasilitas infrastruktur penting."

Dalam jangka panjang, pembangunan kembali dan restorasi Ukraina akan menelan biaya setidaknya $600 miliar (Rp 8,6 kuadriliun).

Bekerja sama dengan para ahli dunia, pemerintah Ukraina telah mengembangkan rencana pembangunan kembali.

Selain itu, Shmyhal mendesak masyarakat internasional untuk mendukung Ukraina, mendukung kebebasan dan demokrasi. (TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr Zelensky
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved