Konflik Rusia Vs Ukraina
Ibaratkan bak Kamar Mayat Terbuka, Jurnalis Temukan Mayat Tentara Rusia Dibentuk Huruf Z di Ukraina
Seorang jurnalis mengabadikan pemdangan mengerikan sejumlah mayat tentara Rusia disusun sedemikian rupa membentuk huruf Z.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Seorang jurnalis Associated Press (AP) mengibaratkan Kota Kharkiv layaknya kamar mayat terbuka.
Menurut pengakuan jurnalis AP tersebut, ditemukan banyak mayat manusia berserakan di jalan di Kharkiv.
Bahkan ia sempat memotret empat jasad tentara Rusia yang disusun sedemikian rupa membentuk huruf Z.
Baca juga: Demi Cegah Putin Lakukan Invasi ke Negara Lain, Eks PM Inggris Minta Barat Kalahkan Rusia di Ukraina
Baca juga: Sebut Ukraina Hanya Menang di Media, Pakar Ungkap Keunggulan Rusia di Medan Perang Donbass
Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, simbol Z diketahui telah digunakan oleh pasukan militer Rusia sejak invasi dimulai.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, simbol Z memiliki arti kemenangan.
Simbol itu juga difungsikan agar tentara Rusia tidak salah menyerang rekan mereka sendiri.
Kharkiv diketahui terus menjadi target bombardir tentara Rusia sejak perang terjadi pada 24 Februari 2022 lalu.
Jutaan penduduk Kharkiv telah kabur dari rumah mereka demi mencari tempat yang lebih aman.
Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri telah kehilangan jenderal kesembilannya saat berperang di Ukraina.
Peristiwa ini terjadi menyusul serangan terhadap sebuah pangkalan militer Rusia di Kharkiv.
Mayor Jenderal Andrei Simonov menjadi komandan tertinggi terbaru yang tewas dalam pertempuran.
Dilansir TribunWow.com dari The Sun, Minggu (1/5/2022), Simonov merupakan kepala Tentara Gabungan Kedua, dilaporkan tewas di dekat kota Izyum di wilayah timur laut Kharkiv.
Rekaman yang dibagikan di media sosial tampaknya menunjukkan serangan dari salvo roket.
Serangan itu juga dilaporkan menghancurkan lebih dari 30 kendaraan lapis baja Rusia, termasuk tank.
Penasihat presiden Oleksiy Arestovych mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa sekitar 100 orang Rusia tewas dalam serangan itu, termasuk Simonov.
Berita kematian sang jenderal juga dibagikan oleh penasihat pemerintah Anton Gerashchenko di akun Telegram-nya.
Dia mengatakan bahwa Simonov adalah komandan Electronic Warfare dari tentara ke-2 dan pernah menjadi komandan EW Distrik Militer Barat.
Jumlah komandan Putin yang kehilangan nyawa di Ukraina terus meningkat, dan menjadi sebuah pukulan telak bagi pemimpin Rusia itu.
Sebanyak sembilan jenderal Rusia kini tewas dalam perang Putin bersama 36 kolonel dan 300 perwira.
Bulan lalu Mayor Jenderal Vladimir Frolov, wakil komandan Tentara Gabungan ke-8, dimakamkan dengan penghormatan militer penuh di St Petersburg.
Sebelumnya Letnan Jenderal Andrei Mordvichev, komandan Tentara Gabungan ke-8, tewas dalam pertempuran di Chornobaivka, dekat kota selatan Kherson.
Mayor Jenderal Andrei Kolesnikov dari Tentara Gabungan ke-29 dan Vitaly Gerasimov, tewas dalam pertempuran.
Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky dilaporkan ditembak mati oleh penembak jitu di pertempuran untuk Hostomel Airfield sekitar 30 mil di luar ibukota Kyiv pada awal Maret.
Dan Jenderal Magomed Tushaev tewas ketika kolom pasukan khusus Chechnya, termasuk 56 tank, dilenyapkan di dekat Hostomel, timur laut kota.
Mayor Jenderal Oleg Mityaev, 47, tewas di Mariupol serta Letnan Jenderal Yakov Rezantsev yang juga tewas dalam pertempuran.
Baca juga: Inilah Sosok 8 Jenderal Rusia yang Tewas sejak Awal Perang Ukraina, Terbaru Vladimir Frolov
Baca juga: Putin Tangkap Jenderal FSB Rusia, Perpecahan Terjadi antar Pejabat Militer soal Invasi Ukraina
Intelejen AS Akui Beri Arahan Ukraina
Intelejen Amerika Serikat ternyata memainkan peran penting dalam konflik Ukraina dan Rusia.
Selama perang terjadi, mata-mata AS telah memberi informasi rahasia dan mengarahkan serangan Ukraina.
Aksi tersebut mendukung keberhasilan Ukraina yang telah memukul mundur Rusia dari Kiev dan menewaskan sedikitnya 8 jenderal perang Moskow.
Pengakuan AS tersebut membuktikan tudingan Rusia yang telah mengendus adanya kerjasama khusus tersebut.
Dilansir TribunWow.com dari The Daily Mail, Rabu (28/4/2022), Para pejabat mengungkapkan kepada NBC News pada hari Selasa bahwa intelijen Amerika banyak membantu Ukraina mengantisipasi serangan Rusia.
Sejauh ini, mata-mata AS telah membantu pemerintah Ukrania dengan berulang kali menandai waktu dan lokasi serangan yang direncanakan pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Sejak awal, kami sangat condong ke depan dalam berbagi strategi dan aksi intelijen dengan Ukraina," kata seorang pejabat AS yang enggan disebutkan namanya.
"Hal ini berdampak baik pada tingkat taktis dan strategis. Ada contoh di mana anda bisa menceritakan kisah yang cukup jelas bahwa ini membuat perbedaan besar."
Seorang mantan pejabat intelijen senior juga mengatakan kepada NBC News tentang aliansi de facto.
"Ada banyak informasi intelijen real-time yang dibagikan dalam hal hal-hal yang dapat digunakan untuk secara khusus menargetkan pasukan Rusia," terangnya.
Mantan pejabat itu mengungkapkan bahwa sebagian besar informasi yang disalurkan terdiri dari citra satelit komersial.
"Tetapi juga banyak intelijen lain tentang, misalnya, di mana jenis unit Rusia tertentu aktif," imbuhnya.
Pada hari Selasa, sebuah analisis oleh media independen Rusia MediaZona mengungkapkan bahwa 317 perwira berpangkat letnan junior ke atas, telah tewas, dan sedikitnya delapan jenderal gugur.
Hampir sepertiga dari korban berasal dari kelas paling senior, pangkat mayor atau lebih tinggi, termasuk sejumlah jenderal dan wakil komandan armada Laut Hitam Rusia.
Intelijen yang diberikan oleh AS telah memungkinkan pasukan Ukraina untuk mengetahui di mana harus menyerang, unit Rusia apa yang aktif dan mana yang menjadi umpan, dan di mana pasukan penyerang berencana untuk mengebom.
Para pejabat mengatakan kepada outlet itu bahwa operasi rahasia telah menyelamatkan nyawa dan peralatan militer Ukraina yang tak terhitung jumlahnya, dan telah menyebabkan Moskow membuang waktu dan amunisi yang berharga dalam serangan yang sedang berlangsung.
"Militer Rusia benar-benar membuat lubang kosong di mana pertahanan udara pernah didirikan," kata pejabat itu setelah pasukan Ukraina dipindahkan mengikuti petunjuk AS.
"Ini memiliki dampak yang sangat besar pada kemampuan militer Rusia di lapangan."
Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mengkonfirmasi kerjasama khusus itu dalam sebuah pernyataan Selasa.
"Kami secara teratur memberikan intelijen rinci dan tepat waktu kepada Ukraina di medan perang untuk membantu mereka mempertahankan negara mereka melawan agresi Rusia dan akan terus melakukannya," kata seorang perwakilan.(TribunWow.com/Anung/Via)