Konflik Rusia Vs Ukraina
Berterima Kasih pada PBB, Zelensky Girang 100 Warga Mariupol yang Terjebak Berhasil Dievakuasi
Warga yang terjebak di Mariupol, termasuk wanita dan anak-anak, telah dievakuasi sebagian dari pabrik baja Azovtal yang hancur.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
Setelah melewati pemeriksaan yang diperlukan, mereka dibawa ke kamp pengungsi.
Dari sana mereka akan dibawa ke kota Zaporizhzhia, sebuah wilayah di bawah kendali Ukraina, didampingi oleh kendaraan PBB dan Palang Merah, serta pasukan militer Rusia dan Donetsk.
PBB mengkonfirmasi pada hari Minggu bahwa operasi untuk mengevakuasi orang-orang dari pabrik baja di kota Mariupol Ukraina yang dibom sedang berlangsung.
"PBB menegaskan bahwa operasi lintas yang aman sedang berlangsung di pabrik baja Azovstal, berkoordinasi dengan ICRC dan pihak-pihak yang berkonflik," kata juru bicara Jens Laerke.
Diperkirakan 1.000 warga sipil dan beberapa ratus tentara Ukraina diperkirakan berlindung di labirin terowongan bawah tanah di bawah pabrik baja.
Banyak dari mereka memerlukan perhatian medis.
Ukraina telah menyalahkan kegagalan berbagai upaya evakuasi sebelumnya pada penembakan Rusia yang terus berlanjut.
Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-67, Warga Mariupol Dievakuasi hingga Kedatangan Angelina Jolie
Baca juga: Lukanya Membusuk, Pengungsi yang Terjebak di Pabrik Baja Mariupol Berkeras Tak Mau Menyerah ke Rusia
Perdebatan Sengit Menlu Putin dan Sekjen PBB
Sekretaris Jenderal Antonio Guterres melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov di Moskow, Selasa (26/4/2022).
Keduanya membahas mengenai kemungkinan perdamaian antara Rusia dan Ukraina yang berkonflik.
Juga mengenai negosiasi yang terhenti serta ketidakpuasan Rusia kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Adapun, pertemuan itu dilakukan sebelum Guterres nantinya berunding langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dilansir Sky News, Lavrov menyatakan invasi ke Ukraina adalah seruan peringatan yang berbahaya bagi PBB.
Ia juga menuduh PBB berusaha mencoret aturan dasar dari piagamnya sendiri.
"Organisasi ini dibuat atas dasar persamaan kedaulatan negara," tambah Lavrov dikutip TribunWow.com, Rabu (27/4/2022).