Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Putin Bebaskan Warga Sipil Keluar dari Mariupol, Rusia: Apa yang Perlu Dinegosiasikan?

Presiden Rusia Vladimir Putin telah menjamin para warga sipil yang terjebak di pabrik baja Azovstal, Mariupol bisa bebas keluar kapanpun.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
Website azovstal.metinvestholding.com/ru
Penampakan kompleks pabrik baja Azovtal yang terletak di wilayah kota Mariupol, Ukraina. Di dalam kompleks pabrik ini masih ada warga sipil yang terjebak tak bisa keluar. Rusia menuding para warga sipil itu sengaja dikurung oleh pasukan nasionalis Ukraina. 

Zelensky menyayangkan mengapa Guterres justru berkunjung ke Rusia lebih dulu bukannya ke Ukraina.

Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, saat di Rusia Guterres diketahui telah berbincang dengan Putin dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov membicarakan konflik di Ukraina.

"Perang terjadi di Ukraina, tidak ada mayat di jalanan Moskow," sindir Zelensky.

"Logisnya pertama mengunjungi Ukraina, untuk melihat masyarakat di sana (Ukraina), konsekuensi dari okupasi," ujar Zelensky.

Guterres diketahui juga melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov di Moskow, Selasa (26/4/2022).

Keduanya membahas mengenai kemungkinan perdamaian antara Rusia dan Ukraina yang berkonflik.

Juga mengenai negosiasi yang terhenti serta ketidakpuasan Rusia kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Adapun, pertemuan itu dilakukan sebelum Guterres nantinya berunding langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dilansir Sky News, Lavrov menyatakan invasi ke Ukraina adalah seruan peringatan yang berbahaya bagi PBB.

Ia juga menuduh PBB berusaha mencoret aturan dasar dari piagamnya sendiri.

"Organisasi ini dibuat atas dasar persamaan kedaulatan negara," tambah Lavrov dikutip TribunWow.com, Rabu (27/4/2022).

Guterres menjawab bahwa pihaknya memahami Rusia memiliki sejumlah keluhan mengenai hubungan dengan negara tetangganya.

Namun ia mengingatkan kesalahan Rusia yang jelas-jelas melakukan penyerangan ke Ukraina.

"Ada satu hal yang benar dan jelas dan tidak ada argumen yang dapat berubah," kata Guterres.

"Tidak ada pasukan Ukraina di wilayah Federasi Rusia, tetapi pasukan Rusia berada di wilayah Ukraina."

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved