Konflik Rusia Vs Ukraina
Putin Bebaskan Warga Sipil Keluar dari Mariupol, Rusia: Apa yang Perlu Dinegosiasikan?
Presiden Rusia Vladimir Putin telah menjamin para warga sipil yang terjebak di pabrik baja Azovstal, Mariupol bisa bebas keluar kapanpun.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Perhatian publik beberapa minggu ini tertuju kepada nasib warga sipil yang terjebak di pabrik baja Azovstal yang berada di Mariupol, Ukraina.
Tak hanya warga sipil, di Azovstal juga terdapat beberapa prajurit Ukraina yang dituding Rusia sengaja menghalang-halangi warga sipil yang ingin keluar.
Pemerintah Rusia sendiri menegaskan bahwa Putin telah memberikan lampu hijau bagi para warga sipil yang ingin keluar dari Azovstal.
Baca juga: Relawan Palang Merah Disiksa dan Dideportasi ke Rusia: Mereka Memperlakukan Kami seperti Binatang
Baca juga: Tunggu Keputusan Rusia, PBB Siaga Mobilisasi Evakuasi Warga Mariupol di Pabrik Azovtal Ukraina
Dikutip TribunWow.com dari tass.com, informasi ini disampaikan oleh juru bicara Putin, Dmitry Peskov pada Kamis (28/4/2022).
Pernyataan Peskov ini membalas statement dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang mengatakan ingin segera melakukan negosiasi dengan Rusia untuk mengevakuasi warga sipil di Azovstal.
"Presiden telah menyatakan secara jelas: warga sipil dapat keluar dan pergi kemanapun mereka mau. Tentara harus meninggalkan senjata mereka dan keluar juga," ujar Peskov.
"Keselamatan mereka akan dijamin."
"Semua yang terluka dan sakit akan diberikan pertolongan medis," kata Peskov.
"Apa yang perlu dinegosiasikan dalam kasus ini?" ujar Peskov.
Sementara itu, pemerintah Rusia dituding sedang merencanakan melakukan sebuah propaganda dengan cara membawa sekelompok jurnalis datang ke Mariupol, Ukraina.
Tudingan ini disampaikan oleh organisasi berita Ukraina, Ukrayinska Pravda.
Bersama dengan para jurnalis, nantinya pemerintah Rusia akan melakukan tur di Mariupol.
Dikutip TribunWow.com dari Sky News, jurnalis yang akan dibawa ke Mariupol nantinya adalah jurnalis yang pro terhadap pemerintahan Rusia.
Para jurnalis ini nantinya akan berangkat ke Ukraina dari Rostov di Rusia.
Mereka juga akan diberikan sejumlah informasi tertentu terkait konflik yang terjadi di Mariupol.