Konflik Rusia Vs Ukraina
Kunjungi Ukraina, Sekjen PBB Miris Bayangkan Rumahnya Diserang Rudal Rusia: Cucu Saya Berlari Panik
Antonio Guterres, sekretaris jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, tiba di Ukraina pada Kamis (28/4/2022).
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Antonio Guterres, sekretaris jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, tiba di Ukraina pada Kamis (28/4/2022).
Pejabat 72 tahun itu mengunjungi daerah-daerah yang hancur di dekat ibu kota Ukraina, Kiev/Kyiv, tempat Rusia dituduh melakukan kejahatan perang.
Ia pun mengutarakan rasa empati ketika membayangkan keluarganya di rumah menjadi korban seperti penduduk Ukraina.

Baca juga: Putin Beri Penghargaan pada Pasukan Rusia yang Dituding Ukraina Lakukan Kekejaman di Bucha
Baca juga: Bukti Tak Terbantahkan Kekejaman Tentara Rusia di Bucha, Kejahatan Perang di Ukraina Terekam Kamera
Dlansir TribunWow.com dari Aljazeera, Kamis (28/4/2022), Guterres datang ke Kyiv untuk bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Ia berniat membahas upaya damai setelah dua hari lalu bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dalam pertemuan di Moskow, Guterres menekankan perlunya koridor kemanusiaan, terutama di kota Mariupol yang terkepung.
Guterres memulai kunjungannya ke Ukraina dengan singgah di beberapa kota di pinggiran Kyiv.
Ia mendatangi Bucha, Irpin, dan Borodyanka, di mana pasukan Rusia diduga telah membunuh warga sipil dan melakukan kekejaman lainnya sebelum mundur untuk memfokuskan kembali serangan mereka di wilayah Donbas timur.
Melihat langsung kerusakan di kota-kota tersebut, Guterres pun merasakan empati mendalam.
Ia bahkan membayangkan betapa mengerikannya jika keluarga di rumah mengalami penyerangan semacam itu.
"Ketika saya melihat bangunan yang hancur itu, saya membayangkan keluarga saya di salah satu rumah yang sekarang hancur dan hitam. Saya melihat cucu perempuan saya berlari dengan panik," katanya kepada wartawan di Borodyanka, barat laut ibukota Ukraina, dari samping reruntuhan blok apartemen.
Guterres merasa seakan tak percaya perang masih bisa terjadi di jaman modern.
Ia pun mengungkapkan kepedulian terhadap para korban dan mengecam perang tersebut.
"Perang adalah absurditas di abad ke-21, perang itu jahat dan ketika melihat situasi ini, hati kami tentu saja tetap bersama para korban, belasungkawa kami untuk keluarga mereka. Tapi emosi kami, tidak mungkin perang bisa diterima di abad ke-21," tuturnya.
Baca juga: Disaksikan Ibunya, Bocah Laki-laki 11 Tahun di Ukraina Jadi Korban Rudapaksa Tentara Rusia
Baca juga: Wali Kota Bucha Ungkap Bukti Kekejaman Rusia, Sebut 85 Persen Mayat Warga Ukraina Miliki Luka Tembak
Putin Sebut PBB Dapat Informasi yang Salah