Konflik Rusia Vs Ukraina
Terpaksa Hidup di Toilet, Pasutri Lansia di Ukraina Tidur dalam Posisi Duduk
Pasutri Lansia di Ukraina menceritakan mengapa mereka tidak pergi meninggalkan rumah mereka demi pindah ke tempat yang lebih aman.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, pada video yang beredar tampak sejumlah wanita dan anak-anak berada di ruangan yang penuh dengan orang.
Dapat terdengar suara-suara keluhan para warga yang mengatakan mulai kehabisan makanan hingga air.
Bahkan terdengar juga warga yang memohon agar bisa segera dievakuasi keluar dari kota tersebut.
Seorang wanita mengatakan ada 15 anak-anak yang berlindung di dalam bunker tersebut, mulai dari bayi hingga bocah berusia 14 tahun.
Video ini diduga diambil pada 21 April 2022.
Diketahui di dalam pabrik baja Azovstal terdapat begitu banyak terowongan.
Menurut keterangan Pimpinan Chechnya Ramzan Kadyrov mengungkapkan bagaimana para tentara Ukraina diperlakukan secara tak manusiawi oleh komandan mereka.
Diketahui kini masih tersisa sejumlah tentara Ukraina yang bertahan di pabrik baja Azovstal yang berada di Kota Mariupol.
Kadyrov menjelaskan, para tentara Ukraina itu saat ini dipimpin oleh batalion nasionalis Ukraina yang bersikap keji bahkan terhadap rekan seperjuangan mereka sendiri.
Dikutip TribunWow.com dari Tass.com, Kadyrov lewat akun Telegram miliknya menjelaskan bagaimana para tentara Ukraina yang terjebak di dalam Mariupol dipaksa untuk terus berperang oleh komandan mereka.
Informasi ini diperoleh Kadyrov seusai bertanya ke seorang tawanan perang.
Batalion nasionalis Ukraina yang kini memimpin para tentara Ukraina di Azovstal disebut akan menembak mati para tentara yang memilih untuk menyerah ke Rusia.
"Menurut keterangan tawanan, mayoritas dari mereka yang terkurung di belakang tembok tebal pabrik ingin cepat-cepat pergi meninggalkan wilayah sambil memegang bendera putih," ungkap Kadyrov.
"Namun inisiatif ini tidak didukung oleh sang komandan batalion nasionalis."
"Kami telah mengkonfirmasi informasi tentang mengeksekusi mati anggota mereka sendiri yang ingin menyerah," papar Kadyrov.