Konflik Rusia Vs Ukraina
Putin Ungkap Siasat Barat Hancurkan Rusia dari Dalam, Singgung Provokasi Ukraina dan Sanksi Global
Presiden Rusia Vladimir Putin mengecam upaya Barat untuk melemahkan negaranya.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
Pada kesempatan yang sama, Putin mengklaim bahwa invasi di Ukraina telah mengungkap fakta mencengangkan.
Rusia menemukan pelanggaran hukum internasional oleh Nazi, yang diantaranya termasuk pembunuhan.
"Selama operasi khusus, fakta massal pelanggaran paling berat terhadap norma-norma hukum internasional oleh formasi neo-Nazi Ukraina, tentara bayaran asing terungkap," beber Putin.
"Kita berbicara tentang pembunuhan warga sipil, penggunaan orang, termasuk anak-anak, sebagai perisai manusia, tentang kejahatan lainnya."
Menurutnya, Ukraina sengaja memancing di air keruh untuk memprovokasi tentara Rusia.
"Provokasi terang-terangan terhadap Angkatan Bersenjata kita, termasuk yang menggunakan sumber daya media asing dan jejaring sosial, juga memerlukan penyelidikan menyeluruh," pungkasnya.
Baca juga: Update Mariupol: Rusia Umumkan Gencatan Senjata di Pabrik Azovtal, Beri Waktu Evakuasi Warga Ukraina
Baca juga: Bertemu Zelensky, Menlu AS Sebut Rusia Gagal Capai Tujuan Perang: Ukraina Berdiri Kokoh
Putin Diprediksi Nekat Serang Pangkalan NATO
Muncul kekhawatiran bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan melakukan aksi nekat agar dapat menguasai Ukraina.
Rusia diklaim akan menggunakan segala cara untuk menghentikan pasokan senjata lawan.
Satu diantaranya dengan menyerang pangkalan militer NATO agar tak bisa mengirim bantuan ke Ukraina.
Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail, Minggu (17/4/2022), seorang mantan kepala keamanan Inggris, Lord Ricketts, menilai Rusia mulai frustasi lantaran invasinya terhambat.
Penasihat keamanan nasional pertama Inggris itu mengatakan kemarin bahwa Putin menjadi semakin putus asa untuk menghentikan aliran senjata ke Ukraina.
Putin bahkan dikatakan mungkin akan menyerang pesawat atau konvoi NATO yang menuju ke negara itu.
Lord Ricketts khawatir konflik ini akan bergerak menuju jalan buntu, di mana Rusia ingin menduduki sebagian besar wilayah tetangga dan Ukraina tidak akan menyetujui kesepakatan penyelesaian.
Ia juga memperingatkan bahwa konflik ini dapat berlanjut selama bertahun-tahun sebagai perang gerilya.