Konflik Rusia Vs Ukraina
Orangtuanya Hidup Menderita di Ukraina, sang Anak di Rusia Justru Tak Percaya
Pasangan suami istri lanjut usia di Kharkiv terpaksa hidup di dalam toilet setelah hampir seluruh rumahnya hancur karena serangan Rusia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Mizintsev menambahkan bahwa Rusia telah memberi tahu pihak Ukraina tentang keputusannya melalui Wakil Perdana Menteri Irina Vereshchuk.
Rusia pekan lalu mengatakan telah menguasai penuh kota strategis Ukraina timur, kecuali kawasan industri Azovstal yang luas.
Presiden Vladimir Putin memerintahkan blokade pabrik baja, di mana ratusan warga sipil dilaporkan berlindung dengan pasukan Ukraina.
Baca juga: Berbagi 1 Toilet dengan Ribuan Orang, Pengungsi Ukraina Ungkap Mengerikannya Kamp Penyaringan Rusia
Baca juga: Rusia Hanya Tinggal Miliki 30 Persen Pasokan Persenjataan, Ukraina Disebut Berkesempatan Menang
Kondisi Pengungsi di Azovtal
Terjebak di dalam kompleks pabrik baja Azovstal, rezimen Azov Ukraina mengunggah sebuah video menampilkan kondisi terkini di dalam pabrik yang berada di Mariupol tersebut.
Seperti yang diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin telah memberikan instruksi kepada pasukan militer Rusia untuk memblokade pabrik baja Azovstal.
Dalam video yang diunggah oleh rezimen Azov tersebut, tampak para prajurit Ukraina membawakan makanan dan bantuan lainnya untuk wanita dan anak-anak yang berada di bunker bawah tanah di pabrik Azovstal.
Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, pada video yang beredar tampak sejumlah wanita dan anak-anak berada di ruangan yang penuh dengan orang.
Dapat terdengar suara-suara keluhan para warga yang mengatakan mulai kehabisan makanan hingga air.
Bahkan terdengar juga warga yang memohon agar bisa segera dievakuasi keluar dari kota tersebut.
Seorang wanita mengatakan ada 15 anak-anak yang berlindung di dalam bunker tersebut, mulai dari bayi hingga bocah berusia 14 tahun.
Video ini diduga diambil pada 21 April 2022.
Diketahui di dalam pabrik baja Azovstal terdapat begitu banyak terowongan.
Menurut keterangan Pimpinan Chechnya Ramzan Kadyrov mengungkapkan bagaimana para tentara Ukraina diperlakukan secara tak manusiawi oleh komandan mereka.
Diketahui kini masih tersisa sejumlah tentara Ukraina yang bertahan di pabrik baja Azovstal yang berada di Kota Mariupol.