Konflik Rusia Vs Ukraina
Sesuai Instruksi Putin, Tentara Rusia Pastikan Pasukan Ukraina Tak Mampu Tembus Blokade di Azovtal
Pimpinan wilayah Donestk yang ditunjuk Rusia, Denis Pushilin, menuturkan kondisi pertempuran di Mariupol, Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Pimpinan wilayah Donestk yang ditunjuk Rusia dari pasukan separatis, Denis Pushilin, menuturkan kondisi pertempuran di Mariupol.
Ia menyatakan tak ada tentara Ukraina yang bisa menerobos blokade di pabrik baja Azovtal.
Hal ini dilakukan sesuai intruksi Presiden Rusia Vladimir Putin yang menegaskan agar tempat persembunyian tentara Ukraina dan rakyat sipil itu dijaga ketat.

Baca juga: Berencana Kirim Bom 3 Ton, Rusia Serang Pabrik Baja Azovtal Tempat Ribuan Warga Ukraina Berlindung
Baca juga: Situasi Terkini di Pertahanan Terakhir Mariupol, Tentara Ukraina Ungkap Alasan Tak Menyerah ke Rusia
Dilansir TribunWow.com dari RIA Novosti, Senin (25/4/2022), Pushilin mengatakan ada sekitar 400 tentara bayaran asing di wilayah pabrik Azovstal di Mariupol.
Para tentara tersebut diduga bergabung dengan pasukan Ukraina dan terjebak di dalam pabrik.
"Jumlah totalnya (masih) seperti sebelumnya, adalah informasi yang kami miliki, katakanlah (ada) sekitar 400 tentara bayaran asing yang terus ada di sana," kata Pushilin saat tampil di saluran TV Rossiya 24.
Ia juga yakin bisa menghentikan upaya pasukan Ukraina untuk keluar dari Azovtal.
Pushilin menegaskan ada cukup kekuatan dan sarana untuk memblokade kompleks pabrik tersebut.
"Mengenai kemungkinan upaya untuk menerobos, tidak dapat dikesampingkan bahwa langkah putus asa seperti itu mungkin terjadi, tetapi kami memiliki kekuatan dan sarana yang cukup untuk menghentikan ini sesegera mungkin," ucap Pushilin.
Menurutnya, saat ini blokade yang sudah dibangun di dalam perimeter ini sedang dipertahankan.
Unit-unit itu secara ketat mengendalikan semuanya dengan dukungan api sehingga tidak ada pikiran untuk melarikan diri.
Diketahui, blokade tersebut merupakan perintah Putin yang menginstruksikan secara langsung pada Menteri Pertahanan Sergei Shoigu.
Baca juga: Bertemu Zelensky, Menlu AS Sebut Rusia Gagal Capai Tujuan Perang: Ukraina Berdiri Kokoh
Baca juga: Rusia Hanya Tinggal Miliki 30 Persen Pasokan Persenjataan, Ukraina Disebut Berkesempatan Menang
Rusia Klaim Segera Kuasai Mariupol
Panglima perang Chechnya Ramzan Kadyrov yakin Rusia akan merebut kota pelabuhan utama Ukraina Mariupol hari ini, Kamis (21/4/2022).
Sebelumnya, Kiev juga telah memperingatkan bahwa pasukannya tidak dapat bertahan lebih lama lagi.
Jika berhasil, Mariupol akan menjadi kota pertama yang dikuasai sekaligus menjadi kemenangan besar bagi Rusia.
Dilansir TribunWow.com dari Sky News, kota Mariupol telah menjadi target utama Rusia sejak perang di Ukraina dimulai hampir dua bulan lalu.
Kadyrov yang pasukannya bertempur di Ukraina, menyatakan Mariupol akan jatuh hari ini.
"Sebelum jam makan siang, atau setelah makan siang, Azovstal akan sepenuhnya berada di bawah kendali pasukan Federasi Rusia," ucap Kadyrov.
Benteng terakhir perlawanan Ukraina berbasis di sekitar pabrik baja Azovstal, di mana diperkirakan 1.000 warga sipil telah berlindung dari penembakan dan serangan rudal.
Menjelang kejatuhannya, Presiden Rusia Vladimir Putin membatalkan rencana untuk menyerbu pabrik, dan sebaliknya menyerukan agar pabrik itu diblokade.
"Saya menganggap usulan penyerbuan zona industri tidak perlu," kata Putin kepada menteri pertahanan Sergei Shoigu dalam pertemuan yang disiarkan televisi di Kremlin.
"Aku memerintahkanmu untuk membatalkannya."
Dia mengatakan keputusannya untuk tidak menyerbu pabrik Azovstal dimotivasi oleh keinginan untuk melindungi nyawa tentara Rusia.
"Tidak perlu naik ke katakombe ini dan merangkak di bawah tanah melalui fasilitas industri ini," ujar Putin.
"Blokir kawasan industri ini agar lalat tidak bisa lewat."
Putin juga meminta pejuang Ukraina yang tersisa di Azovstal untuk menyerah, ia berjanji Rusia akan memperlakukan mereka dengan hormat dan akan memberikan bantuan medis.
Setelah berhari-hari menahan serangan Rusia yang hampir konstan, beredar video komandan Ukraina di Azovtal yang mengatakan mereka kalah jumlah.
Komandan Marinir Ukraina Serhiy Volny memperingatkan bahwa para pejuang di pabrik itu mungkin tidak dapat bertahan lebih lama.
"Unit musuh puluhan kali lebih besar dari kita, mereka memiliki dominasi di udara, artileri, pasukan darat, peralatan dan tank," katanya.
Berbicara kepada Sky News, dia mengatakan pasukan berjumlah 10 banding satu dan lebih dari 500 pejuang membutuhkan dukungan medis.
Jatuhnya kota itu akan menandai kemenangan terbesar Moskow dalam perang sejauh ini. (TribunWow.com)