Konflik Rusia Vs Ukraina
Setelah Bersikap Ramah dan Lambaikan Tangan, Tentara Rusia Tembaki Bocah 13 Tahun yang Mengungsi
Bocah bernama Elisei Ryabukon menjadi korban penembakan oleh tentara Rusia ketika mengungsi bersama orangtuanya.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Satu keluarga Ukraina kehilangan putra sulungnya yang baru berusia 13 tahun.
Bocah bernama Elisei Ryabukon itu menjadi korban penembakan oleh tentara Rusia ketika mengungsi bersama orangtuanya.
Padahal, tentara Rusia yang sama sempat bersikap ramah dan mengizinkan mereka untuk lewat, sebelum kemudian memberondong mereka dengan peluru.

Baca juga: Tujuan Rusia Lakukan Serangan Kedua di Ukraina, Ini 3 Tantangan yang akan Dihadapi Pasukan Putin
Baca juga: Genderang Perang Ditabuh di Donbass, Zelensky Nyatakan Pertempuran Baru dengan Rusia Dimulai
Ayah Elisei, Evhen Ryabukon menepuk peti mati dengan lembut, dan tampaknya sedang melakukan percakapan terakhir dengan putranya.
Dia beberapa kali menahan emosi dan berhenti bicara sebelum kemudian dapat menyelesaikan perkataannya.
Istrinya Inna, membenai letak foto berbingkai seorang anak laki-laki tersenyum, yang ditempatkan di peti mati.
Anak itu adalah Elisei, yang baru akan berusia 14 pada bulan Mei.
Lebih dari sebulan setelah dia terbunuh dalam penembakan oleh tentara Rusia, keluarga, teman, tetangga, dan teman sekelasnya berkumpul di sebuah gereja di kota Brovary di timur Kyiv.
Mereka datang untuk mengucapkan selamat tinggal kepada anak yang sangat dicintai dari desa Peremoha ini.
Komunitas yang telah tercerai-berai karena perang itu, kini bersatu dalam kesedihan mendalam.
Elisei dikenang sebagai bocah yang jujur, rendah hati dan suka menolong.
Ia seorang anak laki-laki yang tidak suka berkelahi dan tak berminat bermain olahraga agresif.
Inna, Elisei dan putranya yang lebih muda terjebak di Peremoha ketika pertempuran dimulai.
"Pada 11 Maret, Rusia memberi kami izin untuk pergi. Mereka bahkan melambaikan tangan kepada kami dan berharap kami beruntung. Kemudian ketika kami melintasi lapangan, mereka mulai menembaki kami dari segala arah," kata Inna dilansir TribunWow.com dari BBC, Selasa (19/4/2022).
Ada lima mobil dalam konvoi kendaraan yang mengungsi.