Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Berhasil Rebut Kota Pertama di Donbas, Ukraina Tarik Pasukan dan Ungsikan Penduduk
Pasukan Rusia telah merebut kota Kreminna di wilayah Donbas Ukraina timur.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Pasukan Rusia telah merebut kota Kreminna di wilayah Donbas Ukraina timur.
Pasukan Ukraina telah ditarik dari kota itu sementara para penduduk telah diungsikan.
Namun, belum semua warga berhasil dibawa sementara masih ada beberapa yang memutuskan untuk tinggal.

Baca juga: Tujuan Rusia Lakukan Serangan Kedua di Ukraina, Ini 3 Tantangan yang akan Dihadapi Pasukan Putin
Baca juga: Berencana Kirim Bom 3 Ton, Rusia Serang Pabrik Baja Azovtal Tempat Ribuan Warga Ukraina Berlindung
Kreminna merupak sebuah kota berpenduduk lebih dari 18.000 orang dan terletak sekitar 350 mil (560km) dari tenggara ibu kota, Kyiv.
Kota ini tampaknya merupakan kota pertama yang direbut dalam serangan Rusia di Ukraina timur.
"Kreminna berada di bawah kendali 'Orc' (sebutan untuk Rusia). Mereka telah memasuki kota," ujar Serhiy Gaidai, gubernur wilayah Luhansk dikutip TribunWow.com dari The Guardian, Rabu (20/4/2022).
"Pasukan pertahanan kami harus mundur. Mereka telah menempatkan diri mereka di posisi baru dan terus memerangi tentara Rusia."
Dia mengatakan pasukan Rusia telah menyerang dari semua sisi.
"Tidak mungkin menghitung jumlah korban tewas di antara penduduk sipil. Kami memiliki statistik resmi, sekitar 200 orang tewas, tetapi kenyataannya ada lebih banyak lagi," imbuhnya, tanpa menjelaskan proses perkiraan jumlah korban tewas.
Namun hingga kini, Rusia terus membantah telah menargetkan warga sipil.
Penduduk yang sebelumnya sudah dievakuasi dari kota, mengatakan mereka tidak dapat lagi menjangkau kerabat dan teman di sana.
Satu diantaranya adalah Olena Stetsenko, kepala organisasi sukarelawan Korupus Kota Kreminna, yang dievakuasi dari kota itu pada pertengahan Maret.
Stetsenko adalah satu dari beberapa orang terakhir yang dapat menghubungi seseorang di dalam kota sebelum sinyal ponselnya benar-benar terputus.
Ia tak dapat lagi menghubungi keluarga dan kerabat pada saat jam makan siang pada hari Senin, beberapa waktu setelah pasukan Rusia dilaporkan merebut kota itu.
Ada pola yang terlihat bahwa hampir seluruh kota dan desa Ukraina akan kehilangan koneksi seluler tak lama setelah jatuh di bawah pendudukan Rusia.
"Kerabat saya mengatakan (pada hari Senin) bahwa ada pesawat dan helikopter Rusia terbang di atas kota," kata Stetsenko.
"Mereka mengatakan bahwa (Rusia) menggunakan setiap jenis alat berat, grads (peluncur roket), tank."
"Sampai kemarin, mereka berada di pinggiran kota dan terjadi pertempuran jalanan. (Rusia) takut masuk ke kota karena ranjau."
Stetsenko memperkirakan masih ada sekitar 3.500 penduduk yang tersisa di kota.
Natalia Chekhuta, kepala pemerintahan daerah Kreminna dari 2015 hingga 2019, mengaku sangat terpukul.
Chekhuta, yang masih menjadi anggota dewan daerah untuk kota tersebut, mengatakan bahwa dia telah menjalankan misi evakuasi sukarela sejak awal perang.
Awalnya, tidak banyak orang yang ingin mengungsi, katanya, tetapi dalam tiga minggu terakhir evakuasi mulai terjadi secara besar-besaran.
Chekhuta dan timnya sedang menuju ke Kreminna pada tanggal 18 April untuk mengumpulkan orang-orang ketika pasukan Rusia menerobos garis pertahanan Ukraina dan memasuki kota.
Dia menemukan satu keluarga yang diberondong peluru saat mencoba untuk pergi dengan mobil, dua dari mereka meninggal dan satu lagi terluka.
"Orang-orang yang akan kami kumpulkan menelepon saya, meminta saya untuk tetap datang (melakukan evakuasi)," kata Chekhuta.
"Itu sangat sulit, sejak itu kami tidak bisa lagi mengadakan kontak."
Baca juga: Setelah Bersikap Ramah dan Lambaikan Tangan, Tentara Rusia Tembaki Bocah 13 Tahun yang Mengungsi
Baca juga: 20 Ribu Tentara Bayaran Rusia sampai di Ukraina, Terungkap Bayaran Pejuang Suriah yang Ikut Perang
Rusia telah Memulai Perang di Donbas
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan Rusia telah memulai pertempuran di Donbas.
Hal ini terlihat dari meningkatnya ekskalasi serangan di wilayah timur Ukraina tersebut.
Alih-alih gentar, Zelensky justru dengan keras menyatakan tak akan mundur dan akan terus berjuang mempertahankan daerahnya.
Diansir TribunWow.com, Selasa (19/4/2022), Zelensky menyatakan bahwa pasukan Presiden Rusia Vladimir sudah memulai penyerangan di Donbas.
Hal ini terjadi menyusul pernyataan Rusia yang akan fokus merebut wilayah timur setelah mundur dari Kiev.
Menurut Zelensky, sebagian besar militer Rusia telah dikonsentrasikan di daerah tersebut.
“Kami sekarang dapat menyatakan bahwa pasukan Rusia telah memulai pertempuran Donbas, yang telah lama mereka persiapkan," kata Zelensky dikutip dari unggahan video di Instagram @zelenskiy_official, Selasa (19/4/2022).
"Sebagian besar dari seluruh jumlah tentara Rusia, sekarang fokus dalam serangan ini."
Meski begitu, Zelensky tegas akan memberikan perlawanan setimpal untuk Rusia.
Ia mengucap tekad untuk terus berjuang setiap hari demi mempertahankan Ukraina.
"Tak peduli berapa banyak prajurit Rusia yang dibawa ke sana, kami akan berjuang," tegas Zelensky.
"Kami akan mempertahankan diri kami. Kami akan melakukannya setiap hari."
"Kami tidak akan menyerahkan semua yang dimiliki Ukraina dan kami tidak menginginkan yang bukan milik kami."
Dalam pidato tersebut, Zelensky juga menyebut kota-kota yang telah menjadi target penyerangan Rusia.
Ia pun berterimakasih pada warga dan prajurit yang telah berjuang mempertahankan negara.
"Saya berterimakasih pada seluruh pejuang kami, pada kota-kota pahlawan di Donbas, pada Mariupol, dan kota-kota di wilayah Kharkiv," sebut Zelensky.
"Yang terus bertahan, memperjuangkan nasib seluruh negara, memukul mundur kekuatan penjajah."
"Rubinzhe, Popasna, Zolote, Lysychansk, Severodonetsk, Kramatorsk dan lain-lain, yang telah selalu bersama Ukraina selama bertahun-tahun dan selamanya."(TribunWow.com/Via)