Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Tentara Lari Cari Perlindungan, Nakes di Ukraina Justru Diam Temani Warga yang Ketakutan

Aksi heroik dilakukan oleh seorang paramedis di Ukraina yang berani mempertaruhkan nyawanya untuk melindungi seorang warga.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
JEROME STARKEY/THE SUN
Seorang tenaga kesehatan di Kharkiv mempertaruhkan nyawa melindungi seorang warga sipil. 

TRIBUNWOW.COM - Media asal Inggris Thesun.co.uk berhasil merekam aksi heroik yang dilakukan oleh seorang tenaga kesehatan atau paramedis di Kharkiv, Ukraina.

Pada rekaman tersebut, Kharkiv tengah digempur oleh serangan pasukan militer Rusia.

Alih-alih kabur mencari tempat berlindung, pria berseragam warna merah yang merupakan paramedis justru diam sambil melindungi seorang wanita yang ketakutan.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Naik di Tengah Kekhawatiran Pasokan karena Invasi Rusia ke Ukraina

Baca juga: Gelap hingga Pakai Ember untuk Toilet, Ini Penampakan Basemen Tempat Tinggal 4 Nenek di Ukraina

Dikutip TribunWow.com, tampak pria itu merangkul dan melindungi wanita yang ketakutan tersebut.

Di sekitar sang nakes tampak paramedis lain hingga tentara Ukraina berlarian mencari perlindungan di dalam bangunan.

Pada bagian depan Kota Kharkiv yang berjarak 25 mil dari perbatasan Rusia, serangan pasukan Rusia menyebabkan lima orang tewas dan 13 luka-luka.

Serangan dilakukan dua kali dalam interval waktu yang lumayan singkat.

Taktik tersebut dicurigai sengaja dilakukan Rusia untuk menghabisi para tenaga kesehatan yang datang membantu.

Diketahui, Rusia meningkatkan serangan udara di Kiev (Kyiv) pada hari Sabtu, (16/5/2022).

Tak hanya ibukota Ukraina, sejumlah wilayah lain juga melaporkan adanya ekskalasi serangan.

Adapun hantaman rudal Rusia itu diduga sebagai balasan atas tengelamnya kapal perang Moskva, yang merupakan kebanggaan armada Laut Hitam Rusia.

Dikutip TribunWow.com dari Aljazeera, Senin (18/4/2022), serangan rudal Rusia menghancurkan pabrik militer lain di Kiev, setelah Rusia memperingatkan akan memperbarui serangan.

Setelah dua minggu relatif tenang di ibukota Ukraina, kini asap mengepul dari distrik Darnytsky di tenggara ibu kota.

Moskow mengatakan peluncuran itu sebagai serangan jarak jauh presisi tinggi.

Kehadiran polisi dan militer yang berat telah dikerahkan di sekitar pabrik.

Adapun penyerangan ini terjadi sehari setelah serangan serupa di pabrik yang menghasilkan rudal Neptunus, yang menenggelamkan kapal angkatan laut Rusia di Laut Hitam pada hari Kamis (14/3/2022).

Diduga, serangan ke pabrik-pabrik militer Kiev ini merupakan aksi balas dendam Rusia atas hancurnya kapal perang raksasa kebanggaan mereka.

“Mereka membuat kami membayar atas penghancuran Moskva,” kata Andrei Sizov, saksi mata dan pemilik bengkel kayu kepada AFP.

Serangan hari Sabtu di ibukota Ukraina adalah yang pertama sejak pasukan Rusia mulai menarik diri dari wilayah sekitar Kiev bulan lalu, untuk mengalihkan fokus mereka untuk menguasai wilayah Donbas timur.

Menurut anggota parlemen Ukraina Sviatoslav Yurash, Kiev masih terus diserang oleh roket dari Rusia.

“Mereka menyerang dari jarak jauh, mereka menyerang dari pesawat, mereka telah menembakkan roket tanpa henti, meskipun mereka didorong kembali melintasi perbatasan dan mereka dikalahkan di sekitar Kiev," ujar Yurash.

“Yang benar adalah bahwa sejauh menyangkut Kiev, kami selalu terancam bahwa Rusia akan kembali dan mencoba merebut ibu kota kami."

Tapi bukan hanya Kiev yang membayar harga untuk penghancuran Moskva.

Seluruh Ukraina bersiap-siap untuk serangan balas dendam dari Rusia setelah tenggelamnya kapal tersebut.

Sirene serangan udara terdengar semalaman di Kharkiv, Zaporizhzhia, Donetsk, Kryvyi Rih dan Dnipropetrovsk.
Ledakan juga terdengar di kota barat Lviv, sementara perang meningkat di timur, dengan Rusia mengirim pasukan tambahan untuk mencoba mengusir pasukan Ukraina keluar dari Donbas.

Setidaknya dua warga Ukraina tewas semalam dalam serangan udara Rusia di kota-kota di timur negara itu.
Para pejabat melaporkan kematian di Poltava, Severodonetsk dan Lysychansk.

Rusia mengatakan juga menyerang pabrik perbaikan kendaraan militer di Mykolaiv, dekat front selatan.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Naik di Tengah Kekhawatiran Pasokan karena Invasi Rusia ke Ukraina

Baca juga: Yakin Joe Biden akan Segera ke Ukraina, Zelensky Ajak Presiden AS Lihat Sendiri Kekejaman Rusia

Strategi Ukraina Kecoh Kapal Perang Rusia

Kapal perang kebanggaan armada Laut Hitam Rusia, Moskva, berhasil ditenggelamkan pasukan Ukraina.

Kapal perang besar yang sempat viral saat menyerang pulau Ular itu meledak oleh serangan misil Neptunus yang dilucurkan dari daratan.

Dikatakan bahwa awak kapal Moskva termakan strategi tipuan yang dipraktikkan Ukraina.

Drone Bayraktar TB2 buatan Turki di pangkalan udara militer Gecitkale dekat Famagusta di Siprus Utara, Senin (16/12/2019). Penampakan drone Bayraktar yang berhasil pukul mundur pasukan Rusia.
Drone Bayraktar TB2 buatan Turki di pangkalan udara militer Gecitkale dekat Famagusta di Siprus Utara, Senin (16/12/2019). Penampakan drone Bayraktar yang berhasil pukul mundur pasukan Rusia. (Birol Bebek/AFP)

Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail, Kamis (14/4/2022), komandan Ukraina menghancurkan kapal perang besar Moskva dengan mengecoh pertahanan militernya.

Menggunakan pesawat tak berawak TB2-Bayraktar, Ukraina mengalihkan sistem pertahanan kapal tersebut.

Memungkinkan rudal penghancur dari permukaan untuk menyerang dan menenggelamkan kapal tersebut.

Sensor pelindung kapal penjelajah berbobot 12.500 ton itu tampaknya tidak melihat roket Neptunus menuju ke arahnya.

Pasalnya, awak kapal fokus pada pelacakan drone buatan Turki itu.

Insiden ini memberikan dorongan moral untuk Kiev, dan justru menjadi pukulan besar bagi angkatan laut Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dilaporkan, dua rudal menghantam sisi samping Moskva yang memiliki ukuran setinggi 611 kaki.

Ledakan itu mengguncang kapal tersebut dengan keras dan menyebabkan ledakan dahsyat dan kebakaran besar.

Saat api membakar Laut Hitam yang penuh badai, 510 awak kapal dengan panik naik ke sekoci dan melarikan diri.

Serangan mendadak itu terjadi pada pukul 2 pagi kemarin saat Moskva, kapal perang komando dan kontrol utama Rusia, berada 60 mil di selatan Odessa.

Kapten kapal dan petugas pertahanan udara dikatakan melacak umpan TB2, dan tidak menyadari sepasang rudal anti-kapal Neptune R360 buatan Ukraina sedang menuju ke arah mereka.

Rudal yang masing-masing seberat satu ton dan memiliki jangkauan 170 mil laut, mendekati Moskva di permukaan laut.

Rudal ini meluncur dengan lintasan yang begitu rendah di laut sehingga menyebabkan misil tersebut sulit untuk dilacak.

"Insiden itu merupakan kerugian besar lainnya dalam hal kredibilitas Rusia. Mereka telah terbukti rentan terhadap serangan," ujar seorang pejabat Barat.

"Orang-orang Ukraina telah menggunakan imajinasi mereka dan terbukti sangat pandai. Mereka mampu bertindak dengan cepat untuk memberikan efek pada pasukan Rusia."

Setelah serangan itu, kapal penjelajah yang pertama kali melaut pada tahun 1979 itu, awalnya ditarik ke arah Krimea.

Intelijen AS mengatakan kapal perang itu masih terbakar.

Namun kabar terbaru mengatakan kapal tersebut diketahui telah tenggelam lantaran kerusakannya terlalu parah.

Adapun dalam hal perangkat keras militer, Moskva merupakan kerugian tunggal terbesar bagi angkatan bersenjata Rusia sejak perang dimulai.

Insiden ini juga tercatat sebagai kekalahan pertama kapal perang terbesar dalam pertempuran sejak Perang Dunia Kedua.

Kehancuran kapal ini memiliki arti simbolis bagi Ukraina, menyusul insiden pada hari pertama perang di Pulau Ular.

Kapal perang Moskva sempat mengancam para tentara Ukraina di pulau tersebut.

Namun, seorang tentara Ukraina Roman Hrybov dengan berani justru mengusir dan memaki awak kapal tersebut meski pasukannya sedang terkepung. (TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyInggris
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved