Terkini Internasional
Media Rusia Beritakan Rencana NASA Berpotensi Provokasi Alien untuk Menyerang Bumi
Media Rusia rt.com memberitakan bagaimana upaya yang dilakukan oleh NASA saat ini berpotensi membahayakan kehidupan manusia di bumi.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Anders Sandberg, ilmuwan Universitas Oxford di Inggris memperingatkan upaya yang dilakukan oleh Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat alias NASA berpotensi membahayakan kehidupan manusia di muka bumi.
Anders yang juga berprofesi sebagai peneliti menyoroti rencana NASA yang ingin mengirimkan informasi mendetail seputar kehidupan di bumi ke luar angkasa.
Rencana yang dinamakan “Beacon in the Galaxy (suar di galaksi)” (BITG) bertujuan untuk menyapa peradaban di luar bumi alias di luar angkasa.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Naik di Tengah Kekhawatiran Pasokan karena Invasi Rusia ke Ukraina
Baca juga: Rekrut Tentara Anak-anak, Rusia Dituding Paksa Bocah di Bawah Umur Maju ke Medan Perang Ukraina
Informasi yang nantinya akan dikirimkan ke luar angkasa ini meliputi isi mahkluk hidup di bumi, gambar manusia, dan undangan kepada alien untuk merespons balik.
Anders menyayangkan banyak pihak yang menganggap hal ini sebagai lelucon.
"Banyak orang menolak untuk menanggapinya secara serius, yang mana sangat disayangkan karena ini adalah hal penting," ujarnya.
Aksi NASA ini dinilai Anders dapat berbahaya apabila alien yang menerima pesan tersebut tidak bersikap ramah alias agresif.
Diketahui, informasi tentang bumi dikirimkan oleh NASA melalui sinyal radio khusus lewat fasilitas teleskop Allen milik Institut SETI di California.
Kemudian menggunakan perangkat FAST (Five-hundred-meter Aperture Spherical Radio Telescope).
Sebelumnya, NASA sempat merilis video pertama dan foto berwarna dari Perseverance yang mendarat di Mars pada Senin (22/2/2021), disertai dengan rekaman suara pertama dari permukaan Mars.
Mengutip Al Jazeera, video yang diputar pada konferensi pers menunjukkan pesawat luar angkasa itu meledakkan tanah merah saat mendarat di permukaan Mars pada 18 Februari 2021.
Pendaratan mengikuti urutan yang digambarkan staf NASA berjalan sesuai rencana, termasuk sejumlah kecil goyang bolak-balik dan pelambatan mesin.
Pesawat penjelajah ini melakukan perjalanan melalui ruang angkasa selama hampir tujuh bulan, menempuh jarak 472 juta kilometer sebelum mendarat dengan selamat di Mars pada kecepatan 19.000 kilometer/jam (12.000 mph).
Al Chen, insinyur sistem di grup Entry, Descent and Landing Systems and Advanced Technologies di Jet Propulsion Laboratory NASA buka suara.
"Kita bisa menghabiskan waktu sepanjang hari untuk melihat gambar-gambar itu," kata Chen.