Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Kepala WHO Merasa Miris Konflik di Yemen hingga Suriah Tak Dapat Perhatian seperti Ukraina

Kepala WHO meyakini publik masih mendiskriminasi warga berdasarkan ras mereka yakni ras kulit putih dan hitam.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AFP/Fabrice COFFRINI
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus merasa miris konflik di negara lain tidak mendapat perhatian sebesar konflik di Ukraina. 

Namun, jika Finlandia nekat bergabung dengan NATO, Rusia mengancam akan mengambil tindakan.

Pihak Kremlin tak tinggal diam dan menyatakan akan menjadikan negara tersebut sebagai target seperti halnya yang terjadi di Ukraina.

"Dan Finlandia, yang telah berhasil berkembang selama bertahun-tahun berkat hubungan perdagangan dan ekonomi yang erat dengan Rusia, akan menjadi target. Saya pikir itu (akan) tragedi yang mengerikan bagi seluruh rakyat Finlandia," ancam Dzhabarov.

Secara sarkas, senator menekankan bahwa orang-orang Finlandia pragmatis dan cerdas.

Menurut anggota parlemen tersebut, tidak mungkin orang Finlandia akan menandatangani kartu untuk penghancuran negara mereka sendiri.

Geger Rusia akan Invasi Moldova setelah Ukraina

Negara tetangga Ukraina, Moldova, resmi mendaftarkan diri sebagai anggota Uni Eropa (EU).

Setelah sebelumnya sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko terlihat menyiarkan rencana invasi ke negara tersebut.

Beredar kabar bahwa hal ini merupakan implementasi obsesi Putin untuk kembali mengibarkan bendera Uni Soviet.

Dilansir Aljazeera, Kamis (3/3/2022), pengajuan Moldova untuk menjadi anggota EU didaftarkan setelah sepekan invasi Rusia ke Ukraina.

Presiden Moldova, Maia Sandu, mengumumkan peresmian tersebut dan menjelaskan alasan di balik keputusannya.

"Kami ingin hidup dalam perdamaian kesejahteraan, dan menjadi bagian dari dunia yang merdeka," kata Maia Sandu.

"Saat sejumlah keputusan memerlukan waktu, yang lain harus dibuat secara cepat dan tepat, dan memanfaatkan kesempatan yang datang dengan perubahan dunia."

Bekas jajahan republik Uni Soviet yang berbatasan dengan Ukraina dan Rumania itu, rentan menjadi sasaran lantaran berbatasan langsung dengan wilayah yang diserang Rusia.

Tak hanya Moldova, negara tetangga Georgia yang merupakan eks Republik Uni Soviet, juga memiliki kekhawatiran serupa.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinSuriahWHORepublik YemenTedros AdhanomAfganistan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved