Breaking News:

Terkini Internasional

3 Fakta Penembakan Massal di New York, Pelaku Curhat di YouTube hingga Penampakan Warga Ketakutan

Sampai saat ini masih belum tertangkap pelaku penembakan massal yang secara membabi buta menembaki 10 penumpang kereta bawah tanah di New York.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Kolase NYPD dan Instagram/@voaindonesia
Video viral menunjukkan warga berusaha melarikan diri setelah penembakan massal terjadi di kereta bawah tanah (subway) di Brooklyn, New York saat jam sibuk Selasa pagi (12/4). Pelaku penembakan ini diketahui merupakan pria kulit hitam bernama Frank James. 

TRIBUNWOW.COM - Total terdapat 29 warga yang menjadi korban dalam insiden penembakan massal di kereta bawah tanah (subway) di Brooklyn, New York, Amerika Serikat (AS), pada Selasa (12/4/2022) pagi.

10 dari 29 korban terkena langsung tembakkan dari senjata api milik pelaku, sedangkan korban lainnya terluka karena penyebab lain.

Sementara ini pihak kepolisian New York tidak mengkategorikan kasus ini sebagai terorisme.

Dilansir TribunWow.com, berikut ini adalah sejumlah fakta terkait penembakan massal di New York:

Baca juga: Sosok Pelaku Penembakan Massal di New York, Punya Kanal YouTube Berisi Curhat Penyakit Mental

1. Pelaku Curhat soal Penyakit Mental

Pihak kepolisian telah mengumumkan Frank R James sebagai terduga pelaku penembakan massal.

Meskipun sudah diumumkan sebagai terduga pelaku, pihak kepolisian menyatakan James belum dituduh terlibat dalam kasus penembakan massal tersebut.

Pihak kepolisian di New York menyatakan saat ini hanya ingin berbicara langsung dengan James.

Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, James sendiri ternyata memiliki sebuah kanal YouTube dengan 500 subscribers.

Konten milik James diketahui membahas banyak tema, mulai dari isu rasisme, politik, hingga kekerasan.

Pada suatu video, James membuat video yang ia tujukan ke Walikota New York, Eric Adams.

James menyampaikan kepada Eric bahwa rencana menghentikan penyalahgunaan senjata api pasti akan gagal.

James lalu menyoroti soal pernyataan Eric terkait isu kesehatan mental.

Sambil memaki-maki, James curhat bahwa dirinya merupakan ahli dalam isu kesehatan menta karena dirinya sendiri memiliki penyakit kejiwaan.

Sejak tahun 1980 lalu, James mengaku telah terdiagnosa menderita post-traumatic stress disorder (PTSD).

James juga mengaku sempat dipenjara dan memakai narkotika karena penyakit mentalnya tersebut.

Kemudian James curhat bahwa lembaga pelayanan kesehatan mental milik pemerintah kota justru makin memperburuk kondisi pasiennya.

Ia menyebut terjadi kekerasan verbal di dalam lembaga tersebut.

"Kekerasan yang mirip dialami oleh anak-anak di sekolah dasar," ujar James.

James melanjutkan, saking parahnya kekerasan yang terjadi di tempat itu, orang-orang di sana mungkin tak segan untuk membunuh.

Meskipun merupakan warga kulit hitam, James sendiri mengaku tidak senang dengan sesamanya.

Ia beberapa kali menyampaikan keinginannya untuk membantai warga kulit hitam.

"Saya adalah malaikat maut, Itu nama asli saya," kata James.

Pihak kepolisian mengumumkan akan memberikan hadiah sebesar 50 ribu USD atau setara Rp 718 juta bagi orang yang bisa memberikan informasi untuk menangkap pelaku.

Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, pelaku sendiri diketahui berusia 62 tahun.

Saat melakukan penembakan, pelaku menggunakan sebuah pistol Glock dan bom asap.

Pelaku diketahui memiliki ciri-ciri tinggi 165 centimeter dan berat sekira 80 kilogram.

Di tempat kejadian perkara (TKP) ditemukan tiga magasin tambahan, kapak, dan alat yang diduga bahan peledak.

Baca juga: Kubur Wanita Korban Rudapaksa Prajurit Chechen, Tentara Rusia Tulis Pesan di Cermin Pakai Lipstik

2. Pengakuan Seorang Saksi

Seorang saksi bernama Konrad Aderer mengaku sempat didatangi oleh seorang korban dalam kondisi berdarah-darah.

Kala itu ia sedang dalam perjalanan menuju stasiun kereta bawah tanah.

Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, Aderer mengaku sempat bingung ketika didatangi seorang korban karena saat itu ia belum mengetahui telah terjadi penembakan massal.

"Saya melihat pria ini mendatangi booth stasiun, celananya copot dan kedua kakinya berdarah," ujar ADerer.

Aderer menjelaskan, saat itu korban mengatakan ada banyak orang terluka di bawah.

Aderer mengaku sempat berpikir untuk berdiam di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) untuk membantu korban.

Namun begitu menyadari nyawanya juga dapat terancam, ia memutuskan untuk pergi menjauh.

"Saya memiliki keluarga dan saya hanya akan membahayakan diri saya sendiri serta tidak begitu membantu dengan ada di sana," jelas Aderer.

Aderer menyampaikan, begitu keluar dari stasiun, ia melihat sejumlah anggota polisi berdatangan mendekati TKP.

3. Penampakan Warga Ketakutan

Dikutip TribunWow.com dari Instagram @voaindonesia, Rabu (13/4/2022), di media sosial (medsos) beredar sebuah video menampilkan kondisi setelah penembakan terjadi.

Tampak asap pekat keluar dari dalam gerbong kereta.

Bersamaan dengan asap yang keluar, warga tampak berlari ketakutan keluar dari gerbong.

Terdengar suara teriakkan dari para warga yang kabur menjauhi kereta.

Kemudian di dalam gerbong tampak masih ada beberapa orang terkapar.

Baca juga: Warga Lari Ketakutan, Ini Penampakan Penembakan Massal di Kereta Bawah Tanah New York

Terekam juga ceceran darah baik di dalam dan di luar kereta.

Sebelum melakukan penembakan, pelaku diketahui lebih dulu memenuhi gerbong kereta dengan asap.

Dikutip dari bbc.com, seorang saksi mata bernama Sam Carcamo mengaku situasi ketika penembakan terjadi sangat kacau.

Ia melihat asap, darah dan warga berteriak.

Seorang saksi mata lain sempat mengira pelaku adalah pekerja di kereta bawah tanah tersebut karena mengenakan seragam khusus.

Simak videonya:

(TribunWow.com/Anung)

Berita lain terkait

Sumber: TribunWow.com
Tags:
New YorkKasus PenembakanPenembakanAmerika SerikatKereta bawah tanahKereta
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved