Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Putin Yakin Segera Menang dari Ukraina, Sebut Zelensky Tolak Perjanjian Damai di Donbas

Presiden Rusia Vladimir Putin tidak ragu bahwa tujuannya di Donbas akan segera tercapai.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
YouTube RT
Presiden Rusia Vladimir Putin saat mengadakan pertemuan dengan pramugari maskapai Aeroflot, Sabtu (5/3/2022). Dalam kesempatan tersebut, Putin turut mengungkit soal konflk Ukraina Vs Rusia. 

TRIBUNWOW.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin tidak ragu bahwa tujuannya di Donbas akan segera tercapai.

Ia menegaskan bahwa kehadiran pasukan Rusia di wilayah Ukraina itu membawa tujuan mulia.

Namun, perjanjian damai yang diajukan Rusia terkait konflik Donbas, telah ditolak pihak Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Presiden 69 tahun itu pun memuji kiprah pasukan Rusia yang kini telah ditarik mundur dari Kiev ke Donbas.

Kolase asap merah muda yang diduga senjata kimia berbahaya, membumbung di langit wilayah Luhanks yang menjadi sengketa antara Rusia dan Ukraina, Sabtu (9/4/2022).
Kolase asap merah muda yang diduga senjata kimia berbahaya, membumbung di langit wilayah Luhanks yang menjadi sengketa antara Rusia dan Ukraina, Sabtu (9/4/2022). (Capture Video Telegram SIGNAL)

Baca juga: Kiprah Aleksandr Dvornikov, Jenderal Perang Rusia yang Kini Ditunjuk Pimpin Serangan ke Ukraina

Baca juga: Kadyrov Tegaskan Rusia Tetap akan Ambil Alih Kiev meski Vladimir Putin Tarik Mundur Pasukan

Dilansir TribunWow.com dari media Rusia Tass, Selasa (12/4/2022), Putin berpidato saat menghadiri pertemuan dengan para pekerja industri luar angkasa di Vostochny Cosmodrome, di wilayah Amur.

Ia menegaskan bahwa Rusia akan segera mencapai kemenangan di Ukraina.

"Inilah yang akan terjadi. Tidak ada keraguan. Tujuannya sangat jelas, tujuan ini mulia," kata Putin.

Pimpinan Kremlin itu kembali mengingatkan tujuannya menginvasi Ukraina.

Putin mengatakan ingin membantu rakyat Donbas yang dikatakan mengalami diskriminasi.

Menurut Putin, Ukraina yang ditunggangi Barat, menolak proposal perjanjian Minsk yang disebut sebagai solusi perdamaian dengan pihak separatis.

"Tujuan utamanya adalah untuk membantu orang-orang di Donbas, yang telah kami akui (kemerdekaannya-red)," kata Putin.

"Kami harus melakukannya, karena otoritas Kiev, didorong oleh Barat, menolak untuk mengimplementasikan Perjanjian Minsk, yang bertujuan untuk resolusi damai dari masalah Donbas," imbuhnya.

Putin menunjukkan bahwa Zelensky mengatakan secara terbuka bahwa Kiev tidak menyukai setiap klausul Perjanjian Minsk.

Sementara pejabat lain menyatakan bahwa implementasi Perjanjian Minsk tidak mungkin dilaksanakan.

"Mereka menolaknya secara terbuka. Yah, tidak mungkin untuk terus mentolerir genosida yang berlangsung selama delapan tahun ini," ujar Putin menggarisbawahi.

Dalam kesempatan yang sama, ia memberi selamat kepada personel industri luar angkasa dan semua orang Rusia pada Hari Kosmonotika.

Putin pun ingin menyampaikan salam khusus kepada para tentara dari Pasukan Dirgantara Rusia.

"Hari ini, perwira kami mengambil bagian dalam operasi militer khusus di Donbas, di Ukraina. Mereka memberikan bantuan kepada republik rakyat Donbas."

"Mereka menunjukkan keberanian, bertindak dengan cara yang tepat, profesional dan efektif, menggunakan senjata paling canggih dengan fitur-fitur unik," kata Putin.

Baca juga: Zelensky Kirim Pesan untuk Putin, Presiden Ukraina akan Katakan Ini jika Bertemu Pimpinan Rusia

Baca juga: Sosok Penjagal Suriah yang Jadi Master Perang Baru Putin, Diduga Dalangi Pengeboman Kramatorsk

Zelensky Yakin Rusia akan Kembali Serang Kiev

Sebelumnya, Zelensky mengklaim ancaman Rusia ke Ibu Kota Kiev belum sepenuhnya berakhir.

Ia percaya Rusia akan segera menghimpun kekuatan setelah fokus menyerang wilayah Donbas.

Apabila tentara Presiden Rusia Vladimir Putin berhasil menjalankan misinya, dikhawatirkan ekskalasi perang akan meningkat alih-alih berhenti.

Dilansir TribunWow.com dari Aljazeera, Senin (11/4/2022), Rusia memfokuskan kembali tujuan perangnya di provinsi timur Ukraina setelah gagal merebut ibukota.

Kini, Putin mengkosolidasikan pasukan dan memenuhi kebutuhan logistik para tentara yang sempat kekurangan di daerah Donbas.

Zelenskyy telah memperingatkan pertempuran di wilayah Donbas yang dikuasai pihak separatis akan menjadi faktor penentu yang penting.

"Jika pasukan kami di Donbas tidak dapat mempertahankan posisi mereka, maka risiko serangan berulang terhadap Kyiv dan Oblast (provinsi) Kyiv hampir mungkin terjadi," ucap Zelensky.

Rusia baru-baru ini menarik pasukan dan mengurangi serangannya setelah gagal merebut ibu kota Ukraina.

Mereka mengklaim bahwa fase pertama dari agresi militernya sebagian besar telah selesai dan bahwa mereka berfokus pada sepenuhnya 'membebaskan' wilayah Donbas di timur Ukraina.

Tetapi bagi pengamat di ibu kota Barat, pengumuman itu merupakan tanda bahwa Moskow tak mengantisipasi perlawanan Ukraina.

Rusia dikabarkan tak menyangka akan kalah dan gagal menguasai negara tetangganya.

Masa depan wilayah Donbas dan Krimea, yang diinvasi dan dicaplok Rusia pada tahun 2014, telah menjadi inti dari negosiasi yang sedang berlangsung.

"Kami ingin wilayah ini dikembalikan dan mereka (Rusia) tidak menganggap wilayah ini sebagai bagian dari Ukraina," kata Zelensky.

"Ini yang akan kita bahas."

Zelenskyy menambahkan bahwa, sementara dia siap untuk bertemu dengan Putin, dugaan kekejaman Rusia di Bucha, dan di kota-kota lain ditemukan.

Ia menganggap tidak akan ada iklim yang positif jika negosiasi itu benar terjadi.

Meski begitu, Moskow telah membantah tuduhan luas bahwa mereka berada di balik pembunuhan di Bucha.(TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
Vladimir PutinUkrainaVolodymyr ZelenskyRusiaKonflik Rusia Vs Ukraina
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved