Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Jurnalis Media Barat Heran Tak Lihat Mayat saat di Ukraina, Warga Justru Cerita Tentara Rusia Ramah

Media asal Rusia mengklaim berhasil menyadap percakapan seorang jurnalis negara barat saat mengunjungi Kota Borodyanka.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
YouTube CBS Evening News
Penampakan mayat manusia ditemukan di mana-mana di Kota Bucha, Ukraina, Senin (4/4/2022). Pemerintah Ukraina mengklaim para mayat tersebut adalah warga sipil yang dibantai oleh pasukan militer Rusia. Terbaru, media Rusia mengklaim berhasil memeroleh rekaman percakapan telepon seorang jurnalis media barat di Kota Borodyanka, Ukraina. 

TRIBUNWOW.COM - Beberapa hari yang lalu dunia internasional digegerkan oleh tragedi pembantaian warga sipil yang terjadi di Kota Bucha, Ukraina.

Tragedi ini awalnya diviralkan oleh pemerintah Ukraina yang merilis foto dan video mayat-mayat manusia dibiarkan begitu saja di jalan raya hingga di halaman rumah.

Pemerintah Rusia sendiri telah menampik tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa tragedi pembantaian itu adalah rekayasa pemerintah Ukraina.

Kondisi mengerikan di Kota Bucha, Ukraina. Tampak jasad warga sipil dibiarkan dalam kondisi berserakan terbuka di jalan raya.
Kondisi mengerikan di Kota Bucha, Ukraina. Tampak jasad warga sipil dibiarkan dalam kondisi berserakan terbuka di jalan raya. (AFP)

Baca juga: Rusia Tanggapi Penangguhannya di Dewan HAM PBB, Wakil Putin Sebut akan Gunakan Segala Cara

Baca juga: Rusia Klaim Miliki Bukti Rencana Kotor Ukraina yang Didukung AS, Ungkap Insiden Ledakan Kimia

Dikutip TribunWow.com, kini media asal Rusia rt.com mengklaim berhasil memeroleh sebuah rekaman percakapan telepon milik seorang jurnalis media barat yang sedang melakukan liputan lapangan di Kota Bucha.

Dalam rekaman percakapan telepon tersebut, sang jurnalis diketahui bernama Simon.

Simon bercerita kepada koleganya kala itu ia sedang melakukan liputan lapangan di Kota Borodyanka yang terletak tak jauh dari Bucha.

"Sama sekali tidak ada mayat-mayat di jalanan," ujar Simon di telepon.

Simon lalu bercerita kota tersebut memang mengalami kerusakan parah karena serangan namun dirinya tidak menemukan adanya bukti pelanggaran hak asasi manusia di sana.

Simon juga menyampaikan ia dan krunya sempat mewawancarai sejumlah penduduk di Borodyanka.

Namun hasil wawancara justru mengatakan bahwa tentara Rusia bersikap ramah ke penduduk setempat, bahkan memberikan bantuan makanan hingga minuman.

Simon lalu bercerita, dirinya merekam semua itu dalam kamera.

Simon mengatakan, ia tak menyangka realita di lapangan akan berbeda jauh dari yang ia bayangkan.

Lalu Simon melanjutkan ceritanya di telepon ada seorang jurnalis Prancis melihat mayat yang diduga tewas karena serangan, bukan dieksekusi mati.

Sambungan telepon itu kemudian ditutup seusai Simon mengatakan akan berangkat ke Bucha untuk mengecek apakah ada bukti pelanggaran hak asasi manusia di sana.

Di sisi lain, Michael Tracey, seorang jurnalis asal Amerika Serikat (AS) mengungkapkan kecurigaan soal viralnya video pembantaian warga sipil di Kota Bucha.

Seperti yang diketahui, pemerintah Ukraina mengklaim sejumlah mayat manusia yang ditemukan di jalan adalah warga sipil korban serangan pasukan militer Rusia.

Namun Tracey menduga pemerintah Ukraina memiliki tujuan tersembunyi terkait aksinya menyebarkan video tersebut.

Dikutip TribunWow.com dari Tass.com, Tracey yang juga seorang komentator politik menyoroti bagaimana media-media barat dengan senang hati memberitakan video pembantaian warga di Bucha tanpa proses verifkasi terlebih dahulu.

"Mereka mengabaikan semua standar jurnalistik untuk membantu upaya propaganda dari sebuah pemerintahan negara asing," ungkap Tracey.

Tracey menduga pemerintah Ukraina ingin pasukan militer AS dan NATO untuk terlibat dalam konflik melawan Rusia.

Tracey menyampaikan bagaimana video ini disebarkan dengan tujuan untuk memancing emosi agar publik bersimpati terhadap Ukraina.

Menurut pihak Rusia, penembakan pada warga sipil dan kehancuran kota justru disebabkan tentara Ukraina sendiri.

Dilansir TribunWow.com dari TASS, Senin (4/4/2022), Rusia mengklaim tidak ada korban sipil yang dilaporkan di kota Bucha ketika kota itu dikendalikan oleh Angkatan Bersenjatanya.

Namun Duta Besar Rusia untuk Washington Anatoly Antonov menuding media AS mengabaikan penembakan yang dilakukan militer Ukraina di kota itu.

Ia pun terang-terangan membantah tudingan bahwa Rusia telah melakukan kejahatan perang pada warga sipil di Bucha.

"Kementerian Pertahanan Rusia telah sepenuhnya menolak tuduhan palsu ini," ujar Antonov saat diwawancarai Newsweek.

Menurut Antonov, pasukan Rusia sudah seminggu meninggalkan Bucha.

Selama itu, pasukan Ukraina disebut sudah mengetahui kondisi di Bucha dan memilih diam.

Namun belakangan potret mengenaskan di wilayah itu justru digunakan untuk menyalahkan Rusia.

Hal ini senada disampaikan Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Minggu, (3/4/2022) bahwa Angkatan Bersenjata Rusia telah meninggalkan Bucha, yang terletak di wilayah Kiev, pada 30 Maret.

Sementara bukti kejahatan muncul baru empat hari kemudian, setelah petugas Dinas Keamanan Ukraina tiba di kota itu.

"Saya ingin menunjukkan bahwa pasukan Rusia meninggalkan Bucha pada 30 Maret. Pihak berwenang Ukraina tetap diam selama ini, dan sekarang mereka tiba-tiba memposting rekaman sensasional untuk menodai citra Rusia dan ini membuat Rusia harus mempertahankan diri," kata Antonov.

"Saya ingin menekankan dengan penuh tanggung jawab bahwa tidak ada satu pun warga sipil yang menderita akibat kekerasan ketika kota itu dikendalikan oleh Angkatan Bersenjata Rusia. Sebaliknya, pasukan kami mengirimkan 452 ton bantuan kemanusiaan untuk warga sipil."

Menurut pihak Rusia, tentara Ukraina justru melakukan penembakan dan menghancurkan kotanya sendiri.

Dikatakan bahwa Ukraina sengaja ingin menjatuhkan kesalahan ke pihak Rusia.

"Sementara itu, fakta bahwa Angkatan Bersenjata Ukraina menembaki kota Bucha tepat setelah pasukan Rusia pergi sengaja diabaikan di AS. Inilah yang bisa menyebabkan korban sipil. Yang mengatakan, rezim Kiev jelas berusaha menyalahkan kekejamannya. di Rusia," ujar Antonov.

Kementerian menekankan bahwa pada 31 Maret, Wali Kota Anatoly Fedoruk telah mengkonfirmasi dalam pidato video bahwa tidak ada pasukan Rusia di Bucha.

Namun, dia tidak mengatakan sepatah kata pun tentang warga sipil yang ditembak mati di jalan dengan tangan terikat di belakang.

Baca juga: 3 Gosip Miring soal Presiden Rusia Vladimir Putin, Punya Kebiasaan Mandi Darah hingga Mudah Emosi

Ukraina Ungkap Tujuan Rusia

Sembari menarik mundur pasukan militernya dari Ukraina, para tentara Rusia dituding bertanggung jawab atas tindakan keji melakukan pembantaian terhadap warga sipil.

Baru-baru ini viral di internet foto dan video jasad warga sipil ditemukan bertebaran di jalan hingga trotoar di wilayah sekitar Kiev/Kiev.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba meminta dunia internasional merespons pembantaian yang terjadi di Kota Bucha yang diketahui berada di dekat Kiev.

"Pasukan Rusia bertujuan untuk menghabisi warga Ukraina sebanyak yang mereka bisa," ujar Kuleba lewat akun media sosialnya.

Kuleba meminta para negara anggota G7 memberikan sanksi terhadap Rusia.

Sementara itu menurut juru bicara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yakni Sergey Nikiforov, apa yang saat ini viral di internet adalah bukti nyata kejahatan perang yang dilakukan oleh Rusia.

Selain menemukan jasad warga sipil dibiarkan begitu saja di tempat terbuka, pasukan militer Ukraina turut menemukan kuburan massal, jasad warga dengan kondisi tangan dan kaki terikat, hingga mayat warga sipil dengan luka tembakkan di belakang kepala.

"Sangat sulit untuk memahami mengapa semua ini terjadi," ujar Nikiforov.

"Ini adalah murni brutalitas. Tidak ada kepentingan militer untuk melakukan semua ini," sambungnya.

Dikutip TribunWow.com dari Sky News, Wali Kota Bucha, Anatoliy Fedoruk menjelaskan setidaknya ada 300 warga sipil yang tewas dibunuh.

Penampakan mengerikan ini baru terungkap seusai pasukan militer RUsia mundur dari wilayah di sekitar Kyiv/Kiev.

Pada saat yang sama pasukan militer Ukraina berhasil merebut kembali lebih dari 30 kota dan desa di sekitar Ukraina setelah konflik melawan Rusia lebih dari lima minggu.

Dalam kanal YouTube Aljazeera, ditampilkan jasad sejumlah pria terkumpul di sudut jalan.

Jasad itu dibiarkan terbuka tanpa ditutup kain ataupun koran.

Pada video lainnya tampak warga yang masih hidup berjalan santai di dekat jasad-jasad tersebut.

Terekam juga jasad seorang pria dalam posisi tergeletak sambil masih menunggangi sepeda.

Saat direkam dari dekat, tampak ada jasad yang sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pembusukkan yakni kuku dan warna kulit yang mulai menghitam.(TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyJurnalisBucha
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved