Breaking News:

Terkini Nasional

Ini Dia Sosok Danjen Kopassus yang Baru, sang "Pam Pam" Puncaki Korp Baret Merah

Iwan Setiawan ditunjuk menjadi Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) TNI-AD.

HO/TribunWow.com
Ketua Yayasan Kita Jaga Alam dan juga wartawan senior Egy Massadiah berfoto bersama Iwan Setiawan, Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) TNI AD. Iwan Setiawan menggantikan Mayjen TNI Widi Prasetijono yang ditugaskan menjadi Panglima Kodam IV/Diponegoro. 

Sejarah kemudian mencatat, Tim Baret Merah yang terdiri dari Pratu Asmujiono, Sertu Misirin dan Lettu Iwan Setiawan menorehkan kebanggaan bagi kita semua, khususnya TNI.

Mount Everest dikenal sebagai gunung tertinggi di dunia (8.849 m). Sebagai perbandingan, gunung tertinggi di Indonesia adalah Puncak Jaya atau Jawa Wijaya Papua (4.884 m). Itu pun sudah sangat menakjubkan, karena hanya di Puncak Jaya Indonesia yang negara tropis ini memiliki salju. Dan, tahukah Anda berapa tinggi Gunung Salak yang jika langit cerah bisa Anda lihat dari Jakarta? Hanya 2.211 meter. Semoga Anda bisa membayangkan ketinggian Mount Everest.

Saking tingginya, oksigen menjadi sangat-sangat tipis, nyaris tak ada. Tidak semua manusia bisa hidup di ketinggian 8.500 meter dengan suhu minus 50 derajat Celcius. Selama mendaki, Iwan menyaksikan banyak sekali jazad manusia di sepanjang jalur pendakian. Jazad mereka utuh, beku. Mereka adalah pendaki naas yang terjemput ajal sebelum sampai di puncak Everest.

Baca juga: Kesaksian Gadis 15 Tahun di Ukraina Dipaksa Tentara Rusia Hidup Bersama Mayat di Basemen

Tak heran, atas prestasi itu, Iwan dan tim disambut luar biasa saat kembali ke Tanah Air. Iwan juga diundang khusus ke kediaman Presiden Soeharto dan diberi hadiah ke Tanah Suci. Untuk diketahui, inisiator dan pemberi tugas pendakian Mount Everest adalah Danjen Kopassus Mayjen TNI Prabowo Subianto (sekarang Menteri Pertahanan RI).

Saat menerima tugas dari Prabowo, Iwan sama sekali tidak memiliki bayangan tentang Mount Everest. Sekali pun ia belum pernah mendaki gunung. Lantas ia memberanikan diri untuk meminta satu syarat kepada Komandan Prabowo. Ia minta izin dan restu untuk menikah sebelum mendaki Everest.

Prabowo merestui. Iwan pun menikahi kekasih hati, Betty Siti Supartin. Sepulang dari menunaikan tugas “hidup dan mati” itu, Iwan dikaruniai putra yang langsung diberinya nama Arya Everest Setiawan.

Cerita panjang jika kita menguak drama pendakian Mount Everest yang memang luar biasa. Dari serangkaian aline di atas, hingga kata terakhir yang tengah Anda baca, tidak ada satu pun kata “menaklukkan”. Benar, dalam beberapa kali perjumpaan saya dengannya, ketika menyinggung soal Mount Everest, ia selalu menolak julukan “penakluk Mount Everest” atau kata-kata “berhasil menaklukkan Mount Everest”.

“Terlalu jumawa kalau kita sebut menaklukkan. Alam tak bisa ditaklukkan. Sebagai orang yang pernah berada dalam bekapan suhu minus 50 derajat Celcius, tanpa matras dan body bag, pilihannya hanya satu: kematian. Jika saya dan tim bisa menancapkan bendera merah putih di puncak Everest, seratus persen karena izin Tuhan,” ujar lelaki kelahiran Bandung, 16 Februari 1968.

Iwan memang prajurit komando sejati. Di darahnya meresap Himne Kopassus “Lebih baik pulang nama daripada gagal di Medan laga”. Setiap tugas adalah kehormatan. Karena itu, ketika ditugasi mendaki Mount Everest, Iwan hanya punya satu kata dalam kamus hariannya: Berlatih.

Jago Yel-yel

Ada satu lagi catatan menarik tentang sosok Danjen Kopassus yang baru ini. Di kalangan korp baret merah, Iwan Setiawan dikenal sebagai “jagoan yel-yel”. Ia terkenal sangat piawai membakar semangat pasukan dengan yel-yel atraktif, baik kata-kata maupun gerakannya.

Beberapa yel-yel kreasinya terbilang “sangar”. Kata-kata yang dibawaka seperti penyanyi rap, atau dilagukan dengan irama mars, serta gerakan-gerakan menghentak dan ritmis, sungguh bisa membakar semangat prajurit.

Aura semangat lekat dalam kesehariannya. Contoh, saat saya meneleponnya, yang terdengar bukan jawaban “hallo”, melainkan “KOMANDO HANTU RIMBA, PRAJURIT SAPTA MARGA... pam… pam… pam… pam... pam… pam... pam... Merah Putih....!!!” Saya hanya bisa menikmatinya sambil tertawa. Tak urung, ikut terbakar semangat pula.

Catatan karier militer Iwan terbilang cemerlang. Sebagian besar penugasannya memegang tongkat komando. Sebut saja misalnya, ia pernah menjadi Komandan Batalyon 22/Grup 2 Kopassus Kartasura (2008).

Sukses di Kartasura, ia menapaki penugasan berikut menjadi Wadan Pusdikpassus (Pusat Pendidikan Komando Pasukan Khusus/Kopassus), (2012-2013). Salah satu tugas berkesan adalah saat menjadi Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Ekspedisi Khatulistiwa di Kalimantan, Maret – Juli 2012. Ia bertugas di bawah komando Brigjen TNI Doni Monardo, yang saat itu menjabat Wadanjen Kopassus.

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Danjen KopassusKopassusTNIIwan SetiawanEgy Massadiah
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved