Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Peringatkan Dalang Rekayasa Bucha, Rusia Bongkar Motif Kejahatan Perang di Ukraina

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memberikan peringatan kepada pihak yang disebutnya dalang rekayasa di Bucha, Ukraina.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AFP
Kondisi mengerikan di Kota Bucha, Ukraina. Tampak jasad warga sipil dibiarkan dalam kondisi berserakan terbuka di jalan raya. Terbaru, Rusia beri peringatan pada dalang rekayasa di Bucha, Ukraina, Rabu (6/4/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memberikan peringatan kepada pihak yang disebutnya dalang rekayasa di Bucha, Ukraina.

Mengklaim tahu siapa pihak yang menjadikan Rusia kambing hitam, orang kepercayaan Presiden Vladimir Putin itu memberikan peringatan keras.

Ia juga menuturkan analisa tentang motif di balik foto dan video mengerikan di Bucha yang disebutnya sebagai informasi palsu.

Petugas melakukan evakuasi jasad-jasad warga sipil yang ada di Kota Bucha, 3 April 2022.
Petugas melakukan evakuasi jasad-jasad warga sipil yang ada di Kota Bucha, 3 April 2022. (Sergei Supinsky / AFP)

Baca juga: YouTuber Ukraina Ungkap Fakta Mengejutkan setelah Podcast dengan Tentara Rusia yang Tertangkap

Baca juga: Bukti Tak Terbantahkan Kekejaman Tentara Rusia di Bucha, Kejahatan Perang di Ukraina Terekam Kamera

Dilansir TribunWow.com dari TASS, Rabu (6/4/2022), Lavrov terang-terangan meminta pihak yang melakukan sabotase untuk bertanggung jawab.

Ia pun melarang pemerintahan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk ikut dalam rekayasa tersebut.

Lavrov mengancam jika Ukraina terlibat, gencatan senjata yang disetuji akan kembali dilanggar seperti pada perjanjian Minsk.

"Kami sekali lagi sangat menyerukan kepada mereka yang mengarahkan tindakan Kiev, dan kami tahu siapa mereka, untuk akhirnya mengakui tanggung jawab mereka atas keamanan di Eropa, untuk tatanan dunia masa depan, untuk mematuhi prinsip-prinsip Piagam PBB," kata Lavrov.

"Kami bersikeras bahwa sinyal tegas dikirim ke Kiev untuk tidak terlibat dalam sabotase. Jika tidak, kami berisiko mengulangi nasib perjanjian Minsk. Kami tidak akan pernah setuju untuk itu."

Menurut Lavrov, provokasi palsu di Bucha diarahkan untuk menghentikan pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina.

"Pertanyaannya adalah, apa motif di balik provokasi palsu yang terang-terangan ini, yang tidak dapat dibenarkan?," ujar Lavrov.

"Kami cenderung berpikir bahwa alasannya adalah untuk mencari dalih memecah pembicaraan yang sedang berlangsung pada saat kami melihat titik terang," katanya.

Menurut pejabat tinggi Rusia tersebut, Ukraina telah menunjukkan respons positif dengan berjanji menjadi negara netral.

Selain itu, Ukraina juga disebutkan telah bersedia menjadi negara yang tak lagi mengembangkan senjata nuklir.

"Untuk pertama kalinya, pihak Ukraina berkomitmen untuk menyatakan kesiapannya untuk menyatakan netralitasnya, statusnya di luar blok dan bebas nuklir. militer di wilayahnya tanpa persetujuan dari semua negara penjamin perjanjian," ujar Lavrov.

Kementerian pertahanan Rusia pada 3 April menolak tuduhan rezim Kiev bahwa pasukannya diduga membunuh warga sipil di komunitas Bucha di wilayah Kiev.

Kementerian mengingatkan bahwa pasukan Rusia meninggalkan Bucha pada 30 Maret sementara bukti palsu dugaan pembunuhan disajikan empat hari kemudian.

Lavrov mengecam situasi di Bucha sebagai serangan palsu.

Baca juga: Zelensky Tahan Tangis Bertemu Warga Bucha, Dicurhati Kekejaman Rusia hingga Disanjung Rakyat Ukraina

Baca juga: Tegaskan Pembantaian di Bucha Rekayasa Ukraina, Rusia Sebut Negara-negara Barat Pilih Tutup Mata

Gambar Satelit Patahkan Tuduhan Rusia

Gambar satelit yang diambil dari atas kota Bucha, Ukraina, menunjukkan fakta berbeda dari apa yang ditudingkan Rusia.

Potret tersebut menunjukkan mayat-mayat telah berjejer di jalan-jalan Bucha sejak berminggu-minggu yang lalu.

Hal ini membantah klaim Rusia bahwa mayat itu ditempatkan di Bucha setelah pasukan mereka meninggalkan kota.

Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail, Selasa (5/4/2022), pihak berwenang di Ukraina mengatakan sedikitnya mayat 410 warga sipil telah ditemukan di daerah di luar Kiev, khususnya di kota Bucha.

Kondisi mencengangkan itu baru diketahui setelah pekan lalu Rusia menarik pasukannya dari wilayah sekitar Kiev.

Gambar mengerikan menunjukkan banyak warga sipil dengan tangan terikat, luka tembak jarak dekat dan tanda-tanda penyiksaan.0

Hal ini membuat semakin banyak pemimpin dunia telah menyuarakan kemarahan dan menyerukan sanksi yang lebih keras terhadap Moskow.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menepis tuduhan bahwa pasukan Rusia melakukan kekejaman pada warga sipil.

Ia menyebut klaim tersebut sebagai provokasi bertahap tetapi belum memberikan bukti empiris yang memperlihatkan bahwa mereka tidak bertanggung jawab.

Lavrov menyebut Rusia telah meninggalkan wilayah tersebut sejak 30 Maret tanpa ada mayat berserakan.

Ia menuding Ukraina sengaja meletakkan mayat-mayat tersebut setelah pasukan Rusia pergi.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengeluarkan pernyataan panjang yang mengatakan tidak ada warga sipil yang mengalami kekerasan di tangan pasukan Rusia dan bahwa gambar-gambar itu adalah rekayasa.

Namun, analisis citra satelit yang dibagikan oleh New York Times dan pemeriksa fakta di BBC bertentangan dengan penyangkalan Rusia.

NYT telah mengambil gambar satelit yang diarsipkan yang kemudian mereka cocokkan dengan foto yang diambil oleh anggota media di lapangan di Bucha.

Gambar setlit tersebut membuktikan bahwa mayat-mayat itu ada di sana sebelum pasukan Rusia mundur pada 30 Maret.

Surat kabar itu mencocokkan hingga 11 mayat di jalan-jalan dalam sebuah video yang diambil oleh penduduk setempat pada 2 April dengan citra satelit dari 11 Maret.

Bukti tersebut menunjukkan bahwa mayat-mayat itu telah berada di sana selama berminggu-minggu.

Gambar berikutnya yang diperoleh MailOnline dari 19 Maret berkorelasi dengan video yang sama.

Video kedua menggambarkan tiga mayat lagi yang menunjukkan gambar satelit muncul di sana antara 20 dan 21 Maret, sekali lagi sebelum Rusia mengatakan mereka meninggalkan kota.

Pihak Rusia juga menyebutkan bahwa mayat-mayat di Bucha tak terlihat kaku atau yang disebut sebagai rigor mortis.

Klaim ini dinilai menguatkan tudingan Rusia bahwa mayat tersebut masih dalam kondisi baru.

Namun, seorang ahli patologi forensik yang telah bekerja pada penyelidikan kejahatan perang mengatakan bahwa setelah empat hari, proses pengerasan mayat biasanya telah mereda.

Ahli patologi juga mengatakan bahwa penampilan korban kekerasan sangat bervariasi tergantung pada senjata yang digunakan dan keadaan lainnya.

Mereka mengatakan bahwa tidak selalu ada genangan darah yang terlihat, terutama jika korban berpakaian untuk cuaca dingin.

Rusia juga mengklaim bahwa berita tentang kekejaman tidak muncul sampai empat hari setelah pasukan ditarik pada 30 Maret, tetapi ada bukti mayat di jalan-jalan yang dibagikan secara online pada 1 April.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan klaim pembantaian warga sipil di pinggiran Kiev sebagai provokasi yang menimbulkan ancaman langsung terhadap perdamaian dan keamanan global.

Sebelumnya, Lavrov bersumpah bahwa Rusia akan mengadakan konferensi pers di New York di mana mereka akan menyajikan materi paling rinci untuk menunjukkan sifat sebenarnya dari insiden di Bucha.

Tetapi pada konferensi pers yang diadakan malam ini, utusan Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya, tidak menunjukkan bukti bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas kekejaman atau bahwa gambar-gambar itu telah direkayasa.

Sebaliknya, Nebenzya mengatakan Rusia akan memberikan bukti dugaan itu kepada Dewan Keamanan PBB pada kesempatan paling awal.

"Kami memiliki bukti empiris untuk mendukung ini," kata Nebenzya kepada wartawan pada konferensi pers.

"Kami bermaksud untuk menyerahkan mereka ke Dewan Keamanan sesegera mungkin sehingga masyarakat internasional tidak disesatkan oleh plot palsu Kiev dan sponsor Baratnya." (TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
BuchaUkrainaRusiaPBBVladimir Putin
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved