Konflik Rusia Vs Ukraina
Kontroversi Pembantaian di Bucha, Rusia Soroti Kejanggalan Mayat hingga Kecurigaan Jurnalis AS
Rusia dan Ukraina memiliki penjelasannya masing-masing terkait insiden pembantaian warga yang terjadi di Bucha, Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Pro dan kontra bermunculan seputar insiden pembantaian di Kota Bucha, Ukraina.
Pemerintah Ukraina baru-baru ini mengeluarkan sebuah foto dan video jasad manusia yang diklaim merupakan warga sipil di Bucha korban serangan pasukan militer Rusia.
Menanggapi insiden ini, Rusia tegas membantah dan justru menuding insiden di Bucha adalah aksi provokasi yang dirancang oleh Ukraina.
Dilansir TribunWow.com, berikut ini adalah sejumlah fakta seputar insiden di Bucha:
Baca juga: Rusia Jawab Tudingan akan Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina, Singgung Skenario Berikut
Baca juga: Penampakan Ibu di Ukraina Tutup Jasad Anak Gadisnya Hanya Pakai Papan Kayu, In Kisah Pilunya
1. Reaksi Menlu Ukraina
Sembari menarik mundur pasukan militernya dari Ukraina, para tentara Rusia dituding bertanggung jawab atas tindakan keji melakukan pembantaian terhadap warga sipil.
Baru-baru ini viral di internet foto dan video jasad warga sipil ditemukan bertebaran di jalan hingga trotoar di wilayah sekitar Kiev/Kyiv.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba meminta dunia internasional merespons pembantaian yang terjadi di Kota Bucha yang diketahui berada di dekat Kyiv.
Pasukan Rusia bertujuan untuk menghabisi warga Ukraina sebanyak yang mereka bisa," ujar Kuleba lewat akun media sosialnya.
Kuleba meminta para negara anggota G7 memberikan sanksi terhadap Rusia.
Sementara itu menurut juru bicara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yakni Sergey Nikiforov, apa yang saat ini viral di internet adalah bukti nyata kejahatan perang yang dilakukan oleh Rusia.
Selain menemukan jasad warga sipil dibiarkan begitu saja di tempat terbuka, pasukan militer Ukraina turut menemukan kuburan massal, jasad warga dengan kondisi tangan dan kaki terikat, hingga mayat warga sipil dengan luka tembakkan di belakang kepala.
"Sangat sulit untuk memahami mengapa semua ini terjadi," ujar Nikiforov.
"Ini adalah murni brutalitas. Tidak ada kepentingan militer untuk melakukan semua ini," sambungnya.
Dikutip TribunWow.com dari Sky News, Wali Kota Bucha, Anatoliy Fedoruk menjelaskan setidaknya ada 300 warga sipil yang tewas dibunuh.