Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Tembak 3 Helikopter Mariupol, Rusia Berhasil Tangkap Perwira Intelejen Pertahanan Ukraina

Tiga helikopter yang berasal dari Mariupol, Ukraina, ditembak oleh pasukan Rusia.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Telegram/ pavlokyrylenko_donoda/AFP
Sebuah gedung teater di Mariupol, Ukraina yang disebut oleh pemerintah Ukraina telah dibombardir oleh pasukan Rusia pada Rabu (16/3/2022). Terbaru, Rusia menembak 3 helikopter asal Mariupol dan berhasil menjatuhkan 2 diantaranya, Jumat (1/4/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Tiga helikopter yang berasal dari Mariupol, Ukraina, ditembak oleh pasukan Rusia.

Dua helikopter jatuh sementara satu lainnya berhasil kabur.

Dikabarkan hanya ada dua orang yang selamat dari 34 penumpang, di antaranya adalah perwira intelejen Kementerian Pertahanan Ukraina.

Tumpukan jenazah korban serangan Rusia di Mariupol, Ukraina dibungkus kantong plastik dan dimakamkan dalam satu lubang besar, Kamis (10/3/2022).
Tumpukan jenazah korban serangan Rusia di Mariupol, Ukraina dibungkus kantong plastik dan dimakamkan dalam satu lubang besar, Kamis (10/3/2022). (Capture Video Sky News)

Baca juga: Sebulan Terjebak di Mariupol, Ibu dan Anak Nekat Kabur dari Kepungan Rusia, Sebut seperti Film Horor

Baca juga: Kondisi Terkini Mariupol, Mayat-mayat Manusia Dimakan Anjing hingga Warga Minum Air Radiator

Dilansir TribunWow.com dari RIA Novosti, Jumat (1/4/2022), dikabarkan Pasukan Republik Rakyat Donetsk menembak jatuh dua dari tiga helikopter Ukraina.

Disebutkan helikopter itu digunakan nasionalis Ukraina untuk melarikan diri dari Mariupol ke wilayah yang dikendalikan oleh Kiev.

Eduard Basurin, perwakilan dari Milisi Rakyat DPR, memberikan keterangan mengenai insiden tersebut di saluran TV Rossiya 1.

"Itu adalah operasi khusus militer, ada keputusan untuk melacak rute dan menembak jatuh bukan pesawat kosong, tetapi berisi orang-orang yang akan dibawa keluar dari sana. Ketika mereka mencoba terbang dari Mariupol, satu dan yang kedua ditembak jatuh oleh Stinger," kata juru bicara departemen tersebut.

Menurut dia, setiap helikopter ada 17 orang, dan hanya dua orang yang selamat.

Satu orang yang masih hidup diketahui adalah seorang pejabat militer Ukraina di bidang intelejen.

"Salah satu yang selamat adalah perwira intelijen militer Kementerian Pertahanan Ukraina, yang sebenarnya tidak mau bicara. Tapi dia terlibat langsung dalam operasi khusus ini, dia masih harus bicara," tegas Basurin.

Dia mengimbau agar helikopter ketiga dapat kembali ke tempat lepas landas ke pelabuhan Mariupol.

Menurut Basurin, empat ribu militan Ukraina sekarang masih bertahan di Mariupol.

Pasukan ini dibagi menjadi tiga kelompok, bagian utama terletak di perusahaan Azovstal, dan dua kelompok lagi berada di bagian tengah kota dan di pelabuhan.

Pada 7 Maret 2022, Alexander Semyonov, wakil komandan batalyon Vostok DPR, mengatakan bahwa militer mengepung Mariupol dan mulai membersihkan daerah-daerah tertentu.

Sekarang unit DPR dan Angkatan Bersenjata Rusia sedang berusaha menduduki kota tersebut.

Baca juga: Gedung Palang Merah Mariupol Diledakkan Rusia, 70 Tenaga Medis dan Wanita Diculik dari Ukraina

Baca juga: Beri Warga Mariupol Waktu untuk Mengungsi, Ini 1 Syarat yang Diminta Putin agar Rusia Setop Serangan

Kondisi Terkini Mariupol

Nasib mengenaskan dialami oleh para penduduk yang mendiami Kota Mariupol, Ukraina.

Tempat mereka tinggal saat ini telah beberapa minggu berada di bawah kepungan pasukan militer Rusia.

Kebutuhan dasar hidup di Mariupol semakin hari semakin menipis bahkan tidak dapat diperoleh.

Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, beberapa waktu yang lalu sempat viral sebuah foto menampilkan warga Mariupol beramai-ramai mengubur jasad manusia di sebuah pemakaman massal.

Jasad para warga dibungkus menggunakan kantong plastik hitam lalu dikubur bersama dengan jenazah lainnya.

Seorang warga Mariupol mengatakan, karena langkanya makanan, warga terpaksa memakan daging anjing liar untuk bertahan hidup.

Warga lain bernama Victoria menyampaikan, ada tiga anak-anak di Mariupol tewas karena dehidrasi.

"Ini abad ke-21, dan anak-anak tewas karena dehidrasi di kota saya, mereka saat ini kelaparan," ungkap Victoria.

Victoria bercerita, dirinya, temannya dan keluarganya saat ini sudah tidak lagi memiliki rumah.

"Warga bersembunyi di basemen tetapi itu tidak menyelamatkan mereka. Mereka (pasukan Rusia) menyerang begitu keras bahkan menghancurkan basemen," jelasnya.

"Mereka (warga Mariupol) tidak memiliki air, beberapa hari lalu kami berkumpul mengumpulkan salju untuk air."

Eks jurnalis ITN, Bill Neely menyampaikan, warga yang kehausan nekat meminum air radiator hingga memakan daging anjing.

Neely menyampaikan aliran air sungai di Mariupol juga tercemar akibat jasad yang membusuk.

Sementara itu anjing-anjing liar memakan jasad manusia yang dibiarkan di jalan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan saat ini ada kira-kira 100 ribu warga Mariupol yang terjebak di sana tak bisa keluar.

Pernyataan ini disampaikan oleh Zelensky pada Selasa (22/3/2022) malam.

Dikutip TribunWow.com dari Sky News, menurut keterangan dari Zelensky ratusan ribu warga Mariupol yang terjebak di dalam kini hidup dalam kondisi tak manusiawi.

"Ada sekira 100 ribu warga di dalam kota (Mariupol), hidup dalam kondisi tak manusiawi, dalam blokade total," kata dia.

"Tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada obat-obatan," ujar Zelensky.

Zelensky juga menyampaikan warga yang terjebak di sana terus berada di bawah serangan dan bombardir pasukan Rusia.

Diketahui Rusia sempat menawarkan memperbolehkan warga di Mariupol untuk pergi ke luar dari zona perang jika mau menyerah namun tawaran tersebut ditolak.

Tetapi ada sejumlah warga Mariupol yang berhasil kabur ke luar.

Dikutip TribunWow.com dari BBC.com, satu di antara mereka adalah Roman Skliarof yang berhasil kabur dari Mariupol di minggu pertama terjadinya invasi Rusia di Ukraina.

Kala itu ia mengaku terpaksa meninggalkan sang nenek di Mariupol karena neneknya tak mau pergi meninggalkan rumah.

Saat ini Roman mengaku tidak bisa mengontak neneknya di Mariupol.

Menurut Roman saat ini di Mariupol tidak ada listrik dan sinyal.

Roman mengaku masih terus berusaha untuk menghubungi neneknya lewat sukarelawan di luar Mariupol.

"Kami harap setelah semua ini berakhir, kami akan kembali pulang untuk menyelamatkannya," ujar Roman.

Penduduk lain yakni Anastasiya berhasil kabur dari Mariupol dengan cara pergi menumpang dengan orang lain.

"Kami mengatakan kami tidak peduli ke mana kami pergi, kami hanya perlu keluar," ujar Anastasiya menceritakan krolonogi dirinya kabur dari Mariupol.

Anastasiya bercerita saat pergi dari Mariupol, ia sempat melewati pos pemeriksaan pasukan Rusia.

Di sana ponsel miliknya diperiksa dan para laki-laki dipaksa untuk melepas pakaian mereka.

Menurut kesaksian Anastasiya, Kota Mariupol terus-terusan dibombardir pasukan Rusia.

"Mustahil untuk pergi ke luar (apartemen)," ujar Anastasiya.

Anastasiya bercerita, satu per satu kebutuhan dasar hidup seperti listrik, suplai air hingga internet susah ditemukan.

Kemudian warga Mariupol mulai menjarah dan menghancurkan toko-toko. (TribunWow.com/Via/Anung)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
MariupolRusiaUkraina
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved