Konflik Rusia Vs Ukraina
Tunjukkan Bukti, Jurnalis Investigasi Bongkar Tempat Persembunyian Putin hingga Menhan Rusia
Seorang jurnalis investigasi membeberkan tempat persembunyian Putin dan pejabat tinggi Rusia di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Tangan kanan Putin itu pun menjawab bahwa kebijakan keamanan Rusia menyatakan bahwa negara itu hanya akan menggunakan senjata nuklir jika keberadaannya terancam.
"Kami memiliki konsep keamanan dalam negeri dan bersifat publik, anda dapat membaca semua alasan penggunaan senjata nuklir. Jadi jika itu adalah ancaman eksistensial bagi negara kami, maka itu (senjata nuklir) dapat digunakan sesuai dengan konsep kami,” ujarnya.
"Tidak ada alasan lain yang disebutkan dalam teks itu."
Dilaporkan, Putin bulan lalu memerintahkan pasukan nuklir Rusia untuk siaga tinggi.
Sejalan dengan perintah tersebut, kementerian pertahanan Rusia mengatakan pada 28 Februari bahwa pasukan rudal nuklirnya dan armada Utara dan Pasifik telah ditempatkan pada posisi tempur.
Baca juga: Kirim Pesan ke AS, Ini Alasan Putin Siagakan Pasukan Nuklir di Tengah Upaya Damai dengan Ukraina
Baca juga: Efek Radiasi Nuklir jika PLTN Zaporizhzhia Ukraina Diledakkan Rusia, dari Kanker hingga Rusaknya DNA
Kekuatan Nuklir Rusia Siaga Satu
Rusia menyiagakan segenap kekuatan militernya, termasuk persenjataan nuklir yang telah disiapkan sejak Senin (28/2/2022).
Kementerian Pertahanan Rusia mengkonfirmasi bahwa pihaknya akan mengerahkan segenap kemampuan dalam krisis melawan Ukraina.
Terlepas dari pembicaraan damai yang sedang diupayakan antara pejabat Rusia dan Ukraina di Belarus.
Dilansir rt.com, Senin (28/2/2022), unit darat Rusia, dilengkapi dengan rudal balistik antarbenua serta kapal dari Armada Utara dan Pasifik, ditempatkan dalam siaga tempur tinggi.
Termasuk Angkatan Laut Rusia yang mengerahkan kapal selam dipersenjatai dengan rudal nuklir.
Kementerian mengatakan langkah itu dilakukan sesuai dengan perintah yang dikeluarkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Minggu (27/2/2022).
Putin menyebut adanya sanksi tidak sah terhadap Rusia dan pernyataan agresif oleh pejabat Barat, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Diketahui, banyak negara, termasuk AS, Inggris, dan negara-negara anggota UE memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia sebagai tanggapan atas invasi ke Ukraina.
Moskow mengklaim bahwa serangan yang diluncurkan pada Kamis (24/2/2022) pagi, diperlukan untuk mempertahankan wilayah Donetsk dan Luhansk, yang memisahkan diri dari Ukraina tak lama setelah kudeta 2014 di Kiev.