Konflik Rusia Vs Ukraina
Ukraina Umumkan Strategi Baru, Makin Nekat untuk Cegah Rusia Bagi 2 Wilayahnya seperti Korea
Ukraina berencana menggunakan taktik yang berbeda setelah sebulan berhadapan dengan pasukan Rusia.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Ukraina berencana menggunakan taktik yang berbeda setelah sebulan berhadapan dengan pasukan Rusia.
Tak seperti sebelumnya, tentara Ukraina akan melakukan hal yang lebih nekat.
Hal ini merupakan upaya untuk mencegah niat Rusia yang diprediksi akan membagi wilayah Ukraina seperti halnya Korea Utara dan Selatan.

Baca juga: Zelensky Akui Tak Mampu Usir Seluruh Tentara Rusia, Santer Kabar Ukraina akan Dibagi 2 seperti Korea
Baca juga: Kibarkan Bendera Putih dan Tak Mau Lanjutkan Perang, Tentara Rusia Ingin Pindah Kubu ke Ukraina
Dilansir TribunWow.com dari Sky News, Minggu (27/3/2022), Kyrylo Budanov, kepala intelijen pertahanan Ukraina, mengatakan mereka akan segera meluncurkan perang gerilya di wilayah yang diduduki Rusia.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan, dia mengatakan Putin menyadari bahwa pihaknya tak bisa menguasai seluruh Ukraina.
Kemungkinan besar, Rusia akan membagi Ukraina di bawah 'Skenario Korea', merujuk pada perpecahan negara tersebut.
"Para penjajah akan mencoba menarik wilayah-wilayah pendudukan ke dalam satu struktur kuasi-negara dan mengadunya dengan Ukraina yang merdeka," ucap Budanov.
Dia mengutip upaya Rusia untuk mendirikan pemerintahan paralel di kota-kota yang diduduki dan upaya untuk melarang orang menggunakan mata uang Ukraina, hryvnia.
Dilansir The Daily Mail, Minggu (27/3/2022), hal ini diperkuat kabar mengenai pihak separatis yang didukung Rusia di wilayah timur Ukraina, Luhansk, akan mengadakan referendum untuk bergabung dengan Rusia dalam waktu dekat.
Leonid Pasechnik, kepala Republik Rakyat Luhansk yang memproklamirkan diri, mengatakan akan mengadakan referendum untuk menjadikan wilayah itu bagian dari Rusia.
"Faktanya, ini adalah upaya untuk menciptakan Korea Utara dan Selatan di Ukraina," ujar Budanov mengacu pada pembagian Korea setelah Perang Dunia Kedua.
Budanov memperkirakan tentara Ukraina akan bisa memukul mundur pasukan Rusia.
Antara lain dengan menggelar perang gerilya untuk merebut kembali kota Ukraina yang diduduki Rusia.
"Selain itu, musim safari gerilya total Ukraina akan segera dimulai. Kemudian akan ada satu skenario relevan yang tersisa untuk Rusia, bagaimana bertahan hidup," seru Budanov.
Ukraina mengatakan bahwa pemungutan suara semacam itu tidak akan memiliki dasar hukum dan justru memicu tanggapan internasional yang lebih kuat.