Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Kasus Rudapaksa Wanita Ukraina oleh Tentara Rusia Meningkat, Pemerintah Kiev Tak Tinggal Diam

Anggota parlemen Ukraina, Maria Mezentseva, mengungkap kasus kekerasan seksual oleh tentara Rusia pada wanita Ukraina.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
Capture YouTube news.com.au
Ilustrasi tentara Rusia. Anggota parlemen Ukraina, Maria Mezentseva, mengungkap kasus kekerasan seksual oleh tentara Rusia pada wanita Ukraina. 

Beberapa hari yang lalu, sebuah video muncul di Telegram dan kemudian Twitter, yang menunjukkan tentara yang ditangkap mengeluarkan segenggam alat kontrasepsi dari sakunya.

Awal pekan ini, jaksa agung Iryna Venediktova mengkonfirmasi ini adalah kasus pemerkosaan resmi pertama oleh seorang tentara Rusia, menyebutnya sebagai 'pelanggaran hukum dan kebiasaan perang'.

"Jaksa wilayah Kyiv telah menetapkan seorang tentara Rusia yang membunuh seorang pria tak bersenjata dan berulang kali memperkosa istrinya," tulisnya di Facebook.

"Di salah satu desa di distrik Brovarsky, pria ini masuk ke rumah pribadi dan menembak pemiliknya."

"Setelah itu, penyusup yang mabuk dan rekan kerjanya berulang kali memperkosa istri warga sipil yang terbunuh, mengancamnya dengan kekerasan dan senjata."

"(Mereka) bahkan mengancam anaknya yang bersama korban."

Venediktova menegaskan pencarian tentara itu sedang berlangsung dan pengadilan telah menerima surat perintah penangkapannya.

Baca juga: Ulangi Kekejaman PD II, Rusia Dituding Sengaja Lakukan Rudapaksa sebagai Strategi Perang di Ukraina

Baca juga: Nasib Malang Gadis Ukraina Diduga menjadi Korban Rudapaksa 2 Pria di Lokasi Pengungsian

Kepala RS Ukraina Perintahkan Kebiri Tentara Rusia

Pemilik rumah sakit di zona perang Ukraina timur telah menginstruksikan dokternya untuk mengebiri tentara Rusia yang ditangkap.

Ia menilai pasukan Rusia sama harkatnya dengan kecoak yang tak pantas diperlakukan seperti layaknya manusia.

Perintah itu dilakukan setelah Ukraina menolak ultimatum dari Rusia yang menuntut untuk menyerahkan Mariupol.

Dilansir TribunWow.com dari Mirror, Senin (21/3/2020), pemilik rumah sakit keliling Gennadiy Druzenko, (49), mengatakan hal tersebut saat diwawancarai saluran TV Ukraina-24.

Ia merupakan seorang dokter dengan jiwa humanis yang tinggi.

Namun setelah penyerangan Rusia yang membabi buta, Druzenko tampaknya berubah pikiran.

"Saya selalu menjadi seorang humanis yang hebat dan mengatakan bahwa jika seorang pria terluka, dia bukan lagi musuh tetapi seorang pasien," kata Druzenko.

Halaman
123
Tags:
RusiaUkrainaKievrudapaksaTentaraVladimir PutinVolodymyr Zelensky
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved