Konflik Rusia Vs Ukraina
Ekspresi Dingin dan Datar Tentara Rusia saat Terima Pujian dan Medali terkait Jasa Invasi di Ukraina
Ekspresi dingin terlihat di seluruh wajah para tentara Rusia saat menerima penghargaan atas jasa mereka di konflik Rusia-Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Ekspresi para tentara tampak dingin walaupun sesekali mereka bertepuk tangan.
Tentara Rusia Ingin Pindah Kubu
Di sisi lain, terus menerus diancam akan ditembak oleh rekan dan komandannya, seorang tentara Rusia bernama Misha memilih untuk kabur dan pergi menyerah ke Ukraina.
Sambil mengibarkan bendera warna putih simbol menyerah, Misha meminta untuk pindah kubu bergabung bersama Ukraina.
Misha mengaku diancam akan ditembak mati oleh komandannya seusai sejumlah rekannya sesama tentara kabur dari medan perang.
Baca juga: Pemerintah AS Klarifikasi Ucapan Biden saat Pidato Bahas Putin, Ini Reaksi Rusia
Baca juga: Berteriak Beri Tahu Tentara Rusia Ada Anak-anak, Pasutri di Ukraina Berakhir Ditembak Mati
Dikutip TribunWow.com dari thesun.co.uk, informasi ini disampaikan oleh Penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina, Viktor Andrusiv.
Berdasarkan penjelasan Andrusiv, tentara Rusia yang menyerah mengaku takut pulang ke Rusia dan tak ingin melanjutkan berperang melawan Ukraina.
Dalam video yang beredar, tampak Misha membawa sebuah tank bertemu dengan orang-orang perwakilan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
"Beberapa hari yang lalu Misha menelepon kita," ujar Andrusiv.
"Kami menyampaikan informasi ini ke intelijen militer."
Setelah itu ditentukan tempat pertemuan Misha dan perwakilan dari Ukraina.
Sebuah drone sebelumnya telah mengecek tempat pertemuan Misha dan perwakilan dari Ukraina dan dipastikan Misha datang sendirian.
Setelah menyerah ke Ukraina, Misha diketahui dihadiahi uang sebesar 7.500 poundsterling atau setara Rp 142 juta.
Ia juga dihadiahi kewarganegaraan Ukraina.
Sementara itu di sisi lain, Yuri Medvedev, seorang komandan tentara Rusia berpangkat kolonel mengalami luka parah di kaki di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina.