Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia dan Ukraina Saling Tuding, Sebut Lawan Gunakan Senjata Kimia Fosfor Putih di Medan Perang
Kiev dan Moskow telah menuduh satu sama lain menggunakan bahan kimia mematikan di medan perang.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Kiev dan Moskow telah menuduh satu sama lain menggunakan bahan kimia mematikan di medan perang.
Menanggapi tuduhan oleh Presiden Volodymyr Zelensky, Rusia membantah penggunaan bom fosfor putih selama serangan ke Ukraina.
Sebaliknya, Kementerian Pertahanan Rusia justru menuduh tentara Ukraina menggunakan senjata terlarang yang sama.

Baca juga: Rusia Sebut Ukraina Telah Tempatkan Senjata Kimia Berbahaya di Sejumlah Lokasi Permukiman
Baca juga: Sempat Diperingatkan Rusia, Kini Kebocoran Bahan Kimia Berbahaya Terjadi di Wilayah Ukraina
Dikutip TribunWow.com dari Russia Today, Sabtu (26/3/2022), bom fosfor putih merupakan amunisi yang menyebabkan luka bakar yang mematikan dan sangat beracun.
Senjata kimia pemusnah massal ini telah dilarang digunakan menurut hukum internasional.
Karenanya, Rusia membantah klaim bahwa pihaknya menggunakan senjata tersebut.
"Rusia tidak pernah melanggar konvensi internasional apa pun," tegas juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada hari Jumat, (25/3/2022).
Vassily Nebenzia, utusan Rusia untuk PBB, juga mengklaim bahwa Moskow telah lama membuang material berbahaya gudang senjata kimianya.
Nebenzia menambahkan bahwa menuduh Moskow menggunakan amunisi kimia di Ukraina adalah tindakan yang memalukan.
Tudingan tersebut dilancarkan Zelensky saat berbicara kepada para pemimpin negara-negara anggota Kelompok Tujuh (G7) pada hari Kamis, (24/3/2022).
Melalui sambungan video, ia menuturkan bahwa pasukan Rusia menggunakan bom fosfor terhadap warga sipil di Ukraina.
Namun, presiden 44 tahun itu tidak memberikan bukti untuk mendukung pernyataannya.
Pejabat Ukraina lainnya diketahui juga telah membuat tuduhan serupa.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim pada bulan Februari bahwa tentara Ukraina menggunakan amunisi fosfor putin secara besar-besaran di luar Kiev.
Senjata kimia berbahaya itu digunakan dalam upaya untuk mengusir serangan Rusia.
Zelensky kemudian mengatakan bahwa negaranya tidak memiliki senjata kimia atau bentuk senjata pemusnah massal lainnya.
Mendukung tudingan itu, Washington dan sekutunya menuduh Moskow bersiap untuk menggunakan senjata kimia di Ukraina.
Namun Rusia telah menolak tuduhan itu, dan membalas bahwa Kiev mungkin merencanakan serangan bendera palsu (false flag) untuk menyalahkan Rusia demi menarik intervensi NATO.
Sementara itu, Rusia telah menerbitkan dokumen yang menunjukkan bahwa AS mendanai penelitian senjata biologis di beberapa laboratorium Ukraina.
Namun, para pejabat Amerika telah menggambarkan klaim Moskow sebagai disinformasi.
Baca juga: Temukan Pemakaman Massal, PBB Ungkap Jumlah Korban Tewas akibat Serangan Rusia di Mariupol
Baca juga: Sempat Dirahasiakan, Rusia Bongkar Jumlah Tentaranya yang Tewas, Prediksi AS dan Ukraina Meleset
Senjata Kimia yang Dimiliki Rusia
Dikutip TribunWow.com dari The Sun, Sabtu (26/3/2022), berikut ini merupakan zat beracun yang dikhawatirkan dimiliki Rusia.
Carfentanil
Carfentanil adalah opioid yang sangat beracun dan mudah didapat, yang diduga telah digunakan sebagai senjata oleh Rusia di masa lalu.
Pada tahun 2002, sekelompok 50 separatis bersenjata dari wilayah Chechnya Rusia menyerbu sebuah teater di Moskow, mengambil 850 sandera.
Selama penyelamatan, tentara pasukan khusus Rusia membanjiri teater dengan bahan kimia, yang dianggap sebagai campuran carfentanil dan zat lain, untuk menaklukkan para teroris.
Namun, gasnya begitu kuat sehingga semua pemberontak yang dipersenjatai dengan bahan peledak, serta 130 sandera, tewas.
Carfenatnil 10 ribu kali lebih kuat daripada morfin dan digunakan sebagai gas yang berasal dari satu tetes kecil.
Menghirup bahan kimia tersebut dapat menyebabkan mati lemas dan gagal napas.
TCDD
TCDD adalah dioksin kimia yang ditemukan di antara bahan-bahan Agen Oranye, bahan kimia yang digunakan oleh Amerika dalam Perang Vietnam.
Baru-baru ini, TCDD digunakan sebagai senjata kimia untuk melawan mantan presiden Ukraina, Viktok Yushchenko.
Yuschenko diracun dengan TCDD pada tahun 2004, ketika ia mencalonkan diri untuk menjadi presiden ketiga.
Pembunuhan yang gagal itu merusak wajahnya dan membuatnya sakit parah, tetapi dia selamat dari upaya itu dan memenangkan pemilihan.
Masih belum ada jawaban pasti mengenai siapa yang berada di balik peracunan tersebut.
Tetapi banyak pihak yang menunjuk ke pejabat Ukraina yang memiliki hubungan dengan Rusia.
Sarin
Senjata kimia juga pernah digunakan dalam perang saudara Suriah, yang terjadi antara loyalis Presiden Suriah Bashar al-Assad dan koalisi pasukan oposisi yang didukung AS.
Pada 2012, setahun setelah konflik dimulai, Presiden Barack Obama memperingatkan Assad bahwa dia akan melewati 'garis merah' jika pernah menggunakan senjata kimia.
Tetapi Assad, salah satu sekutu terdekat Putin, dengan berani melewati batas itu, mengerahkan gudang senjata kimia untuk melawan penduduknya sendiri.
Sarin adalah salah satu agen kimia yang ditempatkan di Suriah.
Secara resmi senjata pemusnah massal Sarin adalah zat perusak saraf yang menyebabkan korban mengeluarkan busa dari mulut dan hidung mereka.
Bahkan dosis kecil dapat menyebabkan mati lemas dalam sepuluh menit setelah terpapar.
Gas Mustard
Gas yang dikenal sebagai mustard belerang ini paling sering dikaitkan dengan Perang Dunia Pertama.
Meskipun sering digambarkan sebagai gas, bahan kimia tersebut sebenarnya disebarkan dalam bentuk uap tetesan halus yang menyerang kulit, menyebabkan luka bakar yang parah.
Gas mustard juga diduga digunakan selama perang saudara Suriah, dengan media pemerintah Suriah mengklaim bahwa ISIS menggunakannya dalam pertempuran melawan tentara Suriah di kota Deir ez-Zor.
Namun senjata terlarang itu juga ditemukan ditimbun oleh tentara Suriah.
Rusia yang setuju untuk bernegosiasi dengan Assad, menghancurkan persediaan senjata kimia ilegal Suriah.
Selama proses dekomisioning, pejabat AS menemukan sekitar 1.300 ton gas mustard, membuktikan bahwa senjata berusia seabad itu masih beredar meskipun ada larangan PBB.
Venomous Agent X (Agen Berbisa X)
Singkatan dari Venomous Agent X, VX adalah agen perusak saraf lain yang ditemukan selama penghancuran stok senjata kimia di Suriah.
Agen perusak saraf adalah yang paling beracun dan bekerja cepat dari semua senjata kimia.
Senjata ini bekerja dengan mengganggu sinyal yang dikirim ke organ internal kita, menyebabkan kematian akibat serangan jantung atau mati lemas dalam beberapa menit setelah terpapar.
VX dianggap sebagai yang paling kuat dan persisten dari semua agen perusak saraf, dan kurang dari 0,5 mg VX sudah cukup untuk membunuh orang dewasa.
Rusia secara resmi pernah membongkar persediaan rudal VX pada tahun 2017.
Fosfor Putih
Rusia telah dituduh menggunakan bom fosfor putih di Ukraina.
Rekaman menunjukkan benda yang diduga sebagai fosfor putih terbakar hebat di tanah di timur kota Kramatorsk.
Fosfor putih menyebabkan cedera dan kematian dengan membakar jauh ke dalam jaringan organ jika terhirup sebagai asap atau tertelan.
Amunisi fosfor tidak dilarang secara langsung, dan bahan kimia ini biasanya digunakan dalam granat asap dan peluru pelacak.
Novichok
Senjata kimia Rusia menjadi berita utama di Inggris pada tahun 2018, ketika mata-mata Rusia meracuni mantan agen KGB Sergei Skripal di Salisbury.
Agen ganda dan putrinya itu diracun dengan Novichok, agen saraf kelas militer.
Keduanya dirawat di rumah sakit tetapi selamat.
Rusia membantah bertanggung jawab atas serangan itu tetapi pemerintah Inggris menyalahkan rezim Putin.
Agen saraf yang sama, yang dianggap paling mematikan yang pernah dibuat, digunakan untuk meracuni tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny dua tahun kemudian.
Polonium 210
Upaya pembunuhan Salisbury didahului oleh serangan Rusia lainnya di tanah Inggris.
Pada tahun 2006, mata-mata Inggris Alexander Litvinenko, seorang pembelot dari Rusia, tiba-tiba jatuh sakit.
Kritikus Putin dirawat di rumah sakit dan meninggal tiga minggu kemudian.
Diperkirakan dia dibunuh oleh Polonium 210, zat radioaktif yang dimasukkan ke tehnya oleh agen Rusia. (TribunWow.com)