Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Tentara Rusia Ngaku Dibuntuti Pasukan Eksekutor, akan Ditembak Mati jika Kabur dari Ukraina

Seorang tentara Rusia yang menyerah kepada pasukan Ukraina mengaku para tentara Rusia yang kabur dari medan perang akan ditembak mati.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
YouTube CGTN
Momen pasukan militer Rusia membagikan bantuan kemanusiaan pada warga sipil di Kharkiv, Ukraina, pada 16 Maret 2022. 

TRIBUNWOW.COM - Layanan keamanan sekaligus lembaga penegak hukum Ukraina atau Sluzhba Bezpeky Ukrayiny (SBU) mengaku telah berhasil mengorek sejumlah informasi setelah menangkap beberapa tentara Rusia.

Satu informasi yang berhasil diketahui adalah para tentara Rusia ternyata diancam akan dibunuh jika mau melarikan diri dari medan perang di Ukraina.

Seorang tentara Rusia yang ditahan oleh pemerintah Ukraina mengaku para tentara Rusia selalu diikuti oleh pasukan eksekutor yang siap membunuh jika ada tentara Rusia yang desersi.

Baca juga: Rusia Klaim Invasi di Ukraina Berjalan Sesuai Rencana: Putin Ingin Dunia Mendengarkan

Baca juga: Wanita Lansia di Ukraina Disebut Jadi Korban Rudapaksa para Tentara Rusia

Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, seorang komandan tank Rusia bahkan menyerah di hadapan pasukan Ukraina dan menyatakan ingin membelot.

Tentara Rusia tersebut mengaku akan ditembak mati jika pulang ke negaranya sendiri.

Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Victor Andrusiv menjelaskan, kru tank komandan yang menyerah tersebut telah kabur ke rumahnya masing-masing.

"Dia tidak bisa pulang ke rumah karena atasannya mengatakan akan menembaknya dan mengatakan dia telah gugur di medan perang," ujar Andrusiv.

Menurut keterangan Andrusiv, komandan yang menyerah itu mengaku logistik pasukan Rusia semakin menipis dan moral pasukan kian menurun.

Andrusiv menyampaikan, para tentara Rusia yang membelot akan diberikan 10 ribu dollar AS plus diberikan tempat tinggal lengkap dengan televisi, telepon, dapur dan kamar mandi.

Mendagri Ukraina, Densy Monastrysky menyampaikan ada banyak kasus tentara Rusia menyerah secara sukarela.

Di sisi lain, sejumlah tentara Rusia yang telah ditangkap di Ukraina memberikan pengakuan mereka muak atas pimpinan mereka Presiden Rusia Vladimir Putin.

Para tentara Rusia tersebut juga mengancam sekembalinya dari Ukraina mereka siap untuk melawan balik Putin.

Dikutip TribunWow.com, informasi ini diberitakan oleh media asal Inggris Thesun.co.uk.

Tentara Rusia mengecam instruksi komandan mereka terkait serangan di rumah sakit bersalin di Mariupol, Ukraina.

Seorang tentara pengintai Rusia memperingatkan akan bangkit melawan pemerintahannya jika nanti ia kembali dari Ukraina ke Rusia.

"Saya ingin memberitahu komandan kami untuk menyetop aksi teror di Ukraina karena ketika kita kembali kita akan bangkit melawan," ujar dia.

Tentara lainnya juga menyampaikan banyak tentara Rusia yang geram dan siap melawan balik pemerintahan.

Seorang pilot pesawat tempur Rusia, Maxim merasa sangat bersalah karena negaranya telah menyerang rumah bersalin.

"Saya tidak tahu apa yang bisa menjustifikasi, tangisan anak kecil atau leibh buruk kematian orang-orang tak bersalah, anak-anak," ujar Maxim.

Maxim meyakini banyak tentara Rusia lain yang kecewa atas instruksi dari atasan emreka.

"Mereka melawan hal ini," ujar Maxim.

"Mereka memiliki banyak kenalan dan teman (di Ukraina), dan mereka diberitahu ini adalah operasi lokal di Donbass, bukan serangan ke seluruh negara," sambungnya.

Putin Sebut Sampah dan Pengkhianat

Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan tindakan represif untuk mengatasi berkembangnya sentimen anti-perang yang digaungkan warganya sendiri.

Ia menyerukan istilah 'pemurnian diri' untuk membersihkan negaranya dari siapa pun yang mempertanyakan keputusan pemerintah untuk menginvasi Ukraina.

Presiden 69 tahun tersebut bahkan menyebut warga Rusia yang anti-perang sebagai sampah dan pengkhianat negara.

Baca juga: Jurnalis Rusia Diinterogasi 14 Jam Tanpa Tidur Gegara Protes di Stasiun TV Milik Pemerintah

Baca juga: Didenda Rp 4 Juta, Ini Nasib Jurnalis Rusia yang Protes Tolak Perang saat Siaran Langsung

Dilansir TribunWow.com dari Aljazeera, Kamis (14/3/2022), Putin tampil di televisi sehari sebelumnya untuk mengecam warga Rusia yang tidak mendukungnya.

Ia justru menyalahkan negara-negara NATO yang disebut menggunakan penghasut untuk membangkitkan oposisi terhadap perang.

Pernyataan ini dibuat menyusul tindakan berani jurnalis Marina Ovsyannikova yang telah menyabotase saluran TV pemerintah saat siaran langsung.

"Orang-orang Rusia akan selalu dapat membedakan patriot sejati dari sampah dan pengkhianat, dan akan memuntahkannya seperti nyamuk yang secara tidak sengaja terbang ke mulut mereka," tegas Putin.

"Saya yakin bahwa pemurnian diri masyarakat yang alami dan perlu seperti itu hanya akan memperkuat negara kita."

Dia mengatakan Barat menggunakan pengkhianat Rusia untuk menciptakan kerusuhan sipil.

"Dan hanya ada satu tujuan, saya sudah mengatakannya, kehancuran Rusia," ucap Putin.

Pidato tersebut tampaknya menjadi peringatan bahwa pemerintahan Putin yang otoriter dapat tumbuh lebih represif.

Sejak invasi ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022), pemerintah Rusia telah membatasi masyarakatnya dari segala akses ke media sosial dan berita internasional.

Selain itu, penegak hukum Rusia mengumumkan kasus kriminal pertama berdasarkan undang-undang baru mengenai larangan penyebaran informasi yang dianggap palsu tentang perang Ukraina.

Beberapa orang warga Rusia telah didakwa dengan ancaman hukuman hingga 15 tahun penjara.

Satu di antaranya adalah Veronika Belotserkovskaya, seorang penulis buku masak dan blogger berbahasa Rusia yang tinggal di luar negeri.

Adapun semenjak Putin memerintahkan invasi ke Ukraina, kelompok pemantau independen OVD-Info melaporkan lebih dari 14.000 penangkapan telah terjadi.

Dari jumlah tersebut, lebih dari 170 orang ditahan oleh pemerintah lantaran melakukan protes terhadap invasi terkait.

(TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr Zelensky
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved