Konflik Rusia Vs Ukraina
Sadap Telepon Pasukan Rusia, Ada Tentara Mengeluh Harus Bepergian Bersama Mayat
Badan intelijen Ukraina sempat menyadap percakapan para tentara Rusia di Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Peskov menegaskan tidak ada yang menargetkan operasi militer ini akan berhasil hanya dalam hitungan beberapa hari saja.
Peskov kemudian menerangkan awal diambilnya kebijakan operasi militer ini berawal ketika Ukraina hendak menyerang Republik Donetsk dan Lugansk yang melepaskan diri dari Ukraina.
Menurut keterangan Peskov tidak ada negara yang mencoba menghentikan Ukraina agar tidak menyerang Republik Donetsk dan Lugansk.
"Presiden Putin ingin membuat dunia mendengar dan memahami apa yang jadi kekhawatiran kami (Rusia)," ujar Peskov.
"Kami telah mencoba untuk menyampaikan kekhawatiran kami kepada dunia, pertama kepada Eropa, kepada Amerika Serikat (AS), namun tidak ada yang mau mendengarkan kita," katanya.
Peskov mengatakan, maka dari itu diluncurkan operasi militer spesial untuk membasmi keberadaan pasukan anti Rusia yang berbatasan langsung dengan Rusia.
Putin berdalih dirinya melakukan operasi militer spesial atas permintaan Kepala Republik Donbass, lalu untuk melakukan demiliterisasi dan denazifikasi di Ukraina, bukan untuk mengokupasi.
Tentara Rusia Diberitakan Sengaja Lukai Diri Sendiri
Di sisi lain, sejumlah tentara Rusia diberitakan telah menembaki dirinya sendiri agar bisa berhenti perang di Ukraina.
Agar tidak dicurigai telah melukai diri sendiri, para tentara Rusia tersebut menggunakan amunisi tentara Ukraina.
Dikutip TribunWow.com dari media asal Inggris Thesun.co.uk, hal ini disebut terjadi karena turunnya moral tentara Rusia yang telah dipaksa membunuh warga sipil.
Media asal Belarus yakni NEXTA sempat menangkap pembicaraan antara tentera Rusia.
Di dalam percakapan tentara Rusia tersebut, seorang tentara Rusia mengaku sedang ketakutan.
Mereka juga mengakui mencuri makanan, membobol rumah dan membunuh warga sipil.
Sebelumnya, sejumlah tentara Rusia yang telah ditangkap di Ukraina memberikan pengakuan mereka muak atas pimpinan mereka Presiden Rusia Vladimir Putin.