Konflik Rusia Vs Ukraina
Hacker Anonymous Kembali Ancam Rusia, Ultimatum Nestle hingga Burger King yang Beroperasi di Moskow
Organisasi peretas Anonymous memperingatkan sejumlah perusahaan yang masih beroperasi di Rusia untuk menarik diri.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Anonymous telah membocorkan ribuan dokumen rahasia untuk mengungkap rincian rencana Putin untuk menaklukkan Ukraina dan merusak upaya propaganda domestik Kremlin.
Tapi sekarang, para peretas mengalihkan perhatian mereka ke perusahaan besar yang belum menghentikan operasi mereka di Rusia di tengah perang.
Baca juga: Perintahkan Kebiri Tentara Rusia yang Tertangkap, Kepala RS Ukraina Anggap sebagai Kecoak
Baca juga: 4 Alasan Rusia Terobsesi Kuasai Mariupol, Disebut akan Jadi Pukulan Berat bagi Ukraina
Putin Diserbu Hacker Anonymous
Kelompok hacker bernama Anonymous telah mendeklarasikan perang cyber/siber terhadap Rusia.
Deklarasi ini diumumkan pada hari Jumat (25/2/2022) atau satu hari seusai Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer spesial terhadap Ukraina pada Kamis (24/2/2022).
Sebuah akun media sosial yang mengatasnamakan Anonymous menyatakan para hacker yang tergabung di bawah Anonymous kini akan menyerang pemerintahan Rusia.
Diberitakan oleh media Rusia RT.com, sejumlah website milik pemerintahan Rusia telah menjadi korban.
Website tersebut mengalami gangguan untuk diakses hingga terpaksa harus dimatikan atau offline karena serangan para hacker.
Situs yang telah menjadi korban serangan para hacker di antaranya adalah situs milik pemerintah Rusia, situs milik Kementerian Pertahanan Rusia hingga kantor berita Rusia Today (RT.com).
Dulu sebelum menyerang Rusia, grup hacker Anonymous juga pernah menyerang intelijen Amerika Serikat yakni Central Inteligence Agency (CIA).
Sementara itu, terkait kebijakan Putin melakukan invasi, ternyata tidak semua masyarakat di Rusia setuju.
Fakta ini disampaikan oleh Dubes RI untuk Rusia, Jose Tavares dalam acara Breaking News tvOne, Jumat (25/2/2022).
Jose menjelaskan bahwa saat ini masyarakat di Rusia terbagi menjadi dua kubu.
"Sebagian besar mendukung pemerintahnya, terutama masuknya militer atau special military operation di Donbas," jelas Jose.
"Namun ada juga masyarakat yang menentang kalau serangannya itu sampai meluas ke wilayah Ukraina lainnya."